Bagi banyak orang, Albert Einstein bagaikan pahlawan. Lewat anugerah bakatnya yang luar biasa, Einstein menyingkapkan beberapa rahasia besar alam semesta, seperti efek fotolistrik, cahaya yang bergerak melengkung, hingga gelombang gravitasi. Ia juga meramalkan sejumlah hal yang ditemukan buktinya di kemudian hari—yang paling baru ialah penemuan riak-riak gelombang gravitasi.
Tapi apakah orang sejenius Einstein juga punya pahlawan—orang yang ia kagumi? Dalam cerita yang sampai ke masa sekarang, dulu di dinding ruang belajarnya, Einstein memajang tiga buah foto ilmuwan besar dari masa sebelum dia, yaitu Isaac Newton (1642-1727), Michael Faraday (1791-1867), dan James Clerk Maxwell (1831-1879). Ketiga figur ini meninggalkan jejak-jejak dalam pemikiran Einstein tentang rahasia alam.
Hukum gerak Newton dan pengertiannya mengenai gravitasi dapat dikata merupakan gagasan penting yang berhasil menyatukan gagasan tentang gerak bintang, planet, maupun bumi. Meskipun kemudian Einstein mempunyai tafsir tersendiri mengenai gravitasi, tapi ia membaca dan menghormati pemikiran pendahulunya itu. Betapapun, Newton adalah raksasa yang telah ikut meletakkan dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan alam di masa selanjutnya.
Bagaimana dengan Faraday? Sosok ini dikenal sebagai salah satu eksperimenter terbesar sepanjang zaman. Faraday menunjukkan bahwa magnet dapat menghasilkan listrik melalui proses induksi. Ia menjadi orang pertama yang menemukan skema penggunaan arus listrik untuk membuat suatu benda bergerak. Temuan Faraday ini sederhana jika dilihat dari masa sekarang, namun penemuan inilah cikal bakal semua motor listrik yang dipakai di dunia saat ini. Faraday juga melakukan beberapa percobaan di bidang optik.
Lalu Maxwell. Berbeda dengan Faraday yang sangat getol melakukan aneka eksperimen, Maxwell lebih senang berkutat dengan pendekatan matematika. Dialah figur yang menyatukan fenomena listrik dan magnet dalam suatu persamaan matematis. Melalui persamaannya ini, Maxwell meramalkan adanya radiasi elektromagnetik yang bergerak dengan kecepatan tertentu, yang tidak lain cahaya.
Dikenal sebagai jenius, pada usia 15 tahun Maxwell telah memakai matematika dengan cara yang baru dan radikal untuk menyingkapkan rahasia elektromagnetik dan watak dasar cahaya. Ia juga meramalkan keberadaan sesuatu yang tidak terbayangkan pada masanya, yaitu gelombang radio. Ikhtiar Maxwell untuk membangun teori fisika dengan memakai bahasa matematika, dan bukan dari hasil observasi langsung dunia fisik, telah mengilhami Einstein dalam membuat prediksi tentang fenomena alam dengan hanya menuliskan gagasannya di atas kertas.
Figur-figur pahlawan Einstein itu telah menunjukkan kekuatan matematika sebagai bahasa kreatif untuk mengekspresikan konsep-konsep yang semula tampak mustahil. Melalui bahasa matematika, Einstein juga melakukan revolusi di jagat fisika dengan mengembangkan teori relativitas khusus, umum, maupun memprediksi adanya gelombang gravitasi. Di benak Einstein, matematika menjadi bahasa yang luar biasa ampuh untuk memikirkan fenomena alam dengan cara yang berbeda. Ia berutang budi karena telah terilhami oleh pahlawan-pahlawannya. (sumber foto: telegraph.co.uk) ***
Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.