x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menyerap, Bukan Sekedar Membaca Potter

Kisah Potter membuat anak-anak lebih menghargai keragaman, kesetaraan, dan lebih toleran. Bahkan, juga semakin kurang otoriter, semakin menentang kekerasan dan penyiksaan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"It takes a great deal of bravery to stand up to our enemies, but just as much to stand up to our friends."

--Albus Dumbledore

 

Seorang penggemar kisah Harry Potter bertanya kepada penulisnya, J.K. Rowling: “Siapa nama lengkap Mrytle?” Penggemar Potter niscaya mengenal nama Mrytle, hantu penyihir yang menghuni kamar mandi sekolah Hogwarts. Rambutnya panjang, diikat dua.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Nama lengkapnya Myrtle Elizabeth Warren,” jawab Rowling di akun Twitter pribadinya. Nama ini rupanya lekat pula di benak dan hati penulisnya. “Saya tidak pernah berpikir dua kali untuk nama itu.”

Tapi Rowling tak menyangka jawaban itu menimbulkan kegaduhan di antara penggemar lainnya. Banyak penggemar yang beranggapan bahwa Rowling mencuplik nama senator AS bernama Elizabeth Warren.

Kegaduhan juga pernah terjadi ketika Rowling mengaku menyesal telah ‘mematikan’ sosok Fred Weasley. Di saat lain, penggemar melontarkan protes mengapa Hermione yang cerdas ‘dipacarkan’ dengan Ron Weasley, bukan dengan Potter, tokoh utama cerita.

Daya pikat kisah khayalan Rowling ini memang sanggup menyihir pembacanya—mereka merasa memiliki, terlibat, menghapal nama-nama karakternya, memprotes adegan yang tak sesuai dengan imajinasi mereka, bahkan memengaruhi persepsi terhadap isu-isu tertentu. Keterikatan kepada dongeng ini bahkan melintasi benua. Potter bukan cuma milik anak-anak Inggris, bahkan bukan cuma milik anak-anak.

Betapapun begitu, hasil studi yang menemukan bahwa kisah Harry Potter merupakan buku paling berpengaruh di dunia memperlihatkan betapa luas dan dalam daya pikat dongeng modern ini dalam memengaruhi pembacanya. Seperti dilaporkan The Telegraph, dua peneliti memelajari 130.000 jawaban atas pertanyaan: “Buku apa yang paling memengaruhi Anda?”

Serial Potter, yang merebut 21% suara, menempati urutan teratas, disusul To Kill a Mockingbird (> 7%) karya Harper Lee. Serial lain yang memikat ialah The Lord of the Rings karya J.R.R. Tolkien. Tiga terbawah dari sepuluh yang masuk daftar terdapat trilogi The Hunger Games (ke-8), The Catcher in the Rye (9), dan serial karya C.S. Lewis, The Chronicle of Narnia (10).

Orang mungkin bertanya: pengaruh apa yang ditebarkan oleh dongeng Harrry Potter. Hasil studi yang dipublikasikan di Journal of Applied Psychology menyebutkan bahwa dengan membaca kisah Potter, anak-anak muda menjadi cenderung lebih toleran, misalnya kepada imigran.

Salah satunya, mungkin, karena sejumlah karakter dalam dongeng ini keturunan muggle—orang-orang yang tidak mengetahui adanya alam sihir, di antaranya orangtua Hermione. Di sekolah sihir Hogwarts, keturunan muggle kerap dibuli atau dirisak, tapi Hermione menunjukkan diri meski orangtuanya bukan pesihir, ia mampu menjadi murid terpandai. Kehebatan Hermione membuat murid lainnya tak mempermasalahkan apakah ia berdarah muggle (diledek sebagai half-blood atau mudblood) atau tidak. Ia mampu menaklukkan sikap diskriminatif sebagian murid Hogwarts.

Studi lain yang dilakukan Gierzynski menyingkapkan bahwa kisah Potter telah membuat anak-anak menghargai keragaman, kesetaraan, dan bersikap lebih toleran. Bahkan, juga menjadi semakin kurang otoriter, semakin menentang kekerasan dan penyiksaan, dan berkurang sikap sinis mereka terhadap orang lain yang berbeda.

Sayangnya, sebagian orang dewasa bersikap berbeda. Ada sekelompok pakar yang menggunakan istilah muggle, misalnya, untuk menyebut orang-orang di luar kelompok mereka. Dalam Kamus Oxford, kata muggle diserap pada 2003 untuk menyebut seseorang yang tidak menguasai suatu keahlian. Rowling sendiri mengaku menciptakan kata muggle dari kata mug yang berarti seseorang yang mudah dibodohi. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler