x

Iklan

Arimbi Bimoseno

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

BJ Habibie: Filosofi Pesawat Terbang

Mimpi besarnya adalah menjadikan Indonesia sebagai produsen pesawat terbang komersil. Adakah anak cucu intelektualnya akan menjawab mimpi besarnya itu?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kesalahan sekecil apa pun bisa membuat pesawat terbang jatuh. Itulah yang membuat BJ Habibie sangat memperhatikan detil. Harus sempurna. Tidak boleh ada kesalahan.

“The devil is in the details (inti suatu permasalahan terletak pada rinciannya),” kata Habibie.

Dalam memeriksa sebab-musabab permasalahan teknis, harus diuji sampai rincian terdalam permasalahan tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pesawat terbang seperti juga sistem tata ekonomi makro merupakan produk dari harmonisasi serta koordinasi kerja dari ribuan elemen yang membangun produk tersebut. Jika salah satu elemen tidak beres kerjanya, walaupun sekecil apa pun elemen tersebut, pasti mempengaruhi kinerja pesawat terbang.

“Trust is good but check is better (percaya itu baik, tetapi mengecek lebih baik lagi),” ucap Habibie.

Agar pesawat bisa terbang selamat sampai tujuan, segala sesuatunya dari A sampai Z harus diperiksa, tidak cukup hanya terima laporan. Sebab kesempurnaan tidak datang dengan sendirinya. Kesempurnaan harus diupayakan. Kesempurnaan harus dinilai. Proses dan hasil pekerjaan harus selalu diawasi. Begitu pula dalam kehidupan ini dalam merespon apa pun, tidak bisa percaya begitu saja dengan katanya-katanya, perlu dicek agar keputusan yang diambil tepat sasaran. 

Habibie terkesan pada peribahasa asli bangsa Jerman, “Wer den pfennig nicht ehrt, auch des Talers nicht wert (barang siapa yang tidak menghargai yang tampaknya kurang berharga, dia pun tidaklah pantas diberi kepercayaan mengelola atau memiliki usaha besar).”         

Pengenalan detil permasalahan adalah pangkal pengambilan keputusan yang paling mengenai sasaran dan paling efisien.

“Go beond the limit of the system you are investigating until you reach negative results in order to obtain better understanding of the limitation of the system,” ujar Habibie lagi.

Telitilah sampai jauh di luar batas kemampuan sistem yang diuji, untuk memahami batasan kemampuan dari sistem yang diuji tersebut. Jangan berhenti membuat pengkajian suatu sistem. Lakukan terobosan sampai di luar kemampuan sistem, untuk mengetahui batas sebenarnya sebuah sistem yang diteliti.

Dari pesawat terbang juga bisa dipelajari bahwa hukum alam tidak bisa dimanipulasi. Habibie mencontohkan, ukuran serta bentuk pesawat yang indah, belum tentu memenuhi hukum-hukum aerodinamika dalam menghasilkan karakteristik terbang yang kita inginkan.

Dari filosofi pesawat terbang, Habibie menarik benang merah berupa lima prinsip dasar yang ia jadikan pedoman dalam hidup. Yaitu bekerja keras, bersikap rasional, bersikap jujur dan terbuka, bersikap rendah hati dan jangan pernah menjadi pahlawan.

Pesawat terbang membuat nama Habibie mendunia.

Dan mimpi besarnya tidak pernah berubah hingga sekarang: menjadikan Indonesia sebagai produsen pesawat terbang komersil.

Apa yang ia lakukan untuk mewujudkan mimpinya itu? Temukan jawabannya dalam buku Pesawat Habibie Sayap-sayap Mimpi Indonesia dari penerbit Kata Media – Puspa Swara Group, edar Oktober 2014. [AR]

 

 

Ikuti tulisan menarik Arimbi Bimoseno lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler