x

Komunitas Indonesia di Albany menggelar upacara Bendera Merah Puith dalam Perayaan HUT RI ke 70 di Albany, New York, Amerika Serikat, 17 Agustus 2015. Isitmewa

Iklan

muthiah alhasany

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pendidikan Nasionalisme Dimulai dari Seorang Ibu

Lunturnya nasionalisme di kalangan generasi muda seharusnya tak terjadi bila kita memaksimalkan peran seorang ibu

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seorang ibu adalah tangan pertama yang memberikan pendidikan kepada anak. Dari ibulah anak mendapat pelajaran tentang kehidupan. Maka seyogyanya melalui seorang ibu, anak bisa belajar tentang nasionalisme. Peran ibu dalam menanamkan nasionalisme ini begitu potensial untuk menciptakan generasi muda yang cinta tanah air, menjadikan anak-anak kelak sebagai patriot bangsa. Di tengah degradasi kemerosotan nilai-nilai nasionalisme terhadap pemuda pemudi zaman sekarang, kita harus memaksimalkan peran seorang ibu.

Tak perlu berpikiran mengenai pelajaran yang berat-berat seperti halnya di sekolah. Ibu tidak perlu mengajar tentang sejarah, geografi atau bahkan politik yang sering memusingkan kaum wanita.Nasionalisme tidak dimulai dari kata-kata ilmiah atau dengan istilah-istilah yang aneh. Nasionalisme dimulai dari kehidupan sehari-hariyang biasa kita jalani. Memperkenalkan cinta kepada negeri sendiri tak ubahnya mengenal cinta seorang ibu.

Bagaimana seorang ibu bisa menanamkan nasionalisme kepada anak-anak? mulailah dari hal-hal yang sederhana. Misalnya ibu mengajarkan kepada anak agar tidak membuang sampah sembarangan karena hal itu berarti kita tidak peduli kepada lingkungan, kepada tanah dan bumi dimana kita tinggal saat ini. Ibu perlu menjelaskan dampak dari membuang sampah sembarangan. Selain kotor dan mengundang penyakit, juga akan mengakibatkan banjir. Dan yang paling penting, ibu harus memberi contoh yang baik dengan membuang sampah pada tempatnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sayangnya, masih banyak ibu-ibu yang belum sadar akan kebersihan. Betapa banyak ibu-ibu yang sering membuang sampah seenaknya. Kalau dirumah, sampah bungkus makanan dilemoar saja ke got atau gang. Di dalam angkot, mereka membuang sampah ke kolong kursi atau melempar ke jalan raya. Perlu penyadaran kepada kaum ibu  akan hal ini, agar mereka tidak memberi contoh yang buruk kepada anak.Apa yang dilakukan seorang ibu, akan menancap dalam ingatan anak.

Begitu pula dengan contoh lain seperti menyayangi flora dan fauna. Menjaga kelestarian alam adalah bagian dari cinta tanah air. Alam Indonesia kelak juga diwariskan kepada generasi berikut. Dengan memberi pengertian agar tidak merusak tanaman, lingkungan dan menyayangi hewan, anak-anak akan tahu bahwa menyelamatkan alam berarti menyelamatkan masa depan mereka.

Maka sudah saatnya kita membentuk gerakan untuk menyadarkan kaum ibu bahwa kehidupan sehari-hari bisa menjadi representasi terhadap nilai-nilai nasionalisme. Gerakan ini harus digalang secara nasional bersama seluruh komponen masyarakat, terutama stake holder yang dapat memberikan pengaruh lebih tinggi.  Gerakan ini juga harus dicanangkan pemerintah sebagai wujud ketahanan negara.

Dari sinilah kita menerapkan pemahaman bahwa wanita adalah tiang negara. Wanita adalah faktor utama pembentuk kepribadian anak yang kelak menjadi generasi penerus bangsa. Rasa cinta tanah air mengalir melalui cinta seorang ibu yang pasti ingin anaknya menjadi seorang yang berguna bagi bangsa dan negara. Mari kita mulai dari lingkungan terdekat yaitu keluarga kita sendiri.

 

Ikuti tulisan menarik muthiah alhasany lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu