x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Pelajaran Manajerial Koloni Lebah

Seperti halnya semut, lebah menawarkan pelajaran manajerial berharga bagi manusia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bila ingin tahu mengapa hewan-hewan kecil mungil begitu menarik untuk diamati, bertanyalah kepada E.O. Wilson dan Michael O’Malley. Wilson, guru besar biologi di sebuah universitas ternama di AS, memelajari koloni semut dan menemukan begitu banyak ‘keajaiban’. Misalnya saja, semut bekerja sebagai tim. Nyaris sukar menemukan semut yang bekerja sendiri tanpa bekerjasama dengan semut-semut lain. Sebutir nasipun digotong bersama. Semut juga saling memercayai—kerjasama yang baik hanya dapat dibangun di atas fondasi kepercayaan di antara anggota tim. Prasangka dan ketidakpercayaan melemahkan tim.

Berbeda dengan Wilson, O’Malley lebih tertarik kepada koloni lebah. Di halaman belakang rumahnya, guru besar bisnis dan manajemen ini memelihara lebah dan mengamati apa yang dilakukan oleh masyarakat kecil ini. Dengan tekun, di antara kesibukannya mengajar, O’Malley mengamati keteraturan perilaku para lebah, bagaimana lebah-lebah ini saling bertemu ketika pergi dan pulang ke sarang mereka. Lebah madu memiliki dua kemampuan luar biasa sehingga membuat mereka layak mendapat perhatian khusus: mereka berkomunikasi dan berpikir.

O’Malley lantas berbagi hikmah dengan kita lewat bukunya yang menarik: The Wisdom of Bees. Ia menemukan di antaranya ialah kearifan kaum lebah untuk menjaga masa depan keturunan mereka. Lebah tidak akan mengisap habis nektar di suatu lokasi, betapapun menggiurkan keuntungan jangka pendek itu. Sebelum nektar itu habis, lebah telah mencari dan menemukan sumber-sumber nektar baru yang produktif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka seperti mengerti bahwa mengeksploitasi tempat subur secara berlebihan sama artinya dengan menciptakan jebakan kematian bagi koloni lebah. Mereka juga akan memelihara energi agar tetap tinggi dalam jangka panjang.

Di mata O’Malley, kearifan kaum lebah itu sangat bermanfaat bila dipraktekkan dalam lingkup perusahaan. Dalam koloni lebah tidak ada ‘lebah penyendiri’ laiknya di perusahaan yang masih menoleransi kehadiran ‘serigala penyendiri’ sepanjang ia masih berguna. Di era sekarang, perusahaan yang tidak mampu membangun komunitas di dalam perusahaannya niscaya tidak akan sanggup bertahan lama. Perusahaan yang menghimpun keahlian dalam community of expertise akan mampu memaksimalkan keahlian sumberdaya manusianya.

Menarik pula bahwa koloni lebah mengadopsi pola kerja yang bertumpu pada pembagian kewenangan. Tidak semua hal harus dan bisa dikerjakan oleh pimpinan, CEO, atau manajer. Pemimpin yang bijak tidak akan merangkap jabatan, melainkan menyerahkan posisi dan kewenangan itu kepada bawahannya. O’Malley memberi contoh, lebah yang berada paling dekat dengan informasi harus mengambil keputusan yang sesuai. Ada distribusi wewenang secara berjenjang dalam organisasi kaum lebah.

Lebah juga berbagi peran sesuai dengan kemampuan masing-masing. Ini tidak ubahnya apa yang disebut talent management dalam perusahaan.  Lebah-lebah yang memiliki kemampuan khusus, misalnya kepekaan yang lebih tinggi, memperoleh tugas seperti mencari air. Lebah madu yang memiliki kepekaan menengah ditugaskan pencari serbuk sari.

Koloni lebah, menurut O’Malley, juga menerapkan penyegaran dalam organisasi, mempertahankan sikap positif, maupun memenangkan kompetisi dengan menjadi lebih baik daripada pesaing—bukan menaklukkan pesaing.

Dari eksporasinya yang begitu berharga, O’Malley membukakan wawasan dengan pemikiran yang luar biasa. Ketika pertama kali memulai hobi beternak lebah, O’Malley berpikir bahwa ini bisa menjadi hobi menyenangkan yang dapat dijalani bersama anaknya. Namun ia rupanya mendapatkan lebih banyak dari itu. O’Malley berhasil menyerap kearifan kaum lebah dan menyajikan 25 pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan kita sebagai manusia, dalam organisasi maupun kepemimpinan.

Selain kepada O’Malley, kita patut berterima-kasih kepada lebah. Bayangkan, setiap satu sendok teh madu yang kita minum adalah hasil kerja sepanjang hidup kira-kira 12 ekor lebah! (foto: tempo) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu