x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Benahi Dulu Mindset, Lainnya Menyusul

Bila mindset sudah dibenahi, langkah selanjutnya berpotensi akan lebih mudah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Pola pikir atau mindset memainkan trik yang aneh pada diri kita,” kata Muhammad Yunus, peraih Hadiah Nobel. “Kita melihat sesuatu sesuai dengan perintah pikiran kepada mata.” Bagaimana kita melihat sesuatu, itu bergantung kepada perintah pikiran. Misalnya saja, apakah kita melihat tugas yang diberikan kepada kita sebagai beban atau tantangan. Bila kita melihatnya sebagai tantangan, kita sangat mungkin akan berusaha memberikan yang terbaik. Bila kita memandangnya sebagai beban, boleh jadi kita akan mengerjakan tugas itu sekedarnya.

Mindset terkait dengan kebiasaan kita berpikir, bagaimana cara kita memandang dunia, bagaimana kita melihat persoalan. Umpamanya, apakah kita terbiasa menimpakan suatu kegagalan dengan mencari-cari kesalahan orang lain? Ataukah kita lebih fokus kepada upaya menemukan pelajaran berharga dari kegagalan itu.

Karena terkait dengan cara berpikir, dan kemudian juga cara bersikap, para manajer berpengalaman maupun pemimpin menyebut mindset lebih penting daripada keahlian. Mereka umumnya berpandangan bahwa keahlian dapat dipelajari dan dilatih kemudian. Mindset-lah yang mesti dibenahi terlebih dulu, sebab ini fondasi—seperti kata Muhammad Yunus tadi, “Kita melihat sesuatu sesuatu dengan perintah pikiran kepada mata.” Tanpa mindset sebagai fondasi yang tepat, langkah kita selanjutnya akan tidak tepat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa yang dapat kita lakukan untuk membenahi mindset agar fondasi kita lebih kuat saat bekerja, belajar, bahkan berlibur? Dalam berbagai rujukan, umumnya para empu menyebut sejumlah prinsip. Pertama, terbukalah untuk menerima pengalaman dan ide-ide baru. Berusahalah untuk mengasah kemampuan dalam menciptakan koneksi-koneksi baru dari berbagai hal yang semula tidak terlihat saling bertautan. Ciptakan kombinasi baru.

Kedua, kita harus lebih bersemangat dan lebih cekatan (agile) dibandingkan sebelumnya agar tetap berharga dan relevan dengan perkembangan baru. Terlepas dari usia, jenis pekerjaan, maupun posisi, kita perlu adaptif terhadap perubahan dan lebih terampil dalam belajar.

Ketiga, kebaikan merupakan fondasi dari segala macam bangunan. Ini berkaitan dengan bagaimana kita melihat dan memerlakukan dunia dengan cara yang membahagiakan orang-orang di sekeliling kita. Umpamanya, apakah kita membuka hati untuk bekerja sama atau hanya mementingkan diri sendiri?

Keempat, kegigihan dan keberanian untuk bangkit. Tidak ada jalan yang mudah untuk mencapai sesuatu. Untuk dapat menaiki sepeda dengan seimbang, kita berlatih berulang-ulang dan terjatuh. Berani untuk bangkit dan gigih melatih keseimbangan mencerminkan pola pikir yang tidak mudah menyerah. Inilah daya lenting yang kita perlukan dalam menghadapi setiap tantangan.

Bila mindset sudah dibenahi, langkah selanjutnya niscaya akan lebih mudah. (foto: tempo.co) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu