Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya, ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Perburuan Pablo Escobar: Fakta di Balik Serial Narcos dan Peran DEA

Rabu, 26 Februari 2025 20:19 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Nonton Netflix
Iklan

Perburuan Pablo Escobar: Kisah nyata di balik Narcos, strategi DEA, kontroversi Los Pepes, dan fakta yang tak terungkap di layar!

Kisah perburuan Pablo Escobar, raja narkoba asal Kolombia, telah menjadi legenda dalam dunia kejahatan internasional. Netflix mengangkat kisah ini dalam serial Narcos, dengan plot yang menggambarkan bagaimana agen khusus DEA (Drug Enforcement Administration), Steve Murphy dan Javier Peña, membantu pemerintah Kolombia untuk menumbangkan salah satu penjahat paling berbahaya dalam sejarah dunia.

Akan tetapi, sejauh mana kisah dalam serial itu sesuai dengan kenyataan?

Realitas vs. Fiksi dalam Serial Narcos

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Murphy dan Peña adalah tokoh nyata yang berperan langsung dalam misi DEA yang berkaitan dengan pencarian Pablo Escobar. Mereka menghabiskan 18 bulan terakhir sebelum kematian Escobar untuk tinggal di pangkalan polisi nasional Kolombia di Medellín demi keselamatan mereka sendiri. Pablo Escobar, yang dikenal sebagai penguasa Kartel Medellín, bahkan menawarkan hadiah sebesar $300.000 bagi siapa saja yang bisa membunuh mereka.

Meski begitu, di dalam serial Narcos, banyak kebebasan artistik yang diambil demi kepentingan narasi yang lebih dramatis. Salah satu contohnya adalah kisah tentang istri Murphy yang dalam serial diceritakan melarikan diri ke Miami karena terdapat ancaman Escobar, padahal kenyataannya dia tetap tinggal di Bogotá.

Peña juga mengakui bahwa dirinya tanpa sadar telah bekerja sama dengan seorang pemimpin kelompok death squad (Los Pepes) dalam upaya menangkap Escobar. Meskipun demikian, dirinya jelas membantah klaim bahwa Escobar pernah bertemu dengan Joaquín “El Chapo” Guzmán di Kolombia, sebuah mitos yang sering beredar di kalangan publik.

Mantan agen Federal Drug Enforcement Administration Javier Peña (kiri) dan Steve Murphy pada tahun 1992 di Kolombia.

Teknologi dan Strategi dalam Menjatuhkan Escobar

Dalam perburuan Escobar, teknologi memainkan peran penting. Salah satu metode yang digunakan oleh DEA adalah program Centra Spike, yakni teknologi canggih yang memungkinkan mereka untuk menyadap komunikasi Escobar dan mengidentifikasi frekuensi radio baru yang digunakan oleh kelompoknya.

Kendati cukup membantu, informasi krusial yang mengarah pada jatuhnya Escobar ternyata bukan dari teknologi ini. Kejatuhan Escobar nyatanya disebabkan oleh seorang informan yang memberikan frekuensi kepada Peña tentang komunikasi terakhir Escobar.

Kontroversi Seputar Search Bloc dan Los Pepes

Kelompok Search Bloc yang dibentuk oleh pemerintah Kolombia untuk memburu Escobar sering kali dituduh melanggar hak asasi manusia. Dalam serial Narcos, hubungan Murphy dan Peña dengan Search Bloc serta kelompok vigilante Los Pepes digambarkan penuh dengan dinamika ketegangan.

Los Pepes, yang dikenal karena metodenya yang brutal dalam memburu anggota Kartel Medellín, diyakini memiliki keterkaitan dengan Search Bloc. Peña sendiri sempat dituduh oleh sebuah media di Miami pada tahun 2000 memiliki hubungan dengan kelompok Los Pepes, tetapi ia menegaskan bahwa berita tersebut memiliki judul yang menyesatkan.

Warisan Perburuan Escobar

Setelah Escobar tewas pada tahun 1993, Medellín perlahan berubah. Kota yang dulunya dikenal sebagai salah satu tempat paling berbahaya di dunia, kini berkembang menjadi destinasi wisata.

Meskipun demikian, Murphy dan Peña merasa kecewa karena masih ada sebagian masyarakat yang memandang Escobar sebagai semacam “pahlawan rakyat”, padahal ribuan nyawa tak berdosa telah melayang akibat aksi-aksinya.

Pada masa sekarang, kedua mantan agen DEA ini berkeliling dunia untuk membagikan pengalaman mereka dalam misi memburu Escobar, termasuk dalam acara “Capturing Pablo” yang pada tahun 2022 digelar di Chicago.

Kisah mereka menjadi pengingat bahwa di balik kejayaan serial Netflix, ada realitas pahit tentang peperangan melawan narkoba yang masih berlangsung hingga hari ini.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan

Lulusan Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta|Adil sejak dalam pikiran...

2 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler