Industri Media Indonesia Terlalu Bergantung pada Iklan! Mampukah Bertahan?
Sabtu, 3 Mei 2025 19:06 WIB
TV, koran, media digital - semua masih hidup dari iklan. Tapi dunia berubah. Bisakah industri media Indonesia beradaptasi?
Kalian pasti sering banget, setiap kali buka YouTube, scroll Instagram, atau baca berita online, ada puluhan iklan mengintai. Tahukah anda tujuh dari 10 rupiah yang masuk ke kantor media berasal dari iklan?
Tapi dunia sedang berubah cepat. Televisi mulai sepi penonton, koran-koran tutup, sementara TikTok dan Google meraup miliaran rupiah dari iklan digital.
Lalu, apa yang sedang terjadi sebenarnya? Mari kita bahas dengan bahasa santai dan mudah dimengerti!
Dulu TV Raja, Sekarang TikTok yang Berkuasa
- Televisi: Masih Kaya Tapi Mulai Tua
- Fakta menarik: Iklan di TV masih yang terbesar (40% dari total iklan di Indonesia).
- Tapi masalahnya: Orang sekarang lebih suka Netflix dan YouTube ketimbang nonton sinetron di RCTI. Contoh : Pendapatan iklan SCTV & RCTI turun 8% dalam setahun!
- Koran & Majalah: Perlahan Punah?
- Dulu, koran seperti Kompas & Tempo dipenuhi iklan.
- Sekarang? Banyak yang beralih ke Kompas.com karena lebih praktis.
- Akibatnya: Percetakan koran berkurang, banyak rubrik iklan hilang.
- Digital Naik Daun!
- Iklan di Facebook, Google, TikTok tumbuh 15% per tahun.
- Kenapa? Lebih tepat sasaran (bisa pilih target usia, lokasi, bahkan hobi!). Contoh: Iklan di TikTok meledak 300% karena anak muda demam banget sama platform ini.
Masalah Besar yang Dihadapi Media
❌ 1. Banyak Orang Pasang "Ad Blocker"
- Sekarang banyak yang benci iklan, sampai pasang aplikasi pemblokir iklan.
- Akibatnya: Iklan di website berbayar, tapi nggak dilihat orang.
❌ 2. Aturan Makin Ketat
- Iklan rokok dilarang di TV.
- Iklan makanan tidak sehat juga dibatasi.
- Media jadi susah dapat pemasukan.
❌ 3. Kalah Saing dengan Google & Meta
- Fakta mengerikan: 70% uang iklan digital masuk ke Google (YouTube) & Meta (FB, IG), bukan ke media lokal!
- Media Indonesia hanya dapat sisa-sisanya.
❌ 4. Anak Muda Malas Lihat Iklan Biasa
- Generasi Z lebih suka TikTok & Reels yang pendek-pendek.
- Iklan TV 30 detik? Dilewatin!
Lalu, Bagaimana Media Bisa Bertahan?
✅ 1. Iklan Lebih Pintar
- Pakai data biar iklan tepat sasaran (misal: iklan skincare buat cewek usia 18-25 tahun).
✅ 2. Kolaborasi dengan Influencer
- Daripada pasang iklan biasa, lebih baik bayar selebgram atau YouTuber untuk promosi.
✅ 3. Bikin Konten Menarik (Bukan Cuma Iklan)
Media harus lebih kreatif, misal:
- Video pendek ala TikTok.
- Podcast atau artikel yang seru.
Kesimpulan: Bertahan atau Tenggelam?
Iklan masih menjadi penyokong utama industri media, tetapi ketergantungan berlebihan bisa berbahaya. Media konvensional harus berinovasi, sementara media digital perlu menemukan model bisnis yang lebih berkelanjutan. Satu hal yang pasti, yang bertahan bukan yang paling kuat, tapi yang paling cepat beradaptasi.
Bagaimana menurut Anda? Bisakah industri media Indonesia menemukan formula baru di era disrupsi ini?
Hilmi Nur Sya'bani | Produksi Media
Artikel ini merupakan tugas mata kuliah Komunikasi Digital

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Industri Media Indonesia Terlalu Bergantung pada Iklan! Mampukah Bertahan?
Sabtu, 3 Mei 2025 19:06 WIB
Kompas vs BBC: Dua Media Legendaris yang Nggak Mau Ketinggalan Zaman
Minggu, 16 Maret 2025 19:36 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler