x

Komisi Yudisial Awasi Sidang Praperadilan Budi Gunawan

Iklan

jembret kadipiro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

'Teori Konstipasi' Kemunculan Nama Budi Gunawan #2

Ini adalah teory konstipasi seorang menik, atas munculnya nama Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri yang berakhir dengan kegaduhan KPK vs POLRI.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ini adalah teory konstipasi seorang menik, atas munculnya nama Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri yang berakhir dengan kegaduhan KPK vs POLRI.

Ricuhnya nama BG berakhir dengan riuhnya dukungan terhadap KPK yang pada akhirnya memunculkan statement yang tidak jelas dari seorang menteri yang lebih tidak jelas lagi apa maunya tentang rakyat tidak jelas. Maka dari itu, teory konstipasi ini ternyata pun harus bersambung ke jilid 2.

Rasanya baru kemarin sore Abraham Samad mengadakan konpers dan menyatakan status BG sebagai tersangka kasus rekening gendut. Yang anehnya tak segera diikuti proses penangkapan seperti kasus-kasus lainnya, yang, jika seseorang sudah mendapatkan stempel tersangka, biasanya proses selanjutnya ya tak lain dan tak bukan sudah harus menginap di hotel prodeo walau proses hukumnya masih berjalan, seperti seorang Sutan Batoeghana. Entah kenapa, Samad seolah masih main tarik ulur kepentingan atas nama seorang BG yang sudah distempel tersangka olehnya. Hingga kemudian menjadi adanya episode tambahan yaitu ditangkapnya Bambang Widjayanto oleh Bareskrim, yang katanya terlibat kasus Pilkada Kotawaringin Barat di Kalimantan tahun 2010 lalu. Janggal? Pastinya, aneh? Lebih pasti lagi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika menilik nama Bareskrim, maka seharusnya ada nama Suhardi Alius yang bertanggung jawab disana, tapi lupakanlah nama itu, yang dicopot dari jabatannya dan dipindahkan di divisi lain setelah “kasus” pelaporan rekening gendutnya BG terhadap KPK. Dan, disini pun Sutarman secara jelas menyatakan bahwa bukan dia yang mencopot Suhardi dari jabatannya. Memang agak aneh dan rancu, kenapa bukan Kapolri yang memindahkan nama Suhardi dari Bareskrim. Tapi menurut sumber yang tak jelas, ada nama menteri yang tidak jelas yang ikut andil dalam masalah ini. Mengenai siapa menteri yang tidak jelas tersebut, rasanya paling gampang untuk jelas-jelas tidak usah menebak karena semua juga tahu jika institusi POLRI dibawah kemenpolhukam. Yang juga secara tidak jelas, tidak adanya nama Suhardi Alius dalam bursa calon Kapolri yang kembali diajukan Kompolnas kepada presiden menjadi semakin kian tidak jelas hanya karena alasan Suhardi masih muda. Ah ya, memang segala sesuatu menjadi tidak jelas bagi sebagian orang yang tidak melihat nama menkopolhukam sebagai orang dibalik nama kompolnas dengan segala kepentingannya .

Dan, kembali kepada teory konstipasi awal mengenai nama BG yang menjadi polemik. Kenapa Samad langsung lantang bersuara?

Menurut informasi yang tidak jelas, tidak lain dan tidak bukan karena Samad merasa posisinya terancam jika BG jadi melanjutkan penyelidikan kasus bail out Century. Menurut teory konstipasi, Samad sudah ada deal dengan SBY, tuker guling masalah Century dengan Hambalang. Dengan menyodorkan nama Anas Urbaningrum yang sekarang sedang menikmati masa-masa menulisnya sebagai blogger dari dalam hotel prodeo. Ada slentingan yang tidak jelas pada waktu itu mengenai apel Washington dan apel Malang. Ada yang mendongeng bahwa jika kasus Century dan Hambalang dituntaskan, maka keberadaan RI 1 terancam dan negara terancam chaos karena RI 1 terlibat didalamnya. Karena bukan rahasia lagi, nama Demokrat tak mungkin lepas dari nama seorang SBY yang mendirikan partai tersebut. Sementara nama Ibas pun sempat disebutkan beberapa kali oleh Nasarudin sang bendum Demokrat, juga Akil Mochtar sang Hakim Mahkamah Konstitusi, sebagai salah satu pemain yang ikut berpolemik dikasus Hambalang. Dan, mungkinkah sang anak bertindak tanpa sepengetahuan sang bapak? Entahlah, dongeng itu kemudian berakhir menjadi tidak jelas. Hanya berharap mungkinkah sang wisthelblower akan berani mengungkap apa dan bagaimana gurita bisa tumbuh begitu subur dan cakarnya begitu kuat mencengkeram partai yang katanya bukan sebuah partai keluarga, pun nyatanya ngeri-ngeri sedap melihat manuver trah sedarah.

Yang kemudian menjadi pertanyaan lanjutan adalah, kenapa BW yang jadi korban, kenapa tidak langsung Samad yang menjadi pentolan utama KPK yang diambil duluan oleh Bareskrim, yang saat ini dipegang oleh Budi Waseso. Dan, sejujurnya nama ini masih mengganjal dipikiran menik, karena, kalau mau jujur, siapa sih Budi Waseso ini, apa ada yang kenal namanya, seberapa besar prestasinya, kok seorang yang tidak jelas bisa bersatu dengan yg tidak jelas menggeser pribadi bersih seperti Suhardi Alius ke desk yang tak jelas, seolah mematikan karier Suhardi di Kepolisian.

Ah, sudahlah, kenapa nama BW yang menjadi prioritas? Karena menurut kabar yang tak jelas, sebentar lagi BW akan purna tugas di KPK dan dengan latar belakangnya yang jelas-jelas vokal dalam berbagai kasus isu Ham dan Korupsi, konon kabarnya Jokowi secara diam-diam memang sedang menggodok peradilan Ham bagi negara ini, dan kemungkinan besar, dengan latar belakangnya, BW akan dilibatkan dan bertanggung jawab dalam institusi ini. Rasanya isu Ham bukanlah barang baru bagi nama BW, mengingat latar belakangnya yang juga sebagai salah satu pentolan Kontras. Hal itu pulalah yang melatar belakangi “gertakan” terhadap BW lewat penangkapannya yang terkesan sinetron yang dipaksakan. Ah, bukankah para jendral pun enggan merasakan dinginnya lantai penjara?

 

Ikuti tulisan menarik jembret kadipiro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB