Pertualangan Seru di Pasar Malam

Rabu, 25 Juni 2025 15:21 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Ilustrasi seorang manusia mencari ritme kehidupan
Iklan

Cerpen ini menceritakan tentang seorang pemuda bernama Dodo yang mengalami petualangan lucu dan penuh makna di sebuah pasar malam yang ramai.

 

 

Petualangan Seru di Pasar Malam

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Malam itu langit dihiasi bintang-bintang kecil yang seolah tersenyum cerah dari kejauhan. Udara berembus lembut membawa aroma jagung bakar, gula kapas, dan suara riuh dari berbagai sudut pasar malam yang semarak. Lampu warna-warni bergelantungan di atas tenda-tenda pedagang, menyinari wajah-wajah penuh antusias para pengunjung.

Dodo, seorang pemuda berusia dua puluhan, berjalan santai menyusuri lorong-lorong pasar malam. Matanya berbinar-binar seperti anak kecil yang melihat dunia fantasi. Ia mengenakan kaos bergambar karakter kartun favoritnya, dengan tas selempang kecil berisi dompet dan ponsel. Misi malam ini sederhana: berburu makanan enak dan hiburan seru.

“Wah, ramen pedas jumbo...,” gumam Dodo, melirik sebuah stan makanan. Namun langkahnya terhenti saat melihat kerumunan kecil di sebuah sudut. Di sana, ada permainan pancing ikan dengan kolam plastik besar berisi ikan mainan bergerak.

“Kelihatannya gampang,” pikir Dodo, tersenyum lebar.

Ia mendekat dan berkata penuh semangat, “Pak, saya mau main pancing ikan!”

Penjualnya, seorang pria paruh baya dengan topi koboi, tersenyum sambil menyerahkan tongkat pancing kecil berwarna biru. “Ini, Nak. Tiga ribu sekali main.”

Dodo membayar dan mulai memancing. Tongkat kecilnya bergerak ke sana ke mari, namun setiap kali ia mencoba menangkap ikan, kailnya meleset. Entah karena tangannya terlalu gemetar atau ikannya yang terlalu lincah. Lima menit berlalu tanpa hasil.

Di sebelahnya, duduk seorang kakek tua dengan pakaian batik lusuh dan tongkat kayu di sampingnya. Anehnya, sang kakek dengan santai memancing dan dalam waktu singkat sudah mendapatkan tiga ikan plastik.

“Ehh, kok bisa?!” seru Dodo kagum.

Ia menoleh dan bertanya sopan, “Kakek, boleh minta tolong? Kok saya nggak bisa-bisa dari tadi.”

Kakek itu menoleh, tersenyum hangat. “Nak, dalam memancing, yang penting bukan buru-buru. Rahasianya ada pada kesabaran dan... kejelian melihat peluang.”

Dodo mengangguk. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu mencoba lagi. Tangannya lebih tenang, matanya fokus. Dan… akhirnya! Ia berhasil menangkap satu ikan.

Namun sebelum sempat bersorak, seekor bebek putih liar entah dari mana datangnya, menyambar ikan dari jaringnya dan kabur ke tengah pasar!

“WAAH! Itu ikanku!” teriak Dodo.

Tanpa pikir panjang, Dodo mengejar si bebek. Bebek itu berlari di antara kerumunan orang, membuat beberapa orang terpental kaget. Anak-anak menjerit kegirangan, sedangkan orang dewasa tertawa terpingkal-pingkal melihat pemuda dewasa mengejar bebek sambil mengayun tongkat pancing.

“Bebek kurang ajar! Balikin ikanku!” seru Dodo, setengah tertawa, setengah frustasi.

Setelah lima menit kejar-kejaran yang kocak dan sia-sia, Dodo akhirnya menyerah. Ia terduduk di dekat penjual balon, napasnya ngos-ngosan, wajahnya merah karena malu dan lelah.

“Sudahlah, mungkin ikannya memang jodoh si bebek,” ujarnya sambil tertawa sendiri.

Orang-orang di sekitar ikut tertawa. Bahkan si penjual pancing memberikan satu ikan sebagai hiburan.

Tak mau malamnya habis sia-sia, Dodo melanjutkan petualangannya. Kali ini, ia memilih permainan roda keberuntungan, yang menjanjikan hadiah seperti boneka, jam tangan, hingga voucher makanan.

“Semoga dapat yang bagus,” ucap Dodo sambil memutar roda. Roda berputar cepat, kemudian melambat… dan berhenti di tulisan besar:

”PAKAIAN KELINCI LUCU”

Dodo terdiam. Petugas memberinya setelan kelinci lengkap dengan telinga dan ekor. Kerumunan bersorak melihat Dodo yang kebingungan.

Alih-alih malu, Dodo justru tertawa terbahak-bahak. Ia mengenakan kostum itu dengan gaya dramatis, berjalan seperti model di catwalk.

“Lihat, dunia! Aku kelinci paling kece di pasar malam!” teriaknya.

Tepuk tangan dan tawa menggema di sekitarnya. Anak-anak mengelilinginya, meminta foto. Dodo pun meladeni dengan gaya lucu. Ia sadar, malam ini bukan tentang menang atau kalah, tapi tentang kebahagiaan.

Tak lama kemudian, ia mencium aroma manis. Ia mendekati sebuah stan es krim unik berbentuk wajah hewan. Penjualnya ramah dan tersenyum melihat kostum Dodo.

“Pakaiannya cocok banget sama es krim kelinci ini,” katanya sambil menunjuk es krim berbentuk kepala kelinci.

Dodo tertawa dan membeli satu.

Sambil duduk di bangku taman kecil di pinggir pasar malam, ia menikmati es krimnya sambil memandang keramaian. Tiba-tiba ia melihat sosok familiar: si kakek pancing tadi. Kakek itu menatapnya dan mengangguk pelan, penuh makna.

Dodo tersenyum, merasa hangat. Ia belajar bahwa kegagalan bisa jadi awal tawa. Bahwa keseriusan hidup harus diselingi kebodohan yang menyenangkan.

Amanat dari cerita diatas ialah:

Hidup adalah petualangan yang tak selalu berjalan sesuai harapan. Namun, jika kita bisa menerima kegagalan dengan senyuman, dan menertawakan hal-hal kecil dalam hidup, kita akan menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya. Terkadang, pelajaran paling berharga justru datang dari hal-hal paling sederhana seperti seekor bebek pencuri ikan, atau kostum kelinci yang lucu.

 

 

 

 

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Retno Sari

Mahasiswa Universitas Nurul Huda

0 Pengikut

img-content

Pertualangan Seru di Pasar Malam

Rabu, 25 Juni 2025 15:21 WIB
img-content

Masa Depan di Ufuk Senja

Senin, 23 Juni 2025 16:05 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terkini di Fiksi

img-content
img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Fiksi

img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua