x

Iklan

yoga munaf

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Beringin Hebat dan Beringin Merah Putih

Golkar pecah, Partai Beringin terbelah dua. Satu cenderung ke Koalisi Indonesia Hebat satu bertahan di Koalisi Merah Putih.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Golkar tandingan sudah dideklarasikan. Perpecahan ditubuh partai pewaris Orde baru itu sudah mencapai puncaknya. Dua kubu sudah terpolarisasi dan mengkonsolidasikan diri. Masing-masing memiliki kepentingan yang tak sejalan, mempunyai 'bekingan' kuat dan susah untuk disatukan. (Kisruh Partai Golkar Lahirkan Partai Baru -- http://bit.ly/1zHgmO6)

Kubu Aburizal Bakrie sudah mulai menggelar Munas di Nusa Dua, Bali. Sudah bisa diprediksi, Ical atau setidaknya 'orangnya' Ical akan memimpin kembali Partai Beringin itu. Tak ada penantang yang cukup signifikan hadir di Bali. Priyo Budi Santoso saja diusir. Semua pihak yang potensial menjegal sudah terpental.

Acara tersebut dihadiri oleh semua petinggi Koalisi Merah Putih (KMP). Itu bentuk dukungan dan pengharapan terhadap kesetiaan Golkar dalam KMP. Seperti diketahui, apalah artinya KMP tanpa Golkar. Tentu akan loyo menghadapi gempuran KIH yang terus menguat dan sudah berhasil menarik PPP dalam rengkuhan mereka. Oleh karena itu, KMP tentu akan sekuat tenaga membantu Ical kembali memimpin Partai Beringin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, kubu sebelah juga tak tinggal diam. Orang-orangnya pun tak sembarangan. Ada Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Muladi, Nusron Wahid, Poempida, Agus Gumiwang dan lain-lain. Ketua Presidium Penyelamatan Partai Golkar Agung Laksono sudah lantang berkoar menyiapkan musyawarah nasional untuk memilih calon Ketua Umum Golkar yang baru. Munas selambat-lambatnya akan diadakan Januari 2015 di Jakarta.

Tak hanya itu, mereka juga garang dalam membuat gebrakan, Ical dan Ketua DPP lainnya dipecat. (Dagelan Politik Pemecatan Ical --- http://bit.ly/1vvnspu) Mereka juga mengajukan susunan kepengurusan DPP Golkar yang baru ala mereka ke Kemenkum HAM dengan harapan akan dibantu untuk disahkan seperti hal-nya pada PPP. Sang 'beking' juga menambah amunisi Agung Laksono cs dengan mengutus Menkopolhukam Tedjo Edi. Menteri Tedjo jelas-jelas melakukan intervensi dengan mengeluarkan statemen dilarangnya Munas Golkar versi Ical di Bali.

Untuk melancarkan rencana tersebut, Agung membentuk panitia Munas tandingan. Ketua Mahkamah Partai Muladi ditunjuk sebagai ketua panitia penyelenggara Munas, Ibnu Munzir sebagai Ketua Steering Committee, dan Djasri Marin sebagai Ketua Organizing Committee. Mereka juga merehabilitasi dan mengembalikan hak-hak kader Partai Golkar yang dipecat oleh Ical sebelumnya, seperti Agus Gumiwang, Poempida Hidayatullah dan Nusron Wahid. (Mediasi Gagal, Agung Cs menilai Munas Bali Illegal http://bit.ly/1pDMqSO)

Anak-anak Golkar Sebelumnya

Golkar melahirkan tradisi melahirkan anak pasca Munas. Setelah rezim Soerharto ditumbangkan gerakan reformasi pada 1998, dua partai politik baru terbentuk pasca munas Golkar. Waktu itu Golkar beranak Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) dengan Mbak Tutut-nya dan Partai Keadilan dan Persatuan (PKP). Dua partai itu tak cukup eksis. PKPB hilang ditelan bumi dan PKP kini menjadi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Sementara Golkar, terus melenggang dibawah kepemimpinan Akbar Tanjung.

Pada 2004, adanya dualisme dalam tubuh Golkar pasca Munas juga menciptakan dua partai sempalan. Ketidakpuasan elit yang kalah melahirkana Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Hati Nurani Rakyat. Gerindra yang digawangi oleh Prabowo Subianto dengan kekuatan finasial dan jaringanya Gerindra kini eksis menjadi partai besar. Dalam Pilpres lalu mereka bahkan berhasil mengusung Prabowo menjadi capres yang hanya kalah tipis dari Jokowi.

Sementara, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang dipimpin oleh Wiranto juga terbilang partai sempalan Golkar yang cukup sukses. Dalam dua pemilu terakhir, Hanura selalu melampaui electoral treshold dan nyaman di senayan. Wiranto pun mencicipi menjadi capres untuk kali keduanya dengan kendaraan Hanura meski hanya menduduki urutan buncit.

Setelah melahirkan empat anak, Golkar juga masih bisa melenggang dibawah kepemimpinan Jusuf Kalla. Golkar pun setia melahirkan calon presiden meski selalu kalah bertarung. Namun, akhirnya mereka juga masuk dalam pelukan pemerintahan.

Sedangkan pada 2010, perpecahan di tubuh Golkar memunculkan Partai NasDem. Hal ini terjadi setelah Surya Paloh, salah satu pentolan Golkar pecah kongsi dengan Aburizal Bakrie yang menjadi pemimpin Partai Beringin. Anak Golkar yang paling bontot itu juga sukses pada pemilihan legislatif lalu dengan kekuatan media dan dukungan finansial Paloh. Mereka berhasil menempatkan kader-kadernya di senayan dan kini menjadi partai penting di koalisi pemerintahan Jokowi-JK.

Kini, kita tunggu saja anak ke-6 Partai Golkar. Naga-naganya ketubannya sudah pecah. Sebentar lagi akan lahir partai baru dari rahim Beringin. satu beringin hebat satu beringin merah putih. ( Konflik Internal Golkar untuk Gembosi KMP http://bit.ly/1ylPp3P)

Ikuti tulisan menarik yoga munaf lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB