Isu reshuffle kabinet dimanfaatkan para mafia untuk melengserkan Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli. Para mafia ini biasanya menunggani beberapa pengamat yang tidak suka dengan sepak terjang Rizal Ramli dalam membersihkan tikus-tikus di Istana.
Gebrakan Rizal Ramli terbukti dengan status tersangka dari KPK yang disandang mantan Direktur Utama Pelindo II RJ Lino. Bukan hanya itu, Rizal yang membuka adanya penguasa berlatar belakang pengusaha dengan istilah pengpeng membuat beberapa petinggi di negeri ini naik pitam.
Bukan rahasia lagi pengpeng di negeri ini memanfaatkan jabatannya untuk memperlancar bisnis untuk kroninya saja. Padahal, era reformasi mencoba memutus sistem nepotisme tersebut.
Tentu saja di dalam Istana, Rizal Ramli hanya sendirian dalam menghadapi gurita pengpeng ini dan bisa terpental dalam reshuffle kabinet selanjutnya. Kalau mantan aktivis ITB 1978 dan doktor ekonomi dari Boston University AS ini benar terlempar dari kabinet, hal itu menandakan kuatnya mafia di negeri ini.
Tak sedikit politikus di DPR bahkan dari anggota Koalisi Indonesia Hebat (KIH) mengkritik kinerja Rizal Ramli. Wakil Ketua Fraksi Nasdem, Johnny G. Plate meminta Rizal Ramli untuk tidak membuat gaduh dengan berbagai pernyataan. Kinerja menteri termasuk Rizal Ramli harus sesuai dengan bidangnya dan tidak boleh mengomentari kementerian lainnya.
Ikuti tulisan menarik maskusdiono lainnya di sini.