x

Warga melihat sebuah Masjid Al-Tawfeeq yang rata dengan tanah usai terkena rudal Israel di kamp pengungsi Nuseirat, pusat Jalur Gaza, 12 Juli, 2014. Pejabat Palestina mengatakan serangan udara Israel menghantam sebuah masjid dan pusat penyandang caca

Iklan

Jono Marpulongpulong

Intelijen
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Yang Sering Terlupakan Ketika Bicara Tentang Pilpres dan Isu Timur Tengah

Karya prosa dengan gaya ringan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kita sebagai bagian dari masyarakat modern kini memiliki dua pandangan dalam keseharian kita. Pandangan pribadi, dan pandangan orang banyak. Pandangan pribadi muncul dari dalam diri sendiri, dengan menggunakan mata sendiri dan pertimbangan dari hati sendiri. Pandangan orang banyak didapat dari akumulasi penglihatan asing dan pertimbangan orang lain. Mengenai pandangan orang banyak soal hal-hal yang belakangan ini sering menyinggung keseharian tidak usah dibahas karena lebih baik menyimak pandangan diri sendiri tiap orang yang unik-unik. Berikut pandangan pribadi mengenai Pilpres dan Gaza--dua hal yang sedang dipandangi orang banyak.

Kita lihat gimana masih mudahnya orang-orang, teman-teman yang kita kenal, ditukar matanya, atau "dicuci otaknya." Mereka udah nggak lagi peduli sama apa yang seharusnya mereka pedulikan. Sebaliknya, mereka malah membabi buta terhadap kepentingan orang yang bukan saja tidak mereka kenal, tapi juga belum tentu memperjuangkan kepentingan mereka sendiri.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kita lihat gimana orang-orang masih mudahnya terombang-ambing, jiwa dan raganya, oleh sesuatu yang tidak mereka pahami. Atau tidak perlu mereka pahami. Tidak seharusnya mereka memahami Pemilihan Umum lebih baik dari mereka memahami teman-temannya, keluarganya. Betapa memilukan ketika teman kita selalu meng-update Facebook mereka mengenai perjuangan calon presiden yang mereka dukung, namun sudah tidak lagi perduli terhadap Message yang kita kirimkan untuk mereka. Bukankah tidak seharusnya mereka mengenal calon penguasa pemerintahan lebih baik dari mengenal diri mereka sendiri. Haruskah?

 

Haruskah mereka memperdulikan nasib sesama manusia yang tengah berperang jauh di Timur Tengah sana dengan semangat yang lebih dahsyat ketimbang semangat gotong-royong saling peduli terhadap tetangga di kompleks perumahan ataupun kampung kita sendiri? Apakah merelakan nyawa kita demi peperangan yang duduk perkaranya tidak hati kita mengerti itu lebih baik daripada mengorbankan tenaga sendiri untuk membersihkan, atau paling tidak, membuang sampah pada tempatnya di halaman sendiri? Haruskah kita yakini bahwa yang terbaik itu adalah mereka yang berperang di jalan Tuhan tanpa memberantas terlebih dahulu apa yang bikin kemacetan di jalan raya sendiri makin parah? Bukankah yang disekitar kita sebenernya masih banyak yang terabaikan dan perlu diperjuangkan?

 

Kita tidak usah menanyakan di mana letak kesadaran kita dan orang-orang di sekeliling kita. Kita lebih baik mulai menyadari bahwa kita semua punya mata dan hati sendiri-sendiri. Coba lah untuk lebih pandai lagi mencerna ajakan yang merangsang dari luar agar tidak menjadi hasutan yang merugikan diri sendiri. Jangan tukar mata kita dengan mata orang lain, mata massa yang sewaktu-waktu dapat dibutakan oleh orang. Jangan mau hati kita ditukar. Jangan sampai orang yang kita kasihi ditukar dengan apa dan siapa yang orang lain anggap buruk atau jahat. Kenali lah diri sendiri dan pedulikan lah lingkungan sendiri dulu sebelum kita mengenali orang dan sesuatu yang jauh dari keseharian kita.

Ikuti tulisan menarik Jono Marpulongpulong lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu