x

Iklan

Mahendra Ibn Muhammad Adam

Sejarah mengadili hukum dan ekonomi, sebab sejarah adalah takdir, di satu sisi. *blog: https://mahendros.wordpress.com/ *Twitter: @mahenunja - FB: Mahendra Ibn Muhammad Adam
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Hari Antitembakau Sedunia [31 Mei], Kamu Ngapain Aja?

Duduk masalah soalan tembakau selain merokok menyebabkan kematian adalah soalan kecanduan merokok. Hal ini adalah masalah bagi orang kurang pintar maupun yang lebih pintar. Lagi pula dokter gigi, pernah saya jumpai sedang merokok.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Duduk masalah soalan tembakau selain merokok menyebabkan kematian adalah soalan kecanduan merokok. Hal ini adalah masalah bagi orang kurang pintar maupun yang lebih pintar. Lagi pula dokter gigi, pernah saya jumpai sedang merokok.

Paman saya dan teman saya contoh kasus di mana sebenarnya berhenti merokok itu adalah hal yang tak mustahil. Paman saya berhenti merokok karena beban ekonomi. Teman saya berhenti merokok karena trauma dengan asma.

Tetangga saya menderita tumor paru-paru dan meninggal karenanya. Ia adalah perokok aktif. Inilah yang saya sebut duduk masalahnya ada di kecanduan merokok, sebab masih banyak orang yang ‘bersahabat’ dengan rokok.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di samping cukup sedih menghadapi kenyataan ini,  ada lagi kenyataan lainnya seperti dirilis  WHO, hampir  80 persen dari satu miliar perokok di dunia berada di negara-negara low  income (pendapatan rendah) dan middle income (pendapatan menengah). Saya jadi berkesimpulan bahwa negara ini, Indonesia belum maju-maju juga, karena masih dibelenggu oleh industri rokok. Negara dengan high income telah betul-betul menekan industri rokok.

WHO (2015) juga menyatakan bahwa tembakau telah membunuh hingga setengah dari penggunanya. Tembakau membunuh hampir 6 juta orang setiap tahun. Lebih dari lima juta kematian terjadi pada perokok aktif. Lebih dari 600 ribu kematian terjadi pada perokok pasif. Tindakan yang tidak segera akan meningkatkan kematian sampai 8 juta pada tahun 2030.

Nah, melalui momentum World No Tobacco Day (Hari Anti Tembakau Sedunia) ini, diharapkan semua pihak mengambil peran.

1. Politisi harus menjadi ‘keran’ yang meregulasi perdagangan rokok.

2. Masyarakat hendaknya memahami, rokok merugikan kesehatan, ekonomi, dan sosial. Masyarakat juga hendaknya ikut mengkampanyekan WNTD (World No Tobacco Day) baik di media sosial maupun secara langsung.

3. Lembaga Akademik harus melakukan riset terhadap produk tembakau, dampak terhadap ekonomi, pengendalian perdagangan rokok, serta yang lebih penting adalah dipublikasikan dampak bahayanya mengimbangi iklan ‘busuk’ rokok yang kian masif.

Pesan sebenarnya adalah, jadilah teladan dalam hal mencegah diri untuk ‘bersahabat’ dengan rokok. Jauhi merokok, jauhi asap rokok! Demikian 'kacamata' saya. Mungkin 'kacamata' pecandu rokok sangat berbeda atau 'kacamatanya' 'buram' sehingga perlu diskusi lebih lanjut akan hal ini agar dapat melihat duduk masalah soalan tembakau. Tapi alhamdulillah ada kabar gembira, 2 dari 6 dosen biologi (pria), tidak merokok. Setidaknya itu sebagai teladan dalam intitusi akademik seperti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.

sumber gambar: di sini

Ikuti tulisan menarik Mahendra Ibn Muhammad Adam lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler