Aksi Kamisan adalah Bukti Kegagalan Pemerintah Menegakkan HAM

Minggu, 12 Januari 2025 08:23 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Ibu Maria dalam Aksi Kamisan
Iklan

Aksi Kamisan di depan istana negara adalah perwakilan dari mereka yang menderita selama belasan tahun karena ketidak-adilan yang ditimpakan atas mereka.\xa0

***

Aksi Kamisan adalah demonstrasi damai yang dipelopori oleh Ibu Maria Catarina Sumarsih (ibu dari salah satu korban reformasi 1998-almarhum Bernardus Realino Norma Irmawan), Ibu Suciwati yang adalah istri dari almarhum Munir Said Thalib yang tewas terbunuh dalam penerbangannya menuju Belanda didalam pesawat Garuda, dan Bapak Bedjo Untung yang merupakan korban kasus PKI 1965. Bersama, mereka mewakili kasus-kasus HAM berat yang belum kunjung mendapat penyelesaian dari pemerintah. Demonstrasi damai ini dimulai sejak hari Kamis/18 Januari 2007. Minggu depan, Aksi Kamisan genap berusia 18 tahun.

Beberapa kali saya menonton film kisah nyata The Trial of the Chicago 7 yang menceritakan keberanian delapan orang aktivis hak-hak sipil Amerika yang menggerakkan massa lewat demonstrasi anti Perang Vietnam pada Agustus 1968. Mereka didakwa bersalah telah menciptakan kerisauan nasional karena adanya korban-korban dari bentrokan yang terjadi antara polisi dan para demonstran.

Delapan aktivis tersebut harus melewati hari-hari persidangan yang sangat panjang. Pada akhir film, Tom Hayden, yang melanjutkan baktinya untuk memperjuangkan hak-hak sipil sebagai senator terpilih beberapa periode, mewakili semua untuk menyatakan pembelaan dengan membacakan hampir 5,000 nama tentara yang mati akibat Perang Vietnam. Beberapa diantaranya berusia baru 18 tahun.

Lalu ada sebuah film kisah nyata lain berjudul The Post, yang mengisahkan perang antara wartawan dan pemerintah lewat diterbitkannya Pentagon Papers oleh The Washington Post pada tahun 1971. Dokumen rahasia rahasia ini tentang peran pemerintah Amerika Serikat di Indochina sejak WWII termasuk dalam Perang Vietnam yang berlangsung selama hampir 20 tahun (1 November 1955-30 April 1975). Tercatat hampir sekitar 59 ribu tentara Amerika yang mati dalam Perang Vietnam.

Kedua gerakan perubahan sosial tersebut tidak langsung membuat pemerintah Amerika berhenti untuk mengirimkan jiwa-jiwa ke Perang Vietnam.

Tujuan dibentuknya negara Indonesia telah dicatat dalam Pembukaan UUD 1945 para ke-4 yang berbunyi “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…”.

Namun dalam penyelenggaraannya, para abdi negara yang dipercayakan dengan posisi sesuai fungsi menurut teori pemisahan kekuasaan yaitu Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif tidak melakukan seperti yang dimaksud tentang tujuan negara sebagaimana tertulis legal pada Pembukaan UUD 1945 para-4 tadi, melindungi-memajukan kesejahteraan-mencerdaskan kehidupan bangsa. Jika tiga fungsi internal ini tidak bisa dicapai, sudah pasti berkarya dalam kancah internasional dalam hal berpartisipasi untuk mencapai ketertiban dunia menjadi hil yang mustahal, menggunakan istilah Asmuni salah satu tokoh senior Srimulat.

Perhatikan dulu rumahmu, sebelum engkau memperhatikan rumah orang lain.

Aksi Kamisan yang dilakukan setiap hari Kamis di depan Istana Negara, kelihatannya dianggap sebagai parade kegiatan mingguan yang tidak memiliki arti. Padahal sesungguhnya ada tiga jiwa perwakilan yang menderita kesedihan dan merana selama belasan bahkan puluhan tahun yang tangisan tanpa airmata mereka terus keluar dari dalam hati karena ketidak-adilan yang ditimpakan atas mereka oleh hasil keputusan para pengelola negara yang fungsi dan tugasnya dipercayakan oleh rakyat dengan pembiayaan bersama. Apa namanya ini kalau bukan kegagalan?

Ibu Maria mungkin memiliki beberapa cucu dari almarhum Wawan. Ibu Suciwati tetap memiliki suami sebagai teman berdiskusi dalam membesarkan anak-anak mereka dan pemenuhan akan kebutuhan-kebutuhan hidup, dan anak-anak memiliki ayah untuk memberi mereka pandangan-perlindungan-tuntunan akan banyak hal tentang kehidupan. Sebuah keluarga yang utuh ada ayah-ibu dan anak-anak.

Bapak Bedjo tidak melewati proses penghinaan atas tuduhan sebagai PKI. Jikalaupun mati, tentu harapan dari Ibu Maria dan Ibu Suciwati adalah mati secara normal dan alami, bukan karena perenggutan paksa nyawa dari orang yang mereka kasihi dan yang mereka taruhkan harapan untuk bersama mengarungi hidup dalam jangka waktu yang lebih lama.

Hanya Tuhan yang tahu, bagaimana ke depan seharusnya para almarhum yang dicabut nyawanya oleh sesamanya manusia seharusnya mampu berperan besar bagi keluarga masing-masing dan masyarakat sekitar mereka. Tetapi kesempatan ini sudah dirampas paksa. Sudah ditutup paksa. Disudahi paksa. Nyawa mereka sudah dicabut, tetapi bukan oleh Tuhan. Apa namanya ini kalau bukan pembunuhan?

Pertanyaan sama bagi para tentara Amerika yang mati di Perang Vietnam. Seharusnya banyak dari mereka mungkin masih menikmati hidup bersama orang-orang yang mereka cintai dan kasihi.

Deklarasi Universal Hak-Hak Azasi Manusia

Pasal 1 - Semua manusia dilahirkan bebas dan mempunyai martabat dan hak yang sama. Mereka diberkahi dengan akal dan hati nurani dan hendaknya bertindak satu sama lain dalam semangat persaudaraan.

Pasal 3 - Setiap orang berhak atas kehidupan, kebebasan dan keamanan pribadi.

Pasal 5 - Tidak seorang pun boleh menjadi sasaran penyiksaan atau perlakuan atau hukuman yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia.

Pasal 6 - Setiap orang mempunyai hak untuk diakui dimanapun sebagai pribadi dihadapan hukum.

Pasal 8 - Setiap orang mempunyai hak atas penyelesaian yang efektif oleh pengadilan nasional yang berwenang atas tindakan-tindakan yang melanggar hak-hak dasar yang diberikan kepadanya oleh konstitusi atau undang-undang.

Pasal 9 - Tidak seorang pun boleh ditangkap, ditahan atau diasingkan secara sewenang-wenang.

Dan seterusnya…

"Homo homini socius", kata Seneca. "Tidak. Homo homini lupus", kata Thomas Hobbes.

Memorial buat adikku Josie Martua Mogang Pandiangan. Until we meet again, Tulang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagikan Artikel Ini
img-content
Violeta Pandiangan

Penulis Indonesiana | HUPOMONE | May you be healed from things no one ever apologized for | May you win all the silent battles you dont talk about

1 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler