Wisma Samudera adalah saksi sejarah perjalanan bangsa ini. Bagaimana tidak, saat Bung Karno diasingkan ke Pulau bangka, Presiden pertama itu rela menempuh perjalanan darat sekitar 6 jam perjalanan dari Kota Mentok untuk mengibarkan panji kemerdekaan bagi masyarakat Toboali, bangka Selatan.
Di Wisma Samudera, Bung Karno berorasi menyemangati masyarakat Toboali untuk terus berjuang dan berjuang hingga tetes darah penghabisan untuk kejayaan Merah Putih dan Indonesia raya berkumandang di cakrawala.
Usai kemerdekaan, bangunan Wisma Samudera dijadikan pusat pemerintah Kota Toboali. Mulai saat Toboali masih berstatus sebagai Kecamatan hingga sebagai Kantor Bupati Pembantu Bangka Selatan (tubup).
Wisma Samudera juga dijadikan sebagai rumah tinggalpara petimggi belanda dan jepang saat negera imprealis itu menjajah Indonesia. Demikian pula saat Toboali sebagai Kecamatan, Wisma Samudera dijadikan sebagai pusat kegiatan keramaian masyarakat Toboali.
Kini bangunan sejarah yang mirip dengan Gedung Juang 45 jakarta itu terlihat sangat kumuh dan tak terurus. janji dari Kementrian untuk merenovasi itu hanya janji-janji belaka bak para kandidat Presiden, Gubernur hingga Bupati di panggung kampanye.
Ternyata Wisma Samudera pernah dijadikan kawasan penangkaran sarang burung walet oleh penguasaha lokal Toboali sebelum diserahkan ke Pemda bangka Selatan. Duh, kasian benar nasibmu, wahai saksi sejarah ini. Salam Junjung Besaoh...(Rusmin)
Ikuti tulisan menarik Rusmin Sopian lainnya di sini.