Menulis dan Self Talk

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

Berbincang, kadang sedih, mesra, gembira sampai tergelak dalam kesendirian. Lalu deretan huruf mulai terjalin menjadi kalimat. Apakah itu kegilaan?

Satu hal yang aku sukai adalah melamun. Ketika SD, ibuku mengancam akan membawaku ke dokter karena aku sering diam melamun dan tidak menyahut ketika dipanggil.  Sering juga aku dinasehati supaya tidak sering melamun karena pikiran yang kosong bisa menyebabkan kesurupan.   Padahal pikiranku tidak pernah kosong, pikiranku selalu ramai dengan percakapan, percakapan antara aku dengan aku yang lain yang ada di dalam diriku.

Ibuku tidak kuatir lagi  ketika aku mulai suka menulis. Meskipun aku diam sendirian di kamar, minimal tanganku bergerak membuat tulisan.  Dengan menulis, percakapan dan diskusi dengan diriku sendiri semakin fokus pada topik yang memang ingin kubahas.  Berbicara dengan diri sendiri inilah yang sering disebut sebagai self talk

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Self talk adalah komunikasi atau berbicara dengan diri kita sendiri.  Self talk bukan berarti berbicara dengan mulut kita dengan mengeluarkan suara tetapi lebih pada berbicara dengan pikiran kita sendiri.  Menurut ilmu psikologi,  self talk ini sangat bermanfaat untuk mengenali diri, mensugesti, pengendalian diri dan proses imajinasi.

Semakin banyak dan heboh percakapan yang ada di dalam pikiran kita semakin banyak ide yang bisa kita tulis.  Aku terkadang heran dengan kemampuan self talk memberikan ide segarnya disaat sedang tidak dalam posisi duduk atau di depan komputer, misalnya ketika memasak, mandi, mencuci atau ketika sedang berkendara. Hal ini tentunya memberikan tantangan tersendiri,  supaya ide itu tetap terjaga sampai bertemu dengan media menulis.  

Dalam menulis cerpen,  seharusnya kita bisa memunculkan banyak karakter. Itulah saat yang paling sulit namun mengasyikkan. Karena karakter-karakter itu akan saling berbicara untuk mewujudkan sebuah jalinan cerita.  Kadang cerita sedih, kadang menyenangkan kadang juga menggemaskan.  Emosi kita ikut larut didalamnya. Jadi tidak aneh lagi ada penulis yang menangis dan tertawa sendiri.  Ibarat menonton film di dalam kepala kita sendiri.

Kalo ada pepatah diam itu adalah emas, tentunya bukan diam dengan pikiran kosong tetapi diam untuk menghasilkan ide yang cemerlang.

 

 

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Lilis Puspitosari

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Menulis dan Self Talk

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
img-content

Pak Eko dan Obrok Ajaibnya

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler