x

Pemandangan indah yang disajikan di pantai Kondang Merak di Kecamatan Bantur, Malang, Jawa Timur, 20 Juni 2014. TEMPO/Aris Novia Hidayat

Iklan

anton susilo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Imaji Hari (2)

prosa

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kuandaikan hari-hari itu adalah seorang manusia dalam aneka wajah. Ia adalah wanita muda yang postur kurus tubuhnya hampir menyerupai diriku. Setiap pagi, ia mengenakan terusan gaun dengan warna sama, menyapa pelan di mana kalimat dan alunan nadanya terasa sama, mengetuk pintu pada tempo yang sama, dan aku pun akan membuka pintu pada saat-saat yang sama seperti waktu-waktu kemarin. Hanya wajahnya saja yang kudapati berbeda. Kadang yang kuhadapi adalah wajah ibuku. Atau wajah ayahku. Atau muka sedih kekasihku. Guruku. Tetanggaku. Saudaraku. Preman pasar. Pencopet yang mencuri dompetku. Penjual jamu keliling. Tukang parkir. Bankir. Dan entah siapa lagi.

 

Sering aku menduga-duga, apa yang terjadi kemudian bila aku mati di suatu hari? Wajah manakah yang datang mengetuk pintu kamarku jika tiba hari yang ditentukan itu? Apakah wanita tadi datang dengan semua wajah yang dia punyai? Bisakah anda bayangkan, seorang wanita kurus dalam jutaan wajah, milyaran mata, dan banyak sekali mulut datang memanggil-manggil nama kita? Atau, apakah ia akan datang dan menampilkan satu wajah yang begitu jarang kusaksikan, yaitu wajahku sendiri?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Pikiran-pikiran itulah yang mengepungku saat terbangun pagi ini. Pondok kos sepi sebab teman-teman serumah sudah pada pergi. Di sini hanya aku sendiri. Setelah lama tercenung seraya berbaring di ranjang, lamat-lamat aku pun menyadari, bahwa sedari tadi tak ada hari manapun yang datang mengetuk pintu kamarku.

Ikuti tulisan menarik anton susilo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Penumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

22 jam lalu

Terpopuler

Penumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

22 jam lalu