Pencegahan Plagiarisme dalam Penulisan Ilmiah

Senin, 14 Juli 2025 20:18 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Pekan Kebudayaan Nasional 2023: Meninjau Sebuah Karya Tulis Danarto
Iklan

Artikel ini membahas pentingnya integritas dalam penulisan karya ilmiah dan bahaya plagiarisme, baik yang disengaja maupun tidak.

Pendahuluan 

Penelitian ilmiah merupakan awal dari suatu penemuan. Hasil penelitian harus ditulis dan dipublikasikan agar dapat diakses oleh khalayak umum dan profesional. Hasil penelitian yang dituangkan dalam tulisan dikenal dengan istilah artikel ilmiah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Publikasi artikel ilmiah akan melalui proses peer review, dimana rekan penulis maupun pakar di bidang yang diteliti mengevaluasi naskah. Nantinya, naskah dapat diputuskan untuk  dipublikasi, revisi, maupun ditolak.

Menyatakan artikel ilmiah yang akan dipublikasi juga melalui proses deteksi tingkat persentase plagiarisme atau kesamaan dengan sumber lain. Hal ini dilakukan menggunakan aplikasi turnitin.

Adapun Geraldi, J. mendefinisikan plagiarisme sebagai tindakan mencuri kata, ide, maupun representasi tanpa atribusi maupun izin. Hal ini sejalan dengan definisi plagiarisme oleh Universitas Oxford, plagiarisme merupakan tindakan menggunakan ide pihak lain, baik yang belum atau sudah dipublikasikan tanpa izin serta dengan representasi sebagai hal baru dan original, bukan berasal dari sumber yang telah ada.

Penggunaan kembali karya pribadi tanpa kutipan juga dianggap sebagai bentuk plagiarisme. Ada 3 prinsip yang dapat digunakan untuk mengevaluasi plagiarisme berdasarkan ekspektasi terhadap integritas penelitian, yaitu: kejujuran, orisinalitas, dan kepenulisan menyatakan tindakan plagiarisme dapat menimbulkan banyak konsekuensi, tidak hanya bagi penulis yang bersangkutan, akan tetapi juga penerbit secara keseluruhan.

Tidak jarang, penulis yang menjadi pelaku plagiarisme (plagiaris)dikenakan sanksi ketat, seperti: penarikan kembali artikel ilmiah yang telah terbit, surat permintaan maaf dari editor, penangguhan penulis, dan juga konsekuensi serupa lainnya. Oleh karena itu, penulis perlu membekali diri dengan keterampilan dalam menulis. menyatakan bahwasannya pondasi utama dari keterampilan menulis adalah kemampuan menavigasi sumber potensial, menemukan referensi yang tepat, dan mengevaluasi berbagai ide dan opsi untuk membangun argumen mereka sendiri adalah salah satu landasan keterampilan menulis artikel ilmiah. mengemukakan 2 cara sederhana dalam menggunakan sumber pada penulisan artikel ilmiah, misal kutipan dan parafrase. 

Pembahasan 

A. Plagiarisme dalam penulisan karya ilmiah 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997)  istilah plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Sedangkan Permindiknas No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi menyebutkan plagiat sebagai perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh angka kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagaian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.Karya ilmiah yang dimaksud adalah hasil karya akademik mahasiswa/dosen /peneliti/tenaga kependidikan di lingkungan perguruan tinggi, yang dibuat dalam bentuk tertulis baik cetak maupun elektronik yang diterbitkan dan/atau dipresentasikan. Karya ilmiah merupakan suatu karya manusia atas dasar pengetahuan, sikap dan cara berpikir ilmiah yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk tulisan  dengan cara ilmiah pula Dari pengertian itu dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah terbentuk dari tiga komponen, yaitu pengetahuan ilmiah, sikap ilmiah dan berpikir ilmiah.  

menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan plagiarisme sengaja 
(deliberate plagiarism) adalah tindakan plagiarisme dengan niat jahat untuk mencuri atau secara sengaja menjiplak karya orang lain demi kepentingan diri sendiri dan umumnya juga untuk kepentingan jangka pendek, misalnya agar cepat lulus atau cepat naik jabatan. Plagiarisme tidak dengan sengaja (inadvertent plagiarism)  adalah  plagiarisme yang terjadi karena ketidakatahuan (ignorancy) terutama adalah ketidaktahuan dalam cara 
menggunakan dokumentasi, mengutip dan melakukan parafrase. Plagiarisme tidak sengaja adalah tetap sebuah tindakan plagiarisme dan pelakunya dapat dikenai sanksi yang sama seperti halnya plagiarisme yang sengaja dengan hukuman yang sepadan sesuai dengan peraturan dalam sebuah universitas.

B. Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah  
Bagi seorang pustakawan penulisan karya ilmiah sesungguhnya memiliki fungsi, 
yaitu sebagai media untuk mengkomunikasikan dan melaporkan secara tertulis ide-ide dan gagasan baru  hasil suatu kajian kepustakaan, penyelidikan atau pemikiran, pengalaman ilmiah baik pengalaman teoritis maupun pengalaman praktis tentang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi  dalam bidang perpusdokinfo. Disamping itu penulisan karya ilmiah juga memiliki fungsi sebagai media untuk menyebarluaskan inovasi atau penemuan-penemuan baru sebagai dokumentasi ilmiah untuk dijadikan sebagai sumber rujukan.   
Adapun manfaat yang diperoleh  pustakawan dalam penyusunan karya ilmiah adalah :

(a) meningkatkan keterampilan membaca secara efektif                                   

(b) meningkatkan keterampilan untuk menggabungkan berbagai ide dari berbagai referensi yang sesuai dengan pokok bahasan.

(c) meningkatkan keterampilan dakam menyusun kajian pustaka/teori yang 
sesuai dengan pokok bahasan yang ditulis.

(d) meningkatkan keterampilan dalam pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis.

(e) memperoleh kepuasan intelektual dan memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.

(f) ide dan gagasan pustakawan dapat dikenal oleh pihak lain yang memiliki kepedulian  terhadap dunia perpusdokinfo untuk digunakan sebagai sumber rujukan.

Oleh sebab itu kode etik harus dijadikan  pedoman bagi pustakawan dalam penulisan karya ilmiah yang merupakan seperangkat norma yang perlu diperhatikan terutama berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perijinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informan sehingga dapat menghasilkan  karya ilmiah yang berkualitas dan  dapat dipertanggungjawabkan. Kode etik mengatur tentang apa yang seharusnya dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dalam penulisan karya ilmiah. Sehubungan dengan hal tersebut  seorang pustakawan  harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau ide/gagasan orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikan dengan pencurian dan hal tersebut merupakan bentuk kejahatan.

C. Pencegahan dan Penanggulangan Plagiasi dalam Penulisan Karya Ilmiah Di 
Lingkungan Perpustakaan Perguruan Tinggi 
Dalam Permindiknas No. 17 Tahun 2010 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa yang 
dimaksud dengan pencegahan plagiat adalah tindakan preventif yang dilakukan oleh Pimpinan Perguruan Tinggi yang bertujuan agar tidak terjadi plagiat di lingkungan perguruan tingginya. Pada Bab IV pasal 6 tentang pencegahan disebutkan bahwa:

 (1)  Pimpinan perguruan tinggi mengawasi pelaksanaan kode etik mahasiswa/ 
dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang ditetapkan oleh senat perguruan tinggi/organ lain yang sejenis, yang antara lain berisi kaidah pencegahan dan penaggulangan plagiat.
(2) Pimpinan perguruan tinggi  menetapkan dan mengawasi pelaksanaan gaya selingkung untuk setiap bidang ilmu, teknologi dan seni yang dikembangkan oleh perguruan tinggi.
(3) Pimpinan perguruan tinggi secara berkala mendiseminasikan kode etik 
mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan dan gaya selingkung yang sesuai agar tercipta budaya antiplagiat.

Beberapa langkah pencegahan dan penanggulangan plagiasi dalam penulisan karya ilmiah dapat dilakukan melalui : 

1. Menumbuhkan integritas kepribadian pada diri pustakawan

2. Melakukan pengawasan terhadap setiap karya ilmiah pustakawan.

3. Melakukan pembinaan dan bimbingan dalam penulisan karya ilmiah bagi 
pustakawan.

Kesimpulan

Plagiarisme merupakan tindakan yang sangat merugikan dalam dunia akademik karena menciderai prinsip kejujuran, orisinalitas, dan integritas dalam penelitian. Artikel ini menegaskan pentingnya kesadaran dan pemahaman terhadap etika penulisan ilmiah, khususnya dalam hal pengutipan, parafrase, dan penggunaan sumber yang benar. Pustakawan dan akademisi dituntut untuk menguasai keterampilan menulis serta mematuhi kode etik penulisan ilmiah agar karya yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan moral. Selain itu, institusi pendidikan tinggi memiliki peran strategis dalam mencegah dan menanggulangi praktik plagiarisme melalui pengawasan, pembinaan, serta penanaman budaya akademik yang menjunjung tinggi kejujuran. Oleh karena itu, setiap individu yang terlibat dalam penulisan karya ilmiah harus menjadikan integritas sebagai fondasi utama agar terhindar dari tindakan plagiarisme dan mampu menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas serta orisinal.

Daftar pustaka

  • Temesvari, N. A., Witri, D., & Qomarania, Z. (2022). Pendampingan Menghindari Plagiarisme dalam Penulisan Karya Tulis bagi Mahasiswa. Pendampingan Menghindari Plagiarisme Dalam Penulisan Karya Tulis Bagi Mahasiswa8, 281-286.
  • Santoso, H. (2011). Pencegahan dan penaggulangan plagiarisme dalam penulisan karya ilmiah di lingkungan perpustakaan Perguruan Tinggi. Universitas Negeri Malang
  • Lubis, F., Silaban, A. F., Siregar, A. S. A. J., Girsang, A. A., Situmorang, D. N. B., Purba, G. S. A., ... & Devi, T. A. (2023). Analisis pentingnya parafrase pada penulisan artikel ilmiah sebagai upaya menghindari plagiarisme. Jurnal Pendidikan Non Formal, 1(2), 9-9.
  • Isnawati, U. M., Badriyah, N., & Titin, T. (2021). Pelatihan Parafrase Pada Mahasiswa: Upaya Menghindari Plagiarisme Pada Penulisan Karya Ilmiah. Batara Wisnu: Indonesian Journal of Community Services, 1(3), 341-350.
  • Sulistyaningsih, L. (2017). Plagiarisme, Upaya Pencegahan, Penanggulangan Dan Solusinya. Jurnal Pustaka Ilmiah, 3(1), 320-328.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Isnavia Nur fadillah

Penulis Indonesiana

1 Pengikut

img-content

Optimalisasi Media Sosial dalam Penulisan

Minggu, 13 Juli 2025 12:38 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler