Mahasiswa Prodi Ilmu Komputer Universitas Muhammadiyah A.R.Fachruddin
Tantangan Mahasiswa Menulis Ilmiah di Era Digital
Rabu, 16 Juli 2025 17:18 WIB
Menulis karya ilmiah merupakan salah satu syarat penting dalam proses akademik seorang mahasiswa.
Aktivitas ini bukan sekadar rutinitas akademik, melainkan latihan berpikir kritis, analitis, dan sistematis. Melalui karya ilmiah, mahasiswa tidak hanya menunjukkan penguasaannya terhadap suatu materi atau bidang studi, tetapi juga kemampuannya dalam membangun argumen, merangkai data, serta menyampaikan temuan secara logis dan terstruktur. Dalam konteks ini, menulis bukan sekadar mencatat, tetapi juga menciptakan pengetahuan.
Namun, meskipun penulisan ilmiah telah menjadi bagian dari kurikulum hampir di semua program studi, banyak mahasiswa yang masih mengalami kesulitan dalam menjalaninya. Hambatan tersebut muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari ketidaktahuan tentang struktur penulisan, kebingungan dalam memilih topik yang tepat, rendahnya literasi informasi, hingga kendala psikologis seperti rasa takut, cemas, atau tidak percaya diri. Tidak sedikit mahasiswa yang mengalami writing block, bahkan menunda proses penulisan hingga mendekati batas waktu pengumpulan.
Seperti yang disampaikan oleh Isma Tantawi (2019) dalam bukunya Bahasa Akademik Indonesia: Strategi Meneliti dan Menulis, “penulisan karya ilmiah memerlukan pemahaman yang mendalam terhadap struktur, format, dan teknik referensi”. Kutipan ini menegaskan bahwa menulis ilmiah bukanlah aktivitas spontan atau sekadar tugas teknis, tetapi keterampilan kompleks yang perlu dipelajari, dilatih, dan didukung secara sistematis.
Melalui artikel ini, kita akan menelusuri berbagai tantangan nyata yang dihadapi mahasiswa dalam menulis karya ilmiah, sekaligus menawarkan strategi praktis dan solusi yang relevan. Harapannya, dapat membantu mahasiswa memahami akar permasalahan dan juga memberi semangat bahwa setiap tantangan dalam menulis bisa diatasi dengan pendekatan yang tepat dan dukungan yang memadai.
Tantangan Mahasiswa dalam Menulis Karya Ilmiah
-
Struktur Ilmiah yang Menuntut Ketelitian. Karya ilmiah tidak dapat ditulis sembarangan. Mahasiswa dituntut untuk mengikuti struktur yang jelas dan konsisten, mulai dari pendahuluan hingga kesimpulan. Setiap bagian memiliki fungsi dan tujuan tersendiri. Misalnya, latar belakang harus menjawab mengapa topik penting, sedangkan tinjauan pustaka memperlihatkan pemahaman mahasiswa terhadap teori yang relevan. Banyak yang merasa kesulitan karena belum terbiasa berpikir sistematis dan menyusun argumen secara terstruktur.
-
Kesulitan dalam Menentukan Topik yang Tepat. Menentukan topik yang relevan, orisinal, dan dapat diteliti secara realistis menjadi tantangan tersendiri. Mahasiswa kerap bingung memilih isu yang sesuai dengan minat dan ketersediaan data. Dalam buku Menulis Karya Ilmiah dengan Cerdas (2021), disarankan agar mahasiswa menghindari tema yang terlalu umum dan lebih fokus pada isu spesifik yang memberi kontribusi akademik. Topik yang tidak jelas akan membuat arah penulisan kabur dan hasilnya pun kurang memuaskan.
-
IklanScroll Untuk Melanjutkan
Literasi Informasi dan Referensi. Meski era digital memberikan kemudahan akses informasi, tidak semua mahasiswa mampu memilah mana sumber yang terpercaya. Banyak yang masih mengutip dari blog, Wikipedia, atau media sosial tanpa validasi. Buku Edukasi Literasi Digital dan Penulisan Ilmiah (2025) mencatat pentingnya keterampilan menyeleksi, mengevaluasi, dan menyimpan referensi akademik dari jurnal ilmiah, Google Scholar, atau perpustakaan kampus. Kurangnya literasi informasi menyebabkan mahasiswa keliru dalam menyusun daftar pustaka dan mencantumkan kutipan secara akademik.
-
Permasalahan pada Metodologi Penelitian. Memilih dan memahami metode penelitian yang sesuai juga bukan hal mudah. Mahasiswa sering kali bingung memilih antara pendekatan kualitatif atau kuantitatif, tidak memahami teknik pengambilan data, atau tidak tahu cara menganalisis hasil. Buku Cara Praktis Penulisan Karya Ilmiah (UGM Press, 2021) memberikan panduan yang dapat membantu, tetapi tetap memerlukan pemahaman konseptual dan latihan yang cukup. Kesalahan pada bagian metode dapat merusak keseluruhan validitas karya ilmiah.
-
Hambatan Psikologis dan Writing Block. Banyak mahasiswa merasa tidak percaya diri dalam menulis. Ketakutan membuat kesalahan, khawatir tidak sesuai harapan dosen, atau perfeksionisme sering kali justru membuat mereka menunda proses menulis. Ini yang dikenal dengan istilah writing block. Dalam Menulis Karya Ilmiah dengan Cerdas, disarankan teknik menulis bertahap dan membagi tugas ke dalam bagian-bagian kecil agar tidak terasa menakutkan.
-
Minimnya Bimbingan yang Efektif. Pembimbing seharusnya menjadi mitra akademik, bukan hanya pengecek kesalahan. Namun kenyataannya, banyak mahasiswa hanya menerima komentar singkat tanpa arahan mendalam. Studi Problematika Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa (2024) menyebutkan bahwa minimnya bimbingan berkualitas menyebabkan mahasiswa kebingungan dan kehilangan arah. Hubungan dosen-mahasiswa yang kurang intensif ini bisa menghambat kemajuan penulisan.
-
Kendala Fasilitas dan Akses Riset. Tidak semua kampus menyediakan akses ke jurnal berbayar, laboratorium penelitian, atau software analisis data. Mahasiswa dari perguruan tinggi kecil atau daerah terpencil sering mengalami keterbatasan sumber daya. Oleh karena itu, buku Menulis Karya Ilmiah dengan Cerdas menyarankan penggunaan sumber terbuka (open access), serta memanfaatkan sumber digital lokal seperti Garuda, Sinta, dan Perpusnas.
Strategi Mengatasi Hambatan
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan mahasiswa untuk mengatasi hambatan menulis:
- Membuat jadwal menulis harian atau mingguan.
- Mengikuti pelatihan literasi akademik.
- Bergabung dengan komunitas menulis ilmiah.
- Menggunakan alat bantu seperti Mendeley, Zotero, atau Grammarly untuk membantu sitasi dan tata bahasa.
Latihan rutin dan penerimaan terhadap proses revisi akan membentuk ketangguhan intelektual yang dibutuhkan.
Dampak Positif dari Proses Penulisan
Proses menulis karya ilmiah melatih mahasiswa menjadi pembelajar mandiri, kritis, dan sistematis. Selain itu, hasil karya mereka bisa menjadi bahan portofolio akademik, modal untuk beasiswa, atau pintu masuk ke dunia riset. Mahasiswa yang terbiasa menulis ilmiah umumnya memiliki kemampuan berpikir analitis dan komunikasi tertulis yang baik.
Kesulitan dalam Menggunakan Bahasa Akademik
Bahasa akademik menuntut kejernihan, ketepatan istilah, dan logika yang kuat. Banyak mahasiswa masih kesulitan menulis dengan gaya yang formal dan ilmiah. Mereka cenderung menggunakan kalimat lisan atau terlalu deskriptif. Tantawi (2019) menyarankan untuk memperbanyak membaca jurnal dan karya ilmiah lain guna membiasakan diri dengan gaya bahasa akademik yang sesuai.
Motivasi dan Manajemen Diri yang Lemah
Motivasi internal sangat menentukan keberhasilan dalam menulis. Mahasiswa yang tidak memiliki target atau disiplin sering kali terjebak dalam penundaan dan akhirnya gagal menyelesaikan karya. Disiplin menulis, meski hanya 200 kata per hari, dapat menghasilkan hasil yang signifikan. Kuncinya adalah konsistensi dan ketekunan.
Peran Institusi Pendidikan
Kampus memegang peran penting dalam memfasilitasi kegiatan penulisan ilmiah. Dukungan bisa berupa pelatihan teknis, akses jurnal, ruang diskusi, serta sistem bimbingan yang jelas dan efisien. Jika institusi aktif membangun ekosistem ilmiah yang sehat, mahasiswa akan lebih mudah menjalani proses penulisan dengan hasil yang lebih baik.
Pentingnya Publikasi Karya Ilmiah
Publikasi karya ilmiah masih belum menjadi budaya di kalangan mahasiswa. Padahal, menulis untuk dipublikasikan di jurnal, prosiding, atau blog ilmiah, dapat menambah nilai tambah bagi lulusan. Dengan mempublikasikan, mahasiswa belajar menyampaikan gagasan kepada khalayak yang lebih luas, serta memperkaya portofolio akademiknya.
Penulisan karya ilmiah adalah tantangan besar sekaligus peluang emas bagi mahasiswa untuk tumbuh sebagai insan akademik yang berpikir kritis dan beretika. Kendala yang mereka hadapi, baik teknis maupun nonteknis, sebenarnya bisa diatasi dengan dukungan yang tepat dari kampus, bimbingan yang aktif dari dosen, serta motivasi pribadi yang kuat. Ketika mahasiswa mampu melewati tantangan ini, mereka tidak hanya menghasilkan karya tulis yang berkualitas, tetapi juga membentuk fondasi yang kuat untuk kehidupan profesional dan akademik di masa depan.
Daftar Pustaka
- Tantawi, I. (2019). Bahasa Akademik Indonesia: Strategi Meneliti dan Menulis. Jakarta: Prenada Media.
- Abdulloh, M., & Nurhasanah, S. (2021). Menulis Karya Ilmiah dengan Cerdas: Panduan Praktis untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Zahir Publishing.
- Penerbit UGM Press. (2021). Cara Praktis Penulisan Karya Ilmiah dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
- Kurniawan, H., Muflihah, M., & Yanwi, M. (2021). Terampil dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Bandung: Zahira Media Publisher.
- Adinugraha, H. H., & Nasrudin, M. (2025). Academic Writing: untuk Mahasiswa, Dosen, dan Peneliti. Jakarta: NEM.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Tantangan Mahasiswa Menulis Ilmiah di Era Digital
Rabu, 16 Juli 2025 17:18 WIB
Langkah-Langkah Menulis Resensi Buku yang Komunikatif!
Rabu, 9 Juli 2025 08:43 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler