x

Warga berkumpul dan meletakan bunga atau lilin di luar restoran Le Carillon restaurant, salah satu lokasi terjadinya penembakan di Paris, 15 November 2015. Penembakan terjadi pada 14 November 2015. REUTERS/Jacky Naegelen

Iklan

sono rumungso

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Islamofobia Jilid 2

Tentang islamofobia pernah dituliskan dan teror bom mengulang kembali certa yang sama

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Islamofobia adalah sebuah penghinaan terhadap nilai-nilai Islam yang diakui oleh para tokoh dan pengikutnya, sebagai agama yang penuh cinta dan damai. Agama yang diyakini sebagai agama yang penuh rahmat itu dihancurkan sekejap dengan peristiwa 11 September 2001. Hampir semua orang mengaitkan peristiwa kelam tersebut dengan Agama Islam, hanya karena pelakunya adalah para jihadin dengan alasan balas dendam dan membela agama.

Umat  Muslim harus berjuang keras dan bersusah payah untuk membangun kembali citra yang telah dibangunnya beratus-ratus tahun. Meski para tokoh Muslim dunia mengutuk keras perbuatan yang jauh dari nilai-nilai peradaban itu, namun itu belumlah cukup untuk memulihkan rasa percaya akan Islam.

Belum kering air mata dengan peristiwa 11 September 2001, bom Bali menggelegar dengan ratusan jiwa yang melayang. Bom Bali tahun 2002 seolah mengkonfirmasi apa dan siapa oang-orang Islam itu. Orang-orang yang penuh amarah, penuh dendam dan jauh dari rasa kemanusian yang seharusnya dijunjung tinggi oleh siapapun. Kekerasan demi kekerasa terjadi di banyak belahan dunia atas nama agama Isalam, tidak  cukup jika dituliskan satu demi satu. Agama yang membawa nilai luhur telah direndahkan sedemikian rupa oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, orang-orang yang mengatasnamakan dan merasa menjadi wakil Tuhan untuk mengambil ciptaanNYA yang luhur dan agung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ribuan orang harus meneteskan air mata karena kehilangan orang-orang yang dicintainya. Di satu sisi, orang-orang berlomba untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik dengan karya-karya yang nyata untuk kemanusian. Di sisi yang lain, atas nama agama, orang-orang dengan bangga membantai sesamanya dengan keji dan tanpa peri kemanusiaan.

Tragedi Paris, adalah tragedi kemanusiaan yang diciptakan atas nama Agama. Tragedi yang tidak hanya meluluhlantakkan sisi-sisi kemanusiaan, tetapi juga tragedi yang menghancurkan nilai-nilai luhur Islam yang diyakini oleh begitu banyak orang.

Pekerjaan rumah yang berat bagi kaum Muslimin. Belum sempat membalas kebaikan orang-orang Eropa yang telah menolong ratusan ribu pengungsi dari Timur Tengah, justru nila yang ditaburkan. Keterlibatan Perancis dalam perang di Timur Tengah, ataupun keterlibatan negara-negara lain dalam perang tersebut, bukanlah sebuah pembenaran untuk melakukan pembantaian kepada orang-orang yang tidak berdosa.

Kita bisa memahami kepedihan orang-orang yang kehilangan anggota keluarga karena peperangan di Timur Tengah, tetapi balas dendam  bukan jalan keluar yang terbaik. Agungkanlah Islam dengan cara-cara yang benar dan luhur, tidak justru merendahkan Agama yang seharsunya dijunjung tinggi.

Ikuti tulisan menarik sono rumungso lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu