x

Iklan

Yopi Setia Umbara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Gara-gara Berita Mesum

Tentang berita mesum di media massa

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Beberapa hari belakangan,  di negeri yang kita cintai ini sedang ramai soal berita mesum. Hampir semua media menyorotnya. Mulai dari kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Gubernur Riau Annas Maamun, foto dan video mesum Rinada (mantan istri personel The Titans) dengan pakaian Pegawai Negeri Sipil Bandung, hingga yang terakhir mengenai foto topless artis Aril Tatum di media sosial Instagram.

 

Hari ini (4/9/2014), ketika makan siang pada saat jam istirahat kantor, tiba-tiba saya merasa mual. Namun, rasa mual tersebut bukan lantaran menu makanan saya. Melainkan gara-gara berita di televisi tentang sepasang siswa di Cirebon yang tertangkap razia Satpol PP. Menurut berita di televisi itu, mereka bolos sekolah dan tertangkap tangan sedang mesum di warnet.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Bagaimana tidak membuat saya mual, berita seperti itu tidak layak menjadi konsumsi publik. Sekalipun perbuatan kedua siswa tersebut adalah salah, lebih baik diberikan penanganan yang tepat. Publikasi oleh media massa tidak lebih dari meruntuhkan moral kedua siswa tersebut. Walau bagaimanapun, mereka membutuhkan pembinaan yang benar.

 

Hal berbeda jika tindakan mesum atau pelecehan seksual yang dilakukan oleh pejabat, atau kalangan pesohor alias artis. Tindakan mereka jelas penting dan perlu dipublikasikan agar masyarakat luas tahu, bahwa para pejabat mesum atau yang memiliki kecenderungan melakukan pelecehan seksual tersebut tidak layak dijadikan pemimpin. Kelakukan pejabat yang demikian juga menunjukan bahwa mereka tidak amanah. Dengan kata lain, tidak bisa dipercaya.

 

Begitu juga dengan para artis. Masyarakat layak mengetahui mengenai tindakan mereka yang tidak pantas. Supaya masyarakat tidak sekadar mengidolakan mereka karena tampang dan penampilannya yang keren saja. Tapi, jangan sampai mengidolakan mereka yang kelakuannya tidak beradab.

 

Namun demikian, berita seperti ini tidak perlu diulang-ulang berhari-hari. Karena jika berita seperti ini terlalu sering diulang, masyarakat akan muak juga. Dengan mengulang-ulang berita mesum, seakan tidak ada lagi persoalan yang lebih penting untuk diberitakan di negeri ini.

 

Kembali ke soal yang membuat saya mual tadi. Saya memiliki beberapa pertanyaan tentang berita siswa mesum tersebut. Pertama, kenapa tindakan tidak pantas seperti itu harus menjadi berita? Kedua, apakah publikasi kelakuan siswa tersebut akan memberikan efek jera? Dan, ketiga, apakah prilaku mesum mereka itu sebuah urgensi di negeri ini?

 

Berita sudah barang tentu diproduksi untuk menjadi konsumsi publik. Akan tetapi, apakah pantas media massa menyajikan berita yang tidak pantas tersebut kepada masyarakat. Apakah dengan berita tersebut masyarakat merasa senang. Saya kira, dalam hal ini insan media massa mesti lebih bijaksana dalam memproduksi suatu berita.

 

Jika ingin menimbulkan efek jera dengan dipublikasikannya berita tersebut, saya menghargai usaha itu. Tetapi, upaya lebih manusiawi dengan jalan beradab juga tetap bisa dilakukan, ketimbang seolah-olah mempermalukan mereka di layar televisi dan tersebar di media online. Sebab, secara sosial juga sudah jelas kelakuan mereka salah. Sekali lagi saya katakan, bahwa pembinaan yang mereka butuhkan, bukan bullying dalam kemasan reportase.

 

Apakah prilaku mesum adalah urgensi di negeri ini? Ah, terlalu dibesar-besarkan. Soal prilaku siswa itu soal pendidikan. Maksud saya, sistem pendidikan di negeri ini yang harus dibenahi. Bukan sepasang siswa mesum yang dijadikan kambing hitam sebagai tidak bermoral.

 

Kalau mau ngomong yang urgensi, perkara korupsi jauh lebih darurat di negeri ini. Lalu, Warga Rembang yang menolak pembangunan pabrik semen tampaknya sepi di media massa. Atau, bagaimana nasib warga korban lumpur Lapindo, apakah mereka sudah menerima ganti rugi? Dan, beragam hambatan pembangunan di berbagai pelosok di negeri ini juga menanti perhatian para pewarta. Jangan cuma tertarik mewartakan urusan kelamin doang! (Ilustrasi: odesigner.deviantart.com)

 

 

Ikuti tulisan menarik Yopi Setia Umbara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler