x

Warga tunjukkan KJP dan uang hasil pencairan dana pendidikan di Bank DKI cabang Otista, Jakarta, 8 September 2014. TEMPO/Dasril Roszandi

Iklan

Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja - FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jika Harga BBM Naik, Jangan Kutuk Jokowi!

Sebaiknya melihat persoalan BBM (harga) mulai dari tinjauan historis.. kenapa harga barang/jasa naik? apa hubunganya dengan pajak? apa pula hubungannya dg Utang Luar Negeri? apa juga hubungannya dengan sistem riba? apa pula hubungannya dg niat/motif Banki

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tatkala biaya subsidi BBM dari APBN sudah menggelembung, terpaksa subsidinya dikurangi/di-delete, kemudian banyak yang mengkritik harga BBM naik, jadilah banyak yang mengutuk Government (Pemerintah). Banyak artikel yang menjadi kategori terpopuler adalah tema BBM Naik Harga, mulai dari Republika, Tempo, Liputan6, BBC Indonesia, Merdeka, Tribun, Kompas, serta ANTARA. Boleh menduga, orang banyak pun ikut melongok menonton tv.

 

Lihat sejarahnya DARI BUKU History of Money Changer (Hitchcock, 2006) dan buku sejarah lainnya. namun lengkapi juga dengan buku Makroekonomi dan Mikroekonomi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Negara berutang ke Bankir. Kenapa? Peredaran duit berikut pencetakannya dikuasai Bankir  karena Bankir Si Tukang Emas miliki gagasan yang disenangi rakyat yakni duit kertas tidak repot dibawa, mudah digunakan. Sementara koin emas dipakai sebagai duit, duit kertas mulai dicetak.

 

Selanjutnya koin emas terlupakan, karena ‘pegang’ kertas keasyikan. Esensi duit sebagai alat tukar menjadi bias. Duit sekadar alat bayar. Sekali lagi, bukan alat tukar. Bukankah ini penipuan oleh Si Bankir?

 

Tidak sadar lagi rakyat. Kertas ber-angka dipercaya setara dengan barang/jasa tertentu. Cuma di atas kepercayaan, kertas ber-angka Rp. 10.000 misalnya, setara dengan Nasi Gorang Ayam.

 

Kemudian bikin tambah banyak utang karena riba. Kemudian Si Bankir menawarkan utang lagi dengan jaminan pajak yang diambil dari rakyat. Ini awal pajak berlaku, rakyat bayar pajak atau penjara. Tentu banyak yang memilih bayar pajak.

 

Kemudian bunga tidak pernah terbayarkan, utang tambah lagi. Ini lah penipuan. Duit bunga tidak beredar di rakyat. Hanya beredar di otak rakyat. Ini lah penipuan.

 

Kenapa pemerintah tambah utang, sebab akal-akalan Bankir saja. Bankir yang bikin perang tersulut, Bankir yang bikin ketegangan. Bankir yang bikin macam-macam, bikin problem. Memang tidak semua problem karena Bankir, namun hampir semua problem merupakan diferensiasi dari problem awal yang dibikin Bankir.

 

Duit? Kenapa bisa diizinkan berkembang biak? Bukankah tidak logis? Bukankah seharusnya yang berkembang biak itu adalah produk? Ya bukan duit.

 

Kemudian makin jadi utang. Makin jadi pajak [atas rakyat] naik. Makin naik pula harga barang/jasa. Kabarnya nilai rupiah tiap tahun turun 10%. Kayaknya memang benar. Dulu tahun 97-an permen satunya seharga 25 rupiah, sekarang tiga seharga 500 rupiah. sebagaimana pula BBM makin naik harganya.

 

Ringkasnya: karena duit berkembang biak, duit pun turun nilainya.

 

Pangkal problemnya ada di “riba”. Riba dilarang logika apalagi agama.

 

Jadi jangan mengutuk Pemerintah, tapi kutuk diri kita sendiri karena ridho dengan sistem riba atau karena tidak mau tahu sejarah duit.

 

Untuk sementara kita ikut main aturan yang ada, kemudian diam-diam membalikkan, ke sistem non-riba! Jangan ke mana-mana bahasannya: monopoli BBM lah, ekspor BBM lah, produksi BBM lah, modal pemberdayaan lah, distribusi tersendatlah, dan lah lah lainnya. Bahas saja riba itu! Kenapa? Kalau tidak demikian, BBM dari dulu sampai sekarang bakalan naik melulu harganya!

 

Jangan tanya saya solusinya? Anda sendiri sebenarnya tahu bukan? Paling tidak, dimulai dari evaluasi kognitif (pengetahuan). Itu saja butuh waktu lama. Bertahun-tahun kali.

 

 

Check more info in here!

http://www.iamthewitness.com/books/Andrew.Carrington.Hitchcock/The.History.of.the.Money.Changers.htm

http://www.hiddenmysteries.org

http://mahendros.wordpress.com/2014/08/05/uang-mk-vs-kpu-bag-1/

http://politik.kompasiana.com/2014/08/27/uang-pks-hancur-bag-2-683266.html

Ikuti tulisan menarik Mahendra Ibn Muhammad Adam lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu