x

Iklan

Khoirur Rozi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Humanisme, Sisi Lain Gagasan Marxis

Banyak kalangan cenderung melihat marxisme sebagai ajaran materialistik yang menyampingkan agama. Terlepas dari ateistik tidaknya, pandangan Marx juga menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Selama ini banyak kalangan yang cenderung melihat marxisme sebagai ajaran materialistik yang menyampingkan agama. Oleh karena itu, masyarakat perlu menutup diri terhadapnya. Bahkan kelompok-kelompok anti-Marxisme yang menaruh curiga terhadap ideologi tersebut tumbuh subur di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.

Pandangan negatif demikian terjadi karena melihat ajaran Karl Marx dari satu sisi saja. Kebanyakan orang hanya melihat dan memahami pikiran Marx Tua, sebagaimana tertuang dalam karya-karya terakhirnya. Padahal, terlepas dari ateistik atau tidaknya pandangan Karl Marx, ternyata ia adalah seorang yang menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan.

Kalangan anti-Marxisme maupun pro-Marxisme sering lupa bahwa ada satu sisi ajaran Marx yang tak kalah pentingnya, yakni gagasan yang biasa disebut dengan karya Marx Muda. Di antara karya-karya Marx Muda yang paling menonjol adalah Economic and Philosophical Manuscripts, sebuah gagasan yang ditulis Marx di Paris pada 1844. Dalam karya Marx Muda itulah akan dijumpai sosok Karl Marx sebagai filsuf yang humanis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai seorang pemikir terkemuka, Marx dalam karya-karya awalnya menekankan bahwa semua penyelenggaraan sosial harus diarahkan demi perkembangan manusia. Marx juga berpendapat bahwa manusia harus selalu menjadi tujuan, dan tidak boleh menjadi sarana. Kemudian, manusia juga harus memiliki kemampuan untuk menyempurnakan diri dalam sejarah.

Humanisme Marxis tampak dalam usahanya dalam memperjuangkan manusia tanpa kompromi untuk melawan setiap penindasan. Apa yang diusahakan Marxisme adalah mewujudkan suatu kondisi sosial yang menjamin kebahagiaan manusia. Untuk itu, segala sesuatu yang bersifat menindas nilai kemanusiaan harus dihapuskan dari muka bumi.

Meski demikian, gagasan mengenai Humanisme Marxis tidak pernah menjanjikan mampu memberi kebahagiaan seseorang. Namun, Humanisme Marxis menjanjikan terhapusnya unsur-unsur sosial yang menyebabkan ketidakbahagiaan individu.

Perlu diketahui, Humanisme Marxis selain bersifat radikal dan militan, juga bersifat praktis. Artinya, Humanisme Marxis tak hanya bicara mengenai ide-ide kemanusiaan, tapi merealisasikan dalam kehidupan nyata masyarakat. Realisasi ini tampak dalam komunisme. Jadi, komunismelah yang secara nyata mengusahakan terwujudnya manusia yang diidealkan oleh Karl Marx.

Dalam rangka mengonstruksi kembali Marxisme, buku ini mencoba memperkenalkan pemikiran Marx Muda sebagai filsuf yang humanis. Buku karya Baskara T. Wardaya ini juga melampirkan beberapa teks yang ditulis Karl Marx saat remaja, dan sedang jatuh cinta, memberikan citarasa tersendiri bagi pembacanya.

Bagi anda yang memahami Marxsisme sebagai ajaran anti-Tuhan, tampaknya perlu membaca buku ini agar mendapat sedikit pencerahan. Jadi, anda tidak melulu terjebak dalam pandangan negatif tentang ajaran Marx.

Judul       : Marx Muda: Marxisme Berwajah Manusiawi

Penulis   : Baskara T. Wardaya

Penerbit : Buku Baik, Yogyakarta

Tahun     : 2003

Halaman: 126 hlm.

ISBN        : 979-3239-03-4

Ikuti tulisan menarik Khoirur Rozi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terkini