saya seorang tenaga pengajar di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. saat ini menjadi Ketua MGMP PAI Kota Bandar Lampung, Pengurus APKS PGRI Propinsi Lampung. Pengurus Forum Guru Motivator Penggerak Literasi (FGMP;) Lampung. \xd Guru Penggerak angkatan 7 dan Pengajar Praktik angkatan 11 kota bandar Lampung.\xd saya aktif menulis di berbagai media elektronik daerah/nasional
Menguatkan Spirit Kebersamaan dan Kepedulian Sosial; Teladan Rasulullah SAW
9 jam lalu
Rasulullah SAW adalah pribadi yang mencontohkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah insaniyah, bahkan ukhuwah wathaniyah.
Oleh : [Herumirhan]
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW senantiasa membawa umat Islam pada sebuah perenungan mendalam tentang makna kelahiran manusia agung yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Allah SWT berfirman: “Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)
Ayat ini menegaskan bahwa kelahiran Rasulullah SAW adalah anugerah bagi seluruh manusia, bahkan bagi alam semesta.
Di tengah kompleksitas kehidupan modern yang kerap diwarnai individualisme, materialisme, dan hedonisme, pesan yang paling nyata dari peringatan Maulid Nabi adalah bagaimana kita menumbuhkan kembali semangat kebersamaan dan kepedulian sosial.
Rasulullah SAW adalah pribadi yang mencontohkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah insaniyah, bahkan ukhuwah wathaniyah. Beliau menyatukan kaum Muhajirin dan Anshar dalam ikatan persaudaraan sejati. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT:“ Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)
Dalam sejarah, masyarakat Madinah di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW tumbuh menjadi komunitas yang harmonis. Piagam Madinah menjadi bukti bagaimana Rasulullah mampu merajut kebersamaan dalam keberagaman.
Kebersamaan ala Rasulullah SAW berangkat dari prinsip saling menghargai, saling menguatkan, dan saling berbagi. Beliau menegaskan dalam sabdanya: “Perumpamaan kaum mukminin dalam hal saling mencintai, saling mengasihi, dan saling menyayangi adalah seperti satu tubuh; apabila salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh turut merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Muslim)
Tidak hanya kebersamaan, Rasulullah SAW juga mencontohkan kepedulian sosial yang tanpa batas. Beliau peka terhadap penderitaan umatnya. Bahkan, dalam sebuah hadis disebutkan: “Tidaklah beriman seseorang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya.” (HR. Thabrani)
Kepedulian sosial Rasulullah SAW bukan sekadar retorika. Beliau mencontohkannya dalam tindakan nyata: berbagi makanan, menyantuni anak yatim, hingga menolong orang yang kesusahan.
Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya sikap tolong-menolong. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an:
**“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Maidah: 2)
Maulid Nabi hari ini hendaknya mengingatkan kita bahwa memperingati kelahiran Rasulullah SAW tidak cukup dengan lantunan shalawat semata, tetapi juga harus diwujudkan dalam perilaku kebersamaan dan kepedulian sosial.
Rasulullah SAW menekankan pentingnya hidup saling peduli. Beliau bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Ahmad)
Hadis ini menegaskan bahwa esensi hidup bukanlah sekadar mencari keuntungan diri, tetapi bagaimana memberi manfaat sebesar-besarnya bagi orang lain.
Jika nilai-nilai ini kita hidupkan, maka spirit kebersamaan dan kepedulian sosial Rasulullah SAW akan menjelma menjadi energi moral yang luar biasa dalam membangun bangsa, menjaga kemanusiaan, dan merawat persatuan.
Akhirnya, refleksi Maulid Nabi haruslah membangkitkan kesadaran bahwa mencintai Rasulullah SAW berarti meneladani kehidupannya. Kebersamaan yang beliau ajarkan harus kita jadikan ruh dalam persaudaraan, dan kepedulian sosial yang beliau wariskan harus kita jadikan aksi nyata dalam keseharian.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Artikel Terpopuler