x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Wahai Pemimpin, Tidurlah yang Cukup

Kekurangan tidur terbukti menurunkan kemampuan kepemimpinan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

“Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya.”

--Rhoma Irama

 

Kita kerap menyangka sanggup terjaga terus-menerus selama 16 jam. Lantaran itu, kita lebih suka begadang untuk menyelesaikan laporan ketimbang mengangsurnya bagian demi bagian. Pernahkah kita mencermati bahwa setelah begadang badan terasa kurang nyaman?

Semalam kita begadang, kita perlu tidur lebih lama dari biasa untuk memulihkan kondisi fiksi. Pokoknya, setelah kurang tidur karena ngebut menyusun laporan, esoknya kita ‘balas dendam’ dengan tidur berjam-jam melebihi kelaziman. Tujuannya, agar badan bugar kembali. Namun sayangnya, tetap saja kita merasa kurang nyaman.

Kurang tidur memang berbeda dengan kurang makan. Kita mungkin mampu bertahan karena kurang makan selama beberapa hari. Dengan sedikit asupan, tubuh biasanya relatif cepat terasa enak. Tak harus makan kenyang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagi para pemimpin (bisnis, politik, masyarakat, militer), kurang tidur bisa berdampak lebih serius dari itu, terutama terhadap pengambilan keputusan. Ilmuwan menyebutkan, di dalam otak kita terdapat bagian yang disebut neocortex yang bertanggung jawab atas fungsi-fungsi seperti persepsi inderawi, perintah motorik, maupun bahasa.

Bagian depan neocortex, yang disebut prefrontal cortex, memiliki peran terkait fungsi-fungsi eksekutif, termasuk di dalamnya proses-proses kognitif yang rumit, seperti memecahkan masalah, menalar, mengorganisasi, merencanakan, maupun mengeksekusi rencana. Proses-proses ini melekat pada fungsi kepemimpinan di manapun.

Riset McKinsey, seperti diungkapkan oleh Nick van Dam dan Els van der Helm (seorang sleep specialist), menemukan empat tipe perilaku kepemimpinan yang sangat berasosiasi dengan tim eksekutif berkualitas tinggi. Keempat perilaku itu adalah orientasi kuat kepada hasil, memecahkan masalah secara efektif, mencari perspektif berbeda, dan mendukung orang lain.

Seluruh perilaku kepemimpinan tadi bertumpu pada sekurang-kurangnya salah satu dari fungsi eksekutif tadi. Para ilmuwan tahu, meskipun wilayah otak lainnya dapat bekerja relatif baik dengan jam tidur yang relatif sedikit, namun situasinya berbeda untuk prefrontal cortex.

Bagi pemimpin yang berorientasi kuat kepada hasil, kemampuan untuk fokus dan menghindarkan diri dari tarikan yang mengalihkan perhatian sangatlah penting. Di saat yang sama, ia harus mampu melihat gambar besar apakah organisasinya berjalan di arah yang benar. Kurang tidur akan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian secara efektif.

Tidur yang cukup sangat bermanfaat bagi fungsi-fungsi kognitif yang membantu kita memecahkan masalah secara efektif. Di dalamnya terdapat wawasan, kemampuan mengenal pola-pola, dan kemampuan menemukan gagasan yang inovatif dan kreatif. Kurang tidur akan menurunkan ketajaman dalam mengenali pola-pola maupun melahirkan gagasan yang cemerlang.

Studi ilmiah menggarisbawahi dampak tidur terhadap tiga tahap proses belajar, yaitu sebelum belajar (untuk menyerap informasi baru), setelah belajar (tahap konsolidasi, ketika otak membentuk koneksi-koneksi baru), serta sebelum mengingat (untuk memperoleh kembali informasi yang tersimpan dalam memori). Proses-proses ini penting terkait kemampuan untuk mencari, menyandikan, dan mengonsolidasikan perspektif yang berbeda. Kurang tidur akan melemahkan kemampuan ini, sehingga Anda akan sulit menemukan sudut pandang yang berbeda dalam melihat suatu masalah.

Fungsi kepemimpinan lainnya ialah mendukung orang lain (bawahan, anggota tim manajemen lainnya, mitra kerja). Untuk dapat membantu orang lain, Anda harus memahami mereka lebih dulu. Diperlukan kemampuan menafsirkan emosi di wajah mereka maupun nada suara mereka. Dalam keadaan kurang tidur, otak Anda cenderung salah menafsirkan isyarat-isyarat tadi. Anda mungkin juga bereaksi berlebihan terhadap peristiwa yang emosional dengan cenderung mengekspresikan perasaan secara negatif dan nada suara yang terkesan negatif.

National Sleep Foundation, AS, juga menyebutkan bahwa tidur kurang dari 8 jam per hari dapat memengaruhi kesehatan fisik, misalnya gangguan pencernaan, meningkatkan tekanan darah, dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Lebih dari fisik, kekurangan tidur juga menurunkan fungsi mental, seperti kemampuan berkonsentrasi, menyaring informasi dengan benar, memecahkan masalah secara efektif, serta membuat keputusan yang tepat.

Pengalaman Bill Clinton, mantan Presiden AS, barangkali berguna. “Dalam karier politik saya yang panjang,” kata Bill Clinton, “sebagian besar kesalahan yang saya perbuat terjadi ketika saya terlampau letih.” Clinton juga mengungkapkan, terlalu banyak anggota Kongresi, baik dari Demokrat maupun Republik, yang kurang tidur. “Kurang tidur mengurangi kemampuan Anda untuk rileks dan menghargai pendapat orang lain,” begitu kata Clinton. (foto: tempo) ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB