x

Iklan

Adjat R. Sudradjat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Dikritik Mantan Menteri, Anies Pun Tak Peduli

Penghentian Krikulum 2013 oleh Menteri Pendidikan dasar, Menengah dan Kebudayaan Anie Baswedan, menuai kritikan dari mantan Mendikbud era pemerintahan SBY, M. Nuh yang notabene penggagas K13 itu sendiri

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dengan kata-kata yang pedas, mantan Menteri Pendidikan, M. Nuh mengkritik kebijakan Mendikdasmenbud, Anies Baswedan  yang telah menghentikan Kurikulum 2013 (K13), dan kembali menggantinya dengan Kurikulum 2006 (KTSP). Dikatakan Nuh, penghentian K13 merupakan hal yang tidak tepat. Dan dianggapnya merupakan suatu kemunduran dalam pendidikan. Bahkan Nuh memintanya agar tidak ada larangan penggunaan K13, karena kurikulum tersebut bukanlah ajaran sesat.

Sedangkan mantan Rektor universitas Paramadina ini berargumentasi, ongkos K13 jauh lebih mahal dari Kurikulum 2006.  "Kalau dihentikan tentu ada masalah, tapi minimal ini cut cost. Kalau diteruskan ongkosnya akan lebih mahal untuk anak-anak kita," kata Anies.

Selain itu, alasan lain yang dikemukakan Anies, bahwa tidak ada satu dokumen pun yang menunjukkan letak kekurangan Kurikulum 2006 hingga harus diganti menjadi Kurikulum 2013. Padahal, dibanding Kurikulum 2013, Kurikulum 2006 lebih "luwes" dalam memberikan ruang sekolah untuk menyusun kurikulumnya sendiri. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penghentian Kurikulum 2013 ini lantaran pemerintah sekarang menilai pelaksanaannya terlalu tergesa-gesa dan dipaksakan. Baik guru maupun murid, kata Anies, perlu dilatih lebih serius guna mengimplementasikan kurikulum yang akan diubah.

Mantan Deputi tim Transisi itu pun mengungkapkan  "Saya tidak ingin anak-anak kita untuk alat uji coba. Anak-anak kita harus mendapatkan kurikulum yang sudah matang. Jangan anak-anak kita dan guru-guru kita dipaksa melakukan sesuatu sebelum penyiapan yang baik," tandas Anies. 

Sikap mantan menteri di era pemerintahan SBY tersebut, tampaknya ibarat orang yang tidak sadar diri. Dan seakan tidak memahami kebiasaan yang selama ini terjadi. Bukankah saat menjadi menteri, M Nuh pun sudah mengubah kurikulum produk sebelumnya. Bisa jadi hal itupun telah menyinggung perasaan dari Menteri sebelum M. Nuh sendiri. Bahkan sebagaimana biasa terjadi di negeri ini, apabila terjadi pergantian pemerintahan, maka sudah biasa juga adanya perubahan kebijakan dan program yang dilaksanakan. Demikian juga di dunia pendidikan, ganti Menteri ganti pula kurikulum seolah sudah dianggap hal biasa.

Bukankah para pendidik sendiri selama ini banyak yang mengeluh dengan K13 produk di era M. Nuh itu. Mereka cenderung lebih enjoy dengan KTSP.

Barangkali M. Nuh tidak sadar memang. di dalam sebuah iklan pun dikatakan: “Anak koq dipakai coba-coba”. Memangnya anak-anak Indonesia ini kelinci percobaan ?

Jadi dalam menyikapi masalah kurikulum ini, alangkah baiknya M. Nuh duduk manis saja sambil memeperhatikan kinerja penggantinya. Tidak perlu repot-repot mengkritiknya, apalagi dengan sewot seperti itu. toh, Menteri Pendidikan yang pernah diganti M. Nuh pun rasa-rasanya tidak pernah terdengar mengkritisi kebijakan yang dilakukan penggantinya.

Bahkan kalau saja membandingkan prestasi M. Nuh dengan Anies Baswedan, terutama di bidang pendidikan, sepertinya boleh dibilang lebih unggul Menteri yang sekarang. Belum jadi menteri saja anies sudah berkiprah nyata dengan Program Indonesia Mengajar. Mengentaskan kebodohan anak-anak di daerah terpencil yang ketika itu oleh M. Nuh sendiri sepertinya belum tersentuh sama sekali. *** 

Sumber foto: Tempo.co

Ikuti tulisan menarik Adjat R. Sudradjat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler