Mahasiswa Prodi Ilmu Komputer Universitas Muhammadiyah A.R.Fachruddin
Jujur dalam Menulis, Cara Melawan Plagiarisme Akademik
Jumat, 27 Juni 2025 10:00 WIB
Menulis karya ilmiah bukan hanya soal menyampaikan hasil riset, tetapi juga mencerminkan integritas intelektual dari penulisnya.
Penting bagi penulis memahami seluruh aspek dalam penulisan akademik, termasuk bagaimana menerapkan etika dan menghindari plagiarisme. Menjaga integritas dalam dunia akademik berarti menghargai hasil kerja pribadi sekaligus menghormati kontribusi orang lain. (Surahman et al., 2024)
(Keraf, 2009) menyampaikan bahwa gaya bahasa yang baik perlu memenuhi unsur kejujuran, kesopanan, dan daya tarik. Dalam cakupan global, plagiarisme telah menjadi isu yang meluas dan membutuhkan penanganan serius baik secara sistemik maupun individual. Keterampilan menulis yang baik berkembang seiring meningkatnya kesadaran terhadap orisinalitas dan pilihan bahasa yang jujur. (Widiyastuti, 2024)
Namun, banyak mahasiswa yang belum memahami bahwa mengambil satu paragraf dari internet tanpa mencantumkan sumber merupakan bentuk plagiarisme. Ditambah dengan kemudahan teknologi, pelanggaran etika akademik menjadi semakin sulit dikontrol.
Memahami Plagiarisme dan Jenis-Jenisnya
Plagiarisme merupakan tindakan mengambil karya atau ide orang lain dan mengakuinya sebagai milik sendiri tanpa mencantumkan sumber yang sah. Beberapa jenis plagiarisme yang umum ditemukan adalah:
- Plagiarisme langsung, yaitu menyalin teks secara utuh tanpa menyebutkan asal-usulnya.
- Plagiarisme sebagian, yaitu menulis ulang ide orang lain dengan gaya sendiri tanpa menyebutkan sumber.
- Self-plagiarism, yakni menggunakan kembali karya pribadi yang telah diterbitkan sebelumnya tanpa izin atau keterangan.
Peran Etika dalam Karya Ilmiah
Etika dalam penulisan bukanlah aturan kaku, melainkan dasar dari kepercayaan terhadap sebuah tulisan. Tanpa etika, kredibilitas penulis maupun lembaga tempatnya bernaung dapat rusak. Orisinalitas dan rasa tanggung jawab atas tulisan sendiri merupakan fondasi utama gaya penulisan yang baik. (Widiyastuti, 2024)
Langkah-Langkah Menghindari Plagiarisme
- Mencantumkan Referensi dengan Tepat. Gunakan sistem kutipan seperti APA, Chicago, atau lainnya secara konsisten.
- Melakukan Parafrase dengan Pemahaman. Parafrase seharusnya bukan sekadar mengganti kata, melainkan memahami substansi tulisan lalu menyampaikan kembali dengan bahasa pribadi.
- Menggunakan Alat Deteksi Plagiarisme. Gunakan Turnitin, Grammarly, atau Plagscan untuk memeriksa kemiripan tulisan sebelum dikirimkan kepada dosen atau jurnal.
- Mengembangkan Gaya Penulisan Sendiri. Gaya tulis yang khas akan muncul dari kejujuran serta kesadaran penulis terhadap penggunaan bahasa yang tepat. (Keraf, 2009)
- Melatih Literasi Akademik Secara Konsisten. Latihan menulis secara reflektif dan terarah sangat efektif untuk membentuk kemampuan menulis yang bebas dari plagiarisme. (Widiyastuti, 2024)
Contoh Kasus Nyata
Pada tahun 2022, seorang mahasiswa magister dari universitas negeri terbukti menyalin hampir seluruh isi tesisnya dari blog dan artikel daring. Dosen pembimbing merasa curiga dengan gaya bahasa yang tidak konsisten dan mengeceknya lewat Turnitin. Hasilnya, ditemukan tingkat kemiripan melebihi 70%, dan akhirnya mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti wisuda.
Kasus lain terjadi pada seorang dosen yang mempublikasikan artikel di jurnal ilmiah nasional. Setelah ditelusuri, sebagian besar isi artikel itu menjiplak jurnal luar negeri tanpa izin. Akibatnya, jurnal tersebut mencabut artikel dan institusinya memberi sanksi etik. Kedua kasus ini menjadi bukti bahwa pelanggaran etika akademik dapat terjadi pada siapa saja, baik mahasiswa maupun dosen.
Dampak Positif dari Menulis Secara Etis
Ketika seseorang menulis dengan menjunjung tinggi etika, ia tidak hanya menjaga reputasi dirinya sendiri tetapi juga institusi yang menaunginya. Menulis secara etis membawa manfaat seperti:
- Citra akademik yang lebih terpercaya.
- Karya lebih berpeluang untuk dipublikasikan di jurnal ilmiah.
- Peningkatan kredibilitas dan rasa percaya diri dalam menyampaikan gagasan.
Tantangan lain yang sering dihadapi dalam penulisan ilmiah adalah tekanan waktu dan kurangnya kepercayaan diri. Banyak mahasiswa merasa terburu-buru menyelesaikan tugas dan akhirnya tergoda menyalin tulisan dari internet tanpa menyertakan sumber. Selain itu, beberapa penulis pemula merasa ide mereka tidak cukup kuat, sehingga lebih memilih menjiplak pendapat orang lain yang dianggap lebih ahli. Padahal, setiap penulis memiliki suara unik yang layak disuarakan. Dengan berlatih dan membaca secara luas, setiap orang bisa membangun gaya menulis sendiri yang orisinal dan kuat.
Membangun lingkungan yang mendukung kejujuran akademik juga penting. Institusi pendidikan sebaiknya menyediakan pelatihan literasi informasi dan menulis ilmiah secara rutin. Budaya diskusi terbuka serta penghargaan terhadap karya orisinal dapat memperkuat semangat menulis secara jujur.
Jadi, menulis secara etis adalah bagian penting dari proses akademik yang bermartabat. Plagiarisme bukan hanya persoalan pelanggaran aturan, tapi merupakan bentuk kegagalan moral dalam dunia ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, penting bagi semua sivitas akademik untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip etis dalam menulis, mulai dari cara mengutip, menyusun argumen, hingga menyampaikan pendapat pribadi secara bertanggung jawab.
Kampus tidak hanya berfungsi sebagai tempat menimba ilmu, tetapi juga sebagai tempat pembentukan karakter. Dengan integritas sebagai landasan, karya ilmiah yang dihasilkan bukan hanya bernilai akademis, tetapi juga menjadi bermanfaat bagi masyarakat luas.
Daftar Pustaka
- Darma Yanti, N. P. E., Triana, I. K. D., Wahyudin, Y., Suarningsih, N. K. A., & Marliana, T. (2024). Karya Tulis Ilmiah: Teori & Panduan Praktis Penulisan Karya Ilmiah. Sonpedia Publishing Indonesia.
- Surahman, E., Kurniawan, C., & Aulia, F. (2024). Integritas Akademik Insan Kampus: Teori dan Praktik pada Pendidikan Tinggi. Academia Publication.
- Keraf, G. (2009). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Indriati, E. (2020). Strategi Hindari Plagiarisme.
- Widiyastuti, N. E. (2024). Keterampilan Menulis Intensif Kebahasaan. STKIP Muhammadiyah Sungai Penuh.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Tantangan Mahasiswa Menulis Ilmiah di Era Digital
Rabu, 16 Juli 2025 17:18 WIB
Langkah-Langkah Menulis Resensi Buku yang Komunikatif!
Rabu, 9 Juli 2025 08:43 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler