Hamas: Sejarah, Peran, dan Kontroversi di Timur Tengah

Kamis, 6 Maret 2025 18:11 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Militan Hamas menghadiri pemakaman Marwan Issa, wakil komandan militer senior Hamas yang tewas dalam serangan udara Israel selama konflik antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza tengah, 7 Februari 2025.
Iklan

Piagam Hamas, yang diterbitkan pada 1988, menegaskan komitmennya terhadap perlawanan bersenjata dan penolakan terhadap keberadaan Israel.

***

Hamas, atau Harakat al-Muqawama al-Islamiyya (Gerakan Perlawanan Islam), adalah salah satu organisasi paling berpengaruh dan kontroversial di Timur Tengah. Sejak didirikan pada 1987, Hamas telah menjadi aktor utama dalam konflik Israel-Palestina, baik sebagai kekuatan politik maupun militer. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejarah Berdirinya Hamas
Hamas didirikan pada Desember 1987, selama Intifada Pertama (perlawanan rakyat Palestina terhadap pendudukan Israel). Organisasi ini lahir sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin (Persaudaraan Muslim) di Mesir, dengan tujuan utama melawan pendudukan Israel dan mendirikan negara Palestina yang merdeka.

Pendiri Hamas, termasuk Syeikh Ahmed Yassin, Abdul Aziz al-Rantisi, dan Mahmoud Zahar, menggabungkan ideologi Islam dengan perjuangan nasionalis Palestina. Piagam Hamas, yang diterbitkan pada 1988, menegaskan komitmennya terhadap perlawanan bersenjata dan penolakan terhadap keberadaan Israel. Piagam ini juga menyerukan pendirian negara Islam di seluruh wilayah Palestina, yang mencakup Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.

Struktur Organisasi Hamas
Hamas memiliki struktur yang kompleks, terdiri dari beberapa sayap yang menjalankan fungsi berbeda:

  1. Sayap Politik:

    • Bertanggung jawab atas administrasi pemerintahan dan hubungan internasional.

    • Memenangkan pemilihan legislatif Palestina pada 2006, mengalahkan Fatah, partai yang dominan saat itu.

    • Menguasai Jalur Gaza sejak 2007 setelah konflik bersenjata dengan Fatah.

  2. Sayap Militer (Brigade Izzuddin al-Qassam):

    • Bertugas melancarkan serangan terhadap Israel, termasuk serangan roket, operasi penyusupan, dan perang gerilya.

    • Memiliki jaringan teritorial yang kuat di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

  3. Sayap Sosial:

    • Menyediakan layanan sosial, pendidikan, dan kesehatan untuk warga Palestina.

    • Membangun sekolah, rumah sakit, dan program bantuan kemanusiaan, yang membantu memperkuat dukungan masyarakat.

Peran Hamas dalam Konflik Israel-Palestina
Hamas memainkan peran sentral dalam konflik Israel-Palestina, baik sebagai kekuatan politik maupun militer. Beberapa peran utamanya meliputi:

  1. Perlawanan terhadap Israel:

    • Hamas menolak mengakui keberadaan Israel dan berkomitmen untuk melanjutkan perlawanan bersenjata.

    • Serangan roket dan operasi militer yang dilancarkan Hamas sering memicu respons keras dari Israel, seperti operasi militer dan blokade.

  2. Penguasaan Jalur Gaza:

    • Sejak 2007, Hamas menguasai Jalur Gaza setelah mengalahkan Fatah dalam pertempuran internal.

    • Penguasaan ini menyebabkan blokade Israel dan Mesir terhadap Gaza, yang membatasi pergerakan barang dan orang.

  3. Pengaruh Regional:

    • Hamas mendapatkan dukungan dari negara-negara seperti Iran, Turki, dan Qatar, yang memberikan bantuan finansial dan militer.

    • Hubungan ini memperumit dinamika politik di Timur Tengah, terutama dalam konteks persaingan antara Iran dan Arab Saudi.

Kontroversi dan Tantangan yang Dihadapi Hamas
Hamas sering menjadi sorotan internasional karena metode perlawanannya yang dianggap kontroversial. Beberapa isu utama meliputi:

  1. Serangan terhadap Warga Sipil:

    • Hamas dituduh melakukan serangan yang mengakibatkan korban sipil Israel, yang dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional.

    • Israel dan beberapa negara Barat menyebut Hamas sebagai organisasi teroris.

  2. Status Internasional:

    • Amerika Serikat, Uni Eropa, dan beberapa negara lain mengklasifikasikan Hamas sebagai organisasi teroris.

    • Namun, banyak negara di dunia Islam dan Global South melihat Hamas sebagai gerakan perlawanan yang sah.

  3. Konflik Internal dengan Fatah:

    • Persaingan antara Hamas dan Fatah telah menyebabkan perpecahan di tubuh Palestina.

    • Upaya rekonsiliasi antara kedua pihak sering gagal, memperlemah posisi Palestina dalam perundingan dengan Israel.

  4. Blokade Gaza:

    • Blokade Israel dan Mesir terhadap Gaza telah menyebabkan krisis kemanusiaan, dengan tingkat pengangguran dan kemiskinan yang tinggi.

    • Hamas dituduh menggunakan sumber daya untuk kepentingan militer daripada kesejahteraan rakyat.

Dampak Hamas terhadap Dinamika Regional dan Internasional
Hamas tidak hanya memengaruhi konflik Israel-Palestina, tetapi juga dinamika politik di Timur Tengah dan dunia internasional. Beberapa dampaknya meliputi:

  1. Polarisasi Politik Timur Tengah:

    • Dukungan Iran dan Turki terhadap Hamas memperuncing persaingan antara blok pro-Iran dan blok pro-Arab Saudi.

    • Negara-negara seperti Mesir dan Uni Emirat Arab memandang Hamas sebagai ancaman terhadap stabilitas regional.

  2. Isu Kemanusiaan di Gaza:

    • Blokade dan konflik berkala telah menyebabkan penderitaan warga sipil di Gaza.

    • Organisasi internasional seperti PBB dan Amnesty International sering mengkritik kedua belah pihak, Hamas dan Israel, atas pelanggaran hak asasi manusia.

  3. Pengaruh terhadap Proses Perdamaian:

    • Keberadaan Hamas memperumit upaya perdamaian antara Israel dan Palestina.

    • Israel menolak berunding dengan Hamas karena dianggap sebagai organisasi teroris, sementara Hamas menolak mengakui Israel.

Masa Depan Hamas
Masa depan Hamas tetap tidak pasti dan dipengaruhi oleh berbagai faktor:

  1. Rekonsiliasi dengan Fatah:

    • Upaya menyatukan Hamas dan Fatah bisa memperkuat posisi Palestina dalam perundingan dengan Israel.

    • Namun, perbedaan ideologi dan kepentingan membuat rekonsiliasi sulit tercapai.

  2. Tekanan Internasional:

    • Hamas terus menghadapi tekanan dari negara-negara Barat dan sekutu Israel.

    • Namun, dukungan dari negara-negara seperti Iran dan Turki memberikan ruang gerak bagi Hamas.

  3. Perubahan Dinamika Regional:

    • Normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab, seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain, bisa mengisolasi Hamas.

    • Di sisi lain, konflik regional seperti persaingan Iran-Arab Saudi bisa memberikan peluang bagi Hamas untuk memperkuat posisinya.


Hamas adalah organisasi yang kompleks dan kontroversial, dengan peran penting dalam konflik Israel-Palestina. Meskipun dianggap sebagai pahlawan oleh sebagian warga Palestina, metode perlawanannya dan dampaknya terhadap warga sipil sering dikritik oleh komunitas internasional. Memahami sejarah, struktur, dan dinamika Hamas penting untuk melihat gambaran lengkap konflik yang telah berlangsung puluhan tahun ini.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Harrist Riansyah

Penulis Indonesiana

80 Pengikut

img-content

Strategi Pertumbuhan Konglomerat

Senin, 25 Agustus 2025 08:46 WIB
img-content

Riwayat Pinjaman Anda dalam BI Checking

Kamis, 21 Agustus 2025 22:45 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler