Jurnalis Publik Dan Pojok Desa.

Pengobatan untuk Penyandang Narcissistic Personality Disorder

Jumat, 18 Juli 2025 09:59 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Fenomena Narcissistic Personality Disorder (NPD): Penyebab, Dampak, dan Kasus Pemecatan Siswa Bintara SPN Polda Jabar
Iklan

Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau Gangguan Kepribadian Narsistik adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan pola pervasif

Mengenal Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD)

Definisi

Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau Gangguan Kepribadian Narsistik adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan pola pervasif keagungan (grandiosity), kebutuhan akan kekaguman yang berlebihan, dan kurangnya empati terhadap orang lain. Kondisi ini dimulai pada masa dewasa awal dan muncul dalam berbagai konteks kehidupan. Individu dengan NPD memiliki persepsi yang berlebihan tentang pentingnya diri sendiri dan memiliki fantasi yang berlebihan tentang kesuksesan, kekuatan, kecemerlangan, kecantikan, atau cinta ideal.

Karakteristik Klinis

Gangguan kepribadian narsistik diklasifikasikan dalam Cluster B dari gangguan kepribadian menurut DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, edisi kelima). Seseorang dengan NPD menunjukkan setidaknya lima dari sembilan kriteria yang meliputi: rasa keagungan yang berlebihan, preokupasi dengan fantasi kesuksesan tak terbatas, keyakinan bahwa mereka adalah "khusus" dan unik, kebutuhan akan kekaguman yang berlebihan, rasa hak istimewa (entitlement), eksploitasi interpersonal, kurangnya empati, envy terhadap orang lain atau keyakinan bahwa orang lain iri pada mereka, dan perilaku atau sikap yang arogan.

Prevalensi dan Epidemiologi

Prevalensi NPD dalam populasi umum diperkirakan berkisar antara 0,5% hingga 1,9%, dengan tingkat yang lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita. Gangguan ini lebih sering didiagnosis pada individu yang mencari pengobatan karena masalah kesehatan mental lainnya, seperti depresi atau gangguan kecemasan. Onset NPD biasanya terjadi pada masa dewasa awal, meskipun ciri-ciri narsistik dapat diamati sejak masa remaja.

Etiologi dan Faktor Risiko

Perkembangan NPD melibatkan interaksi kompleks antara faktor genetik, neurobiologis, dan psikososial. Faktor risiko meliputi pengalaman masa kanak-kanak yang ekstrem, baik berupa pemanjaan berlebihan maupun pengabaian emosional. Trauma masa kanak-kanak, pola asuh yang tidak konsisten, dan ekspektasi yang tidak realistis dari orang tua dapat berkontribusi pada perkembangan NPD. Penelitian neuroimaging menunjukkan adanya abnormalitas struktural dan fungsional di area otak yang terkait dengan empati dan regulasi emosi.

Dampak Psikososial

NPD dapat menyebabkan gangguan signifikan dalam fungsi interpersonal, pekerjaan, dan sosial. Individu dengan NPD sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan hubungan yang sehat karena ketidakmampuan untuk berempati dan kecenderungan untuk mengeksploitasi orang lain. Mereka mungkin mengalami distres ketika tidak mendapatkan pengakuan atau kekaguman yang mereka harapkan. Gangguan ini juga dapat menyebabkan masalah dalam lingkungan kerja, pendidikan, dan kehidupan keluarga.

Diagnosis Diferensial

Diagnosis NPD harus dibedakan dari gangguan kepribadian lainnya, terutama gangguan kepribadian histrionik dan antisosial. Perbedaan utama terletak pada motivasi dan pola perilaku yang mendasari. NPD juga harus dibedakan dari gangguan mood episodik dan gangguan terkait zat, yang dapat menyebabkan perilaku yang tampak narsistik namun bersifat sementara.

Pendekatan Terapeutik

Pengobatan NPD umumnya melibatkan psikoterapi jangka panjang. Terapi Perilaku Dialektis (DBT) dan Terapi Berfokus Skema (Schema Therapy) telah menunjukkan efektivitas dalam menangani gangguan kepribadian, termasuk NPD. Terapi psikodinamik juga dapat bermanfaat untuk memahami pola-pola yang mendasari. Tidak ada pengobatan farmakologis spesifik untuk NPD, namun medikasi dapat digunakan untuk mengatasi gejala komorbid seperti depresi atau kecemasan.

Prognosis dan Manajemen Jangka Panjang

Prognosis NPD bervariasi tergantung pada tingkat keparahan, motivasi untuk berubah, dan ketersediaan dukungan terapi. Perubahan umumnya terjadi secara bertahap dan memerlukan komitmen jangka panjang terhadap proses terapi. Dukungan keluarga dan lingkungan sosial yang memahami kondisi ini sangat penting untuk pemulihan yang optimal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagikan Artikel Ini
img-content
Kontributor Pojok Desa

Penulis Indonesiana

2 Pengikut

img-content

Parau

Senin, 1 September 2025 14:51 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler