x

Sejumlah pengendara motor mampir di Jalur Gaza (Jajanan, Lauk, Sayur, Gubug Ashar Zerba Ada) di Masjid Muthohhirin untuk membeli sejumlah makanan untuk Takjil, Yogyakarta, (16/7). Tempo/Anang Zakaria

Iklan

jokowibo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jemunak, Kuliner Ramadhan dari Muntilan

Jemunak: Kuliner Khas Ramadhan Dari Muntilan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setiap memasuki bulan Ramadhan, sebuah rumah di Dusun Karaharjan, Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, mulai disibukkan dengan kegiatan membuat makanan khas daerah ini, Jemunak. Seluruh anggota keluarga terlibat dalam proses pembuatan. Sejak Mulsaeru Mulyodinomo (85) belum lahir, keluarganya sudah membuat Jemunak. Mbah Mul, demikian beliau disapa, hanya membuat makanan dari ketela pohon ini saat bulan Ramadhan tiba.

Saat saya bertandang kerumahnya, Mbah Mul sedikit bercerita, bahwa dulu masih banyak warga desa Gunungpring yang membuat makan berbahan dasar ketela pohon ini. Namun, sebelum banyak media cetak maupun elektronik yang membuat berita mengenai Jemunak, hanya tinggal Mbah Mul bersama istrinya, Mujilah Mulyodinomo (75), yang masih setia membuat Jemunak. Meneruskan usaha yang dilakukan orang tuanya sejak dulu. Proses pembuatan yang memakan banyak waktu dan tenaga menjadi salah satu tantangan tersendiri.

Saat ini, lantaran faktor usia, semua proses pembuatan dilakukan oleh anaknya Poniseh Mulyodinomo (48) dibantu seluruh kerabatnya. Sejak pagi proses pembuatan Jemunak sudah dimulai, setelah kulit ketela dikupas bersih, kemudian diparut kasar lalu dikukus diatas tungku kayu bakar hingga tanak. Ketela dicampur dengan beras ketan yang sudah dikukus. Adonan yang masih panas ditumbuk dalam lumpang hingga kalis halus seperti gethuk.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah dingin, adonan dibungkus daun pisang dan diberi taburan kelapa parut serta dilumuri gula merah atau aren cair yang kental. Demikian proses pembuatan selesai hingga waktu shalat Ashar menjelang.

Dengan 30 kg ketela, 3 kg ketan, 8 kg gula, dan 8 butir kelapa, Mbah Mul mengaku dapat menghasilkan 500 bungkus Jemunak. Selain diantarkan kepada warga yang memesan, Jemunak juga dipasarkan dilapak dan kios-kios dadakan seputaran Kecamatan Muntilan. Yang serempak berdiri saat bulan Ramadhan.

Ahmad Mansur (20), yang saya minta pendapatnya mengenai makanan khas Desa Gunungpring ini. Jauh-jauh datang dari Kecamatan Mungkid untuk membeli Jemunak buatan Mbah Mul, rasa dan tekstur yang khas dari Jemunak membuat dia selalu membeli.

Mbah Mul juga mengungkapkan rasa Jemunak akan lebih nikmat bila dibungkus dengan daun kelapa. Namun, saat ini lebih umum dijumpai penggunaan daun pisang sebagai pembungkus makanan tradisional.

Ketika saya bertanya mengenai asal nama Jemunak beliau berucap dalam bahasa Jawa, jarwodosok-nya Jemunak yakni, ngajeng-ajeng nemu kepenak. Artinya, berharap bisa menemukan hidup yang mulia.

Didalam ruang tamu kediaman Mbah Mul, saya menemukan piagam penghargaan yang dipajang didinding rumahnya. Pada tahun 2009 lalu, Jemunak diikutsertakan dalam lomba kuliner Pengembangan Lingkungan Berbasis Komunitas. Festival jajanan kuliner khas Desa Gunungpring dalam rangka pencanangan desa wisata dan pendidikan yang berbasis nilai-nilai budaya dan religi.

Kini Jemunak tidak hanya dibuat oleh keluarga Mulyodinomo, terangkatnya pamor Jemunak sebagai makanan tradisional khas desa Gunungpring. Membuat sebagian warga tergiur untuk ikut memproduksi makanan khas yang memilki citarasa dan penyajian yang sederhana ini. Tentunya Jemunak akan tetap menjadi makanan yang selalu diingat warga sekitar Magelang saat Ramadhan tiba.

Ikuti tulisan menarik jokowibo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB