x

Iklan

Firman Pratama

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Berpuasa Seharusnya Aktivitas Ini yang Perlu Kita Lakukan

Puasa adl momen tepat untuk merenung dan diam -Firman Pratama-

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Buat sahabat-sahabat muslim, sudah lebih separuh kita jalani “program” puasa Ramadan tahun ini ya, tidak terasa sudah hampir selesai bulan penuh inspirasi, bulan training bagi diri untuk mengenali diri dengan benar, mengenali diri dengan utuh, bulan latihan untuk mengontrol diri. Seperti saya pernah tulis di artikel sebelumnya bahwa puasa itu bukan hanya untuk menahan lapar dan haus saja, bukan hanya menahan marah, tetapi sebenarnya tujuan puasa adalah untuk mengenali diri, untuk menumbuhkan kesadaran bagi masing-masing kita adalah “pemimpin” bagi diri kita. Lalu, apa sih aktivitas yang perlu banyak dilakukan di saat kita berpuasa ini? Memperbanyak ibadah ataukah ada aktivitas lain yang “manfaatnya” lebih besar dari sekedar “ritual” ibadah?

Mendekati waktu sahur ketika saya menulis artikel ini, sehabis “membaca” alquran tadi merenungi makna terdalam dari sebuah “kitab suci”. Jadi teringat ada seorang bapak, peserta AMC kelas platinum, yang bilang ke saya di awal kelas yaitu di hari pertama, “mas firman, saya malas baca Alquran, dulu saya sering ngaji tapi setelah terkena masalah hidup ini jadi malas, rasanya tidak ada gunanya”. Saya sedikit sedih mendengarnya, lalu saya katakan ke bapak ini, “mungkin bapak salah memaknai ayat Alquran itu sehingga merasa tidak ada gunanya, coba nanti 3 hari ini kita baca Alquran dengan benar-benar membaca ya”. Kelas platinum memang saya desain selama 3 hari, waktu yang sebentar memang untuk mempelajari sesuatu, tetapi dengan kesungguhan menerima maka pasti sudah cukup 3 hari itu untuk memahami seutuhnya hakikat manusia dalam kehidupan ini.

Kembali ke aktivitas di puasa, apa sih yang perlu sering kita lakukan dalam durasi sebulan ini untuk benar-benar menyerap ilmu Ilahi selama Ramadan ini? Oh ya, saya teringat tadi sore ketika saya masuk ke laboratorium multimedia di kampus tempat saya mengajar, ada 3 orang mahasiwa yang sedang tidur di meja lab itu. Saya coba sentuh salah satu dari mereka kemudian dia terbangun, “tidurnya orang puasa kan berpahala pak, daripada berbuat yang tidak-tidak” sahut salah satu dari mereka itu sambil becanda. Saya hanya tersenyum sambil melirik “syahrini”, “salah memaknai dari tidurnya orang berpuasa berpahala” kata syahrini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

tidur-yang-membawa-manfaat

Iya benar, banyak dari kita, anda mungkin. Salah dalam memaknai kata “tidur” nya orang berpuasa. Tidur disini bukan tidur yang makna kebanyakan, yaitu memejamkan mata lalu berbaring disambung dengan mendengkur. Tidurnya orang berpuasa adalah mengistirahatkan semua aktivitas diri, duduk diam, mengheningkan diri, merenung dan masuk ke dalam diri. Diam, istirahat dan merenung sambil “bertafakur” terhadap hakikat diri, terhadap makna penciptaan dan terhadap semua nikmat yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Tidur dalam berpuasa adalah menidurkan kaki, menidurkan tangan, menidurkan semua amarah, menidurkan semua hal yang negatif  dalam diri yang selama 11 bulan sebelum ini selalu terjaga.

cara-mengenali-allah

Yup, “tidur”, dengan makna yang benar adalah aktivitas yang perlu banyak kita lakukan di durasi puasa ini. Dengan sering “tidur” maka pasti kita hanya bisa menikmati kedekatan kepada Tuhan yang Maha Baik, kepada Allah yang Maha Pengasih. Tidurkan tubuhmu dan biarkan dirimu yang sejati terjaga menyadari sepenuhnya bahwa sudah diberikan diri tubuh yang begitu sempurna, diberikan tubuh yang begitu hebat bahkan lebih canggih dari smartphone manapun. Karena smartphone adalah ciptaan manusia, sehingga seharusnya kita menyadari bahwa manusia lebih canggih dari ciptaanya. Perbanyaklah “tidur” dalam melakukan ibadah puasa, tidur bisa dimana saja, tidur untuk mengenali diri supaya bisa mengendalikan diri dengan sebaik-baiknya. Ketika sudah mengenali diri maka pasti ujungnya adalah mengenali Allah Dzat Yang Maha Suci dan Maha Baik.

Ikuti tulisan menarik Firman Pratama lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu