x

Tatar, Komunitas Islam Pertama di Polandia

Iklan

Redaksi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tatar, Komunitas Islam Pertama di Polandia

Masjid Tatar demikian masjid itu dikenal oleh rakyat Polandia-merupakan masjid pertama yang muncul di negeri yang terletak di pinggir Laut Baltik itu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Masjid mungil itu terletak di tanah lapang yang luas. Arsitekturnya campuran antara gaya gereja barok dan rumah tradisional Polandia. Pada Ramadan dan menjelang Lebaran, semakin banyak orang mengunjungi masjid yang pernah berfungsi sebagai rumah sakit saat Perang Dunia II meluluhkan lantakan Polandia itu. Di sana, mereka biasanya akan disambut oleh Dzemil Gembicki, salah seorang keturunan Tatar yang kini mendapat tugas menjaga masjid dan kompleks makam leluhurnya yang terletak sekitar 100 meter dari masjid ini.

Masjid Tatar demikian masjid itu dikenal oleh rakyat Polandia-merupakan masjid pertama yang muncul di negeri yang terletak di pinggir Laut Baltik dan hampir sembilan persen penduduknya beragama Katolik tersebut. Masjid itu, sejak berdiri hingga kini, tetap memiliki satu warna: hijau. Saat saya mengunjungi masjid itu, beberapa waktu silam, warnanya tengah "menjadi putih" karena sedang dipugar. Kini ia sudah berganti ke warna aslinya seperti ratusan tahun silam: hijau. Tatar merupakan komunitas pertama kaum muslim di Polandia.

Komunitas Tatar, yang jumlahnya di seluruh Polandia sekitar 5.000 orang, memang keturunan prajurit Tatar yang dulu pernah menjadi andalan Jenghis Khan saat melebarkan kekuasaannya di benua Asia hingga Eropa. Pasukan Tatar dikenal sebagai prajurit yang lihai bertempur di atas kuda. Senjata andalan mereka adalah panah dan tombak. Sejarah panjang kekaisaran Jenghis Khan membuat mereka kemudian menetap dan menjadi penghuni sejumlah wilayah negara di Eropa, juga di Rusia dan Uzbekistan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masuknya Tatar ke Polandia juga tak terlepas dari kepiawaian mereka bertempur itu. Syahdan, pada abad ke-17, Raja Polandia Jan Sobieski III kewalahan menghadapi serangan pasukan Turki. Sobieski kemudian meminta bantuan prajurit Tatar. Nah, atas keberhasilannya menghalau prajurit Turki, Sobieski menghadiahkan tanah yang cukup luas untuk para prajurit Tatar di Kruszyniany dan Bohiki. Kruszyniany terletak sekitar 250 kilometer dari Ibu Kota Polandia, Warsawa. Daerah yang tenang, damai, dan jauh-sangat jauh-dari polusi. Begitu mendapat hadiah tersebut, Kolonel Samuel Murza Kreczowski, pemimpin prajurit Tatar, langsung membangun Masjid Tatar yang hingga kini bentuk dan warnanya tidak berubah.

Masjid Tatar beralaskan karpet merah dan dihiasi lampu kristal besar yang tergantung di tengah-tengahnya. Di bagian dalam ruangan ada panggung dengan empat anak tangga sebagai tempat iman berkhotbah-hal yang juga saya temui di sebuah masjid di kota lain di Polandia. Di dalamnya ada sebuah "loteng" yang rupanya dipakai khusus untuk kaum wanita.

Islam dan Tatar di Polandia memang tak bisa dipisahkan. Mereka tidak eksklusif, bahkan banyak yang melakukan perkawinan dengan orang Polandia asli. Budaya mereka kini menjadi bagian dari budaya Polandia yang multietnis.

Demikian populernya Tatar, sehingga Pangeran Charles dari Inggris, saat berkunjung ke Polandia, menyempatkan diri menyambangi Masjid Tatar yang legendaris itu. Masjid yang menjadi bagian perjalanan sejarah Polandia berperang melawan Hitler. Masjid yang segera meriah karena akan menyambut Idul Fitri yang oleh warga Tatar disebut hari RamadanBayram. L.R. BASKORO

Ikuti tulisan menarik Redaksi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler