x

Warga menjual mata uang dolar di money changer kawasan Kwitang, Jakarta, 25 Agustus 2015. Mata uang rupiah pada transaksi hari ini, Selasa 25 Agustus 2015, semakin tertekan terhadap nilai tukar dolar Amerika Serikat di level Rp14.060 per Dolar AS. TE

Iklan

sono rumungso

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sentimen Jokowi, Rupiah Terus Terjun

Nilai tukar rupiah melemah beberapa bulan ini. Apakah hal ini terjadi karena rasa sentiman terhadap Jokowi? Pengamat menilai tim ekonomi Jokowi lemah

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Banyak kalangan kuatir krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 akan kembali hadir. Peristiwa 17 tahun yang lalu, yang ditandai dengan tumbangnya penguasa selama lebih dari 30 tahun, merupakan catatan kelam perjalanan bangsa Indonesia di era modern. Indonesia bukan satu-satunya negara yang mengalami krisis ekonomi tersebut. Apa yang terjadi saat itu menunjukkan rapuhnya fundamental ekonomi sebagai akibat hilangnya kepercayaan publik terhadap penguasa.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar sejak beberapa bulan terakhir terus mengalami pelemahan. Banyak spekulasi yang muncul ke permukaan. Bagi masyarakat bawah seperti saya, pelemahan nilai rupiah tidak berdampak apapun, setidaknya sampai saat ini berlum terasa. Kecuali harga daging sapi dan ayam yang semakin melambung dan harus berfikir ulang untuk mengkonsumsinya. Saya belum melihat ada tanda-tanda kebutuhan pokok lain yang meningkat. Jika kebutuhan masayarakat seperti beras, minyak, gula garam dipasok dari impor, maka hanya menunggu waktu saja harga barang-barang tersebut akan naik. Masyarakat di tingkat bawah yang langsung berhadapan dengan dampak yang ditimbulkannya.

Dulu, hampir setiap hari pada jam tertentu kita bisa menikmati informasi harga kebutiuhan pokok di beberapa pasar induk melalui siaran RRI, rasanya saya tidak pernah mendengar lagi informasi serupa. Padahal, informasi ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat kecil khusus para pedagang yang ada di pasar-pasar tradisional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nilai rupiah yang tidak pernah menguat dalam beberapa bulan terakhir menimbulkan banyak pertanyaan. Tidak ada informasi dari sumber yang kredible alasan dan apa yang akan diupayakan oleh Pemerintah untuk memperkuat nilai rupiah. Informasi yang muncul ke permukaan sangat beragam dari beragam institusi dengan beragama analisanya.

Mungkinkah nilai rupiah yang terus melemah ini disebabkan karena sentiman terhadap Jokowi, yang memang belum memberikan unjuk kerja yang langsung bisa dirasakan? Belum kelihatan perubahan yang fundamental khususnya di sektor ekonomi yang terjadi setalah hampir satu tahun pemerintahan presiden Jokowi. Kita ingat, hampir 50% pemilih yang tidak memberikan suaranya kepada Jokowi. Adalah hal yang wajar jika ada sentimen dan sinisme yang muncul ketika situasi yang ada saat ini seolah tidak terselesaikan.

Ada kalangan yang menilai, tim ekonomi Jokowi sangat lemah yang tidak bisa berbuat banyak untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi menjadi 5-6%. Penilaian itu terkonfirmasi dengan adanya reshuffle kabinet untuk beberapa Menko. Namun demikian, toh belum ada perubahan yang berarti kecuali, kegaduhan politik yang ditumbulkan, demikian kata banyak pengamat.

Sentimen Jokowi, benarkah kunci dari persoalan ini? Kalau demikian dan jika hal ini bisa dibuktikan, akankah presiden akan mengalami empeachment? Mungkin tidak sesederhana itu.

Ikuti tulisan menarik sono rumungso lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu