x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kitab yang Menciptakan Obsesi

Mengapa sebuah buku dianggap layak memperoleh status cult book, sementara buku lainnya cukup dengan status populer atau laris?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mengapa sebuah buku dianggap layak memperoleh status cult book, sementara buku lainnya cukup dengan status populer atau laris? Tak mudah membuat batasan. Sebab itu, menakjubkan pula bila Gina McKinnon mampu menghimpun 500 judul buku dan mengupasnya, kendati ringkas, dalam bukunya: 500 Essential Cult Books.

Meski penggila buku, Gina McKinnon tak mau gegabah membuat rumusan sendiri perihal apa itu cult book. Sebagian orang menyebut The Catcher in the Rye karya Salinger dan Neuromancer-nya William Gibson sebagai contoh cult books. Dalam ikhtiarnya menemukan rumusan yang paling mendekati, Gina bertukar pikir dengan sejumlah penulis, editor, penerbit, juga pembaca buku.

Hingga akhirnya, Gina menyebut ciri cult book, yakni mengandung kemampuan yang ganjil untuk berbicara kepada pembacanya, sejenis empati si penulis, sehingga cult book bukan hanya disukai, tapi sanggup menginspirasi pembacanya. Ada pula yang menyebut bahwa cult book harus punya kemampuan untuk mengubah hidup pembacanya atau memengaruhi dan memberi perubahan besar pada pembacanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena itu, cult book juga cenderung direkomendasikan, dan karena itu menimbulkan sejenis ‘rasa iri’ pada buku lain—yang meskipun populer tapi pengaruhnya tidak sekuat cult books. Cult book membangkitkan emosi, imajinasi, dan membuat seorang pembaca akan mengatakan pada orang lain: “Anda harus baca buku ini!” Serial Harry Potter karya J.K. Rowling dianggap layak memperoleh predikat cult books, sehingga di sejumlah sekolah karya ini dilarang untuk dibaca karena dianggap memengaruhi cara berpikir anak didik.

Dalam 500 Essential Cult Books, Gina membagi 500 judul buku ke dalam 10 kategori, masing-masing judul diberi peringkat mulai dari bintang satu (tapi jumlahnya sangat sedikit, tentu saja) sampai lima. Masing-masing kategori dipilah antara buku-buku yang tergolong 10 classics dan best of the rest. Sepuluh kategori itu mencakup Cult Classics, Incredible Worlds, Real Lives, Thrilling Tales, Young Cult, Rebellious Voices, Walk on the Wild Side, Inner Spirits, Outcats and Loners, dan One of a Kind.

Meski berbintang satu atau dua, Gina memutuskan untuk memasukkan judul tertentu disertai pertimbangannya. Chariots of the Gods? karya Erich von Daniken yang terbit pada 1969 salah satunya—sebuah karya yang disebut Gina pseudo-scientific tapi memengaruhi pikiran orang di awal 1970an. Erich von Daniken dikenal sebagai penulis yang memperkenalkan gagasan tentang makhluk cerdas dari angkasa luar, piring terbang (UFO), hingga misteri di seputar Segitiga Bermuda.

Gina McKinnon menghimpun beragam buku, fiksi maupun non-fiksi. Karya Jack Kerouac, On the Road, memperoleh bintang empat dan masuk dalam kategori Cut Classics—kelompok Top 10 Classic. Sedangkan Darkness at Noon (Gerhana Tengah Hari, edisi Indonesia), karya mashur Arthur Koestler, mendapat bintang 3 di kategori ini tapi tidak termasuk Top 10 Classic. Karya unik Patrick Süskind, Perfume, juga mendapat bintang 3 dengan imbuhan komentar: “A must-read... and don’t hold your noses” –dan saya setuju dengan penilaian Gina bahwa Perfume layak dibaca lantaran imajinasi Patrick Suskind yang menjangkau jauh perbatasan kemungkinan.

Genre science-fiction dan fantasi masuk ke dalam kategori Incredible Worlds. William Gibson masuk dalam kategori ini dengan karyanya yang mengesankan, Neuromancer. Juga George Orwell dengan 1984. Kedua karya ini mendapat bintang 5 dari Gina. Tolkin terpilih dengan The Lord of the Rings-nya.

Kategori Real Lives mencakup memoir, biografi, dan otobiografi. Di sini, kita mendapati karya Bob Dylon, Chronicles, lalu Mein Kampf-nya Hitler (yang cuma dapat bintang 1), The Motorcycle Diaries-nya Che Guevara.

Gina telah menawarkan panduan yang bukan hanya menarik, tapi juga bermanfaat dengan memberi komentar dan rekomendasi. Sebagai pembaca, saya sudah menyelesaikan sebagian buku yang masuk dalam 500 Essential Cult Books ini, tapi banyak juga yang belum—dan terus terang, banyak yang menarik untuk dibaca sejauh mengikuti komentar Gina, walaupun belum tentu saya setuju.

Tak setuju sepenuhnya dengan pilihan Gina boleh saja, namun kerja kerasnya tetap patut dipujikan. Banyak penulis Afrika dan Asia yang tak tertampung, termasuk Indonesia. Nama-nama seperti Haruki Murakami dan Yoshihiro Tatsumi dapat kita jumpai. Tapi tak ada Bumi Manusia-nya Pramoedya Ananta Toer, Ziarah-nya Iwan Simatupang, ataupun Olenka-nya Budi Darma—saya rasa, ini karena Gina tak bisa mengakses karya-karya ini di samping rintangan bahasa.

Betapapun demikian, Gina telah memandu kita untuk menuju kepada pilihan-pilihan buku yang menarik yang barangkali sanggup membangkitkan emosi, imajinasi, dan menginspirasi. Ada novel, memoar, thriller, science fiction, fantasy epic, graphic novel, hingga popular science ala Stephen Hawking dan Isaac Asimov. Selebihnya, bila kita tak sepakat, kita dapat menambahkan sendiri ke dalam daftar yang ia susun. Mungkin Anda punya pilihan tersendiri buku mana yang tergolong cult book bagi diri Anda sendiri. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu