Jurnalis Publik Dan Pojok Desa.
Cinta dalam Lidah Rembulan
Rabu, 23 Juli 2025 10:35 WIB
Puisi.
Oleh : Ahmad Wansa Al-faiz.
0/
Apakah cinta adalah kebenaran?
Jika bukan cinta kepada apakah yang benar?
Adakah potensi kesalahan -bukan benar-
- dari cinta?
Apakah Adam mencintai Hawa ?
Atau hanya tertarik -
dengan buah terlarang itu?
Dan di bumi anak cucunya berkelahi
1/
Lihatlah, aku tersenyum menyentuh
Rasa di hatimu - mengucapkan aku ada
Di sampingmu selalu?!
Apakah engkau tak cukup -
merasakankannya?
Dan, aku kemudian,
Menghitung jarak pada nadi nafas lahirku
Rasio apakah yang telah tinggal pada perjalanan
Sang "Ayah" Ibu dari segala pikiranku?
Berkelana aku mencarimu ke sisi dunia
Dan se isi fakultas itu tak ada yang tahu
Siapa?
Ya, siapa?
2/
Dan aku bukanlah Arjuna dalam Mahabarata
Dan, atau Ramayana mencari dewi Sinta?
Maafkanlah, ini adalah gimick bahasa modern
Mungkin?
Sekiranya yang kau inginkan
Namaku hanyalah seorang "Musafir"
Dalam perjalanan hayat manusia
Singgah suatu waktu saat aku lelah dan dahaga?
Dan Apakah cinta adalah hayat ?
atau perjalanan ?
Cinta adalah ?
- Senyum, pagi mentari,
- suatu tabir ilahi - Cahaya
Pelita yang menuntunku
Menuju senja dan ibu
Ibu ?
Suatu kecenderungan yang sulit aku terka
Oleh hijab - alih-alih dimataku
Dan, apakah sesungguhnya,
Yang mengguncangkan reumputan itu?
Selain angin yang menghembus -
pipimu memerah ?
Tuhan?!
- adakah yang mendengar do'aku selain Engkau ?
Ahmad Wansa Al-faiz,
Bandar Lampung. 22 Juli 2025.

Penulis Indonesiana
2 Pengikut

Parau
Senin, 1 September 2025 14:51 WIB
Mahmudat Ikhwanat Dipanggil Hamidah, Sebuah Anekdot Linguistik
Senin, 1 September 2025 14:50 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler