x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ubahlah Stres Jadi Kekuatan

Stres tak mungkin dihindari, namun dapat dikelola.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“The greatest weapon against stress is our ability to choose one thought over another.”

--William James

 

Dapatkah stres dihindari? Tidak, kata para ahli. Stres adalah bagian tak terhindari dari pekerjaan dan kehidupan. Tekanan selalu datang dari sekeliling—atasan yang memberi pekerjaan bertubi-tubi, klien yang menuntut perbaikan layanan segera, aliran listrik yang mendadak putus ketika kita tengah dihadang waktu tenggat, hingga jalanan macet yang membuat kita terlambat tiba di kantor. Di era sekarang, stres selalu menyertai kita. “Stres tidak lebih dari sebentuk penyakit mental yang dapat diterima secara sosial,” begitu ujar Richard Carlson, penulis buku You Can Be Happy No Matter What.

Menghapus sama sekali stres memang mustahil. Apapun yang kita lakukan, stres akan menyertai dengan tingkat yang beragam. Tapi, kata ahli pula, efek buruk stres terhadap diri kita bukan tidak bisa dihindari. Bergantung kepada bagaimana respon kita, kita dapat mengambil manfaat dari kondisi stres, bisa pula membiarkan diri tetap tertekan. “Kuncinya adalah bagaimana mengubah pendekatan kita terhadap stres,” kata Shawn Achor, psikolog dan penulis buku The Happiness Advantage.

Lantas apa yang dapat kita lakukan? Para ahli menyarankan sejumlah langkah berikut dalam mengelola stres agar tidak berdampak sangat buruk terhadap diri kita.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertama, kenali apa yang kita cemaskan. Reaksi yang kuat—seperti tubuh yang tegang hingga terasa nyeri, jantung yang berdetak lebih cepat—adalah indikator seberapa besar kepedulian Anda terhadap sebuah persoalan. Ini terkait dengan seberapa penting persoalan tersebut di mata Anda—semakin penting dan semakin menuntut penyelesaian, cenderung makin menegangkan . Jika tidak penting, Anda tidak akan khawatir. Begitu kita dapat mengenali sumber kecemasan, kita dapat bersikap lebih rasional dalam menghadapinya.

Kedua, tata kembali stres kita. Begitu kita mengenali apa sumber kecemasan kita, kita perlu mengatur ulang mindset kita—cara kita memandang persoalan. Penelitian Achor menunjukkan bahwa cara kita memandang stres akan menentukan efeknya terhadap diri kita. Otak kita bekerja jauh lebih baik dalam kondisi positif ketimbang kondisi negatif atau stres. Ketika kita sedang cemas, otak kita akan berada dalam mode ‘bertempur atau melayang’, yang berarti membatasi kemampuan berpikir kita. Dalam kondisi seperti ini, sulit untuk berpikir jernih. Bila perasaan kita positif, otak kita akan membukakan pikiran, memperluasnya, dan membangunkannya sehingga mampu memproses berbagai kemungkinan.

Ketiga, fokuslah pada apa yang dapat kita kendalikan. Salah satu hal paling positif yang dapat kita lakukan ketika berhadapan dengan kecemasan atau kegelisahan ialah mengingat apa yang dapat kita pengaruhi dan yang tidak dapat kita pengaruhi. Dalam bukunya, The Happiness Advantage, Achor menulis tentang Island Experiment. Tulislah daftar stres dan letakkan ke dalam dua lingkaran (pulau). Satu pulau berisi stres yang dapat kita kendalikan. Pulau lainnya memuat stres yang tak bisa kita kendalikan. Abaikan pulau kedua dan pilihlah tindakan nyata untuk mengendalikan stres yang ada dalam pulau pertama. Ini merupakan awal pemecahan stres sehingga kita dapat bergerak lebih maju.

Keempat, bangunlah jejaring pendukung. Penting untuk mempunyai tempat bersandar sehingga kita tahu kemana harus berpaling manakala memerlukan. Kita bisa saja tidak memilih untuk curhat kepada orang lain saat stres, tapi tahu bahwa kita punya teman akan membuat kita merasa relatif nyaman. Setidaknya, kita tidak merasa sendirian. Penting untuk membangun hubungan baik ketika kita tidak sedang tertekan. Ibaratnya, kita menyimpan ‘deposit emosional’ yang dapat kita cairkan bila kita memerlukannya.

Kelima, pengalaman sangat berguna. Jika kita tak pernah merasakan stres dan kemudian mengalaminya, kita mungkin akan panik. Pengalaman merasakan stres membuat kita tahu apa yang harus kita lakukan bila menghadapi stres. Pengalaman membuat kita tahu apa yang dapat kita lakukan untuk menurunkan stres dan mengusir kepanikan.

Mungkin saja ada cara-cara lain untuk menyiasati stres manakala datang dan mengubahnya menjadi kekuatan positif. Cara di atas hanyalah salah satu pilihan. (sumber foto: helpguide.org) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler