x

Iklan

Abdul Manan

Jurnalis yang tertarik mengamati isu jurnalisme, pertahanan, dan intelijen. Blog: abdulmanan.net, email abdulmanan1974@gmail.com
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Alexander Poteyev dan Operasi Ghost Stories FBI

Kolonel Alexander Poteyev adalah mantan intel Rusia yang membelot ke CIA dan membocorkan jaringan mata-mata Rusia di Amerika Serikat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sejumlah media Rusia merilis kabar soal kematian Alexander Poteyev, mantan perwira intelijen Rusia yang kemudian menjadi mata-mata Amerika Serikat, pada 7 Juli 2016 lalu. Kantor berita Russia, Interfax, menyatakan, "Menurut sjeumlah informasi, Poteyev meninggal di AS. Saat ini informasi tersebut sudah diverifikasi,” tulis Interfax. Tak disebutkan apa penyebab kematiannya.

Sergei Ivanov, jurubicara badan Intelijen Luar negeri Rusia, SVR, kepada RIA Novosti tak berkomentar soal itu. Poteyev adalah veteran perang Afganistan dan berkarir lama di KGB, dan berlanjut ke SVR, badan intelijen luar negeri Rusia penerus KGB. Ia merupakan orang kedua di Departemen S SVR, yang tugasnya adalah mengkoordinir 'agen tersembunyi' (sleeper agent) Rusia yang beroperasi di luar negeri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pembelotan Poteyev ke Amerika Serikat inilah yang diduga menjadi awal dari terbongkarnya "Program ilegal Rusia" di AS dan kemudian diikuti dengan penangkapan terhadap Anna Chapman dan 9 anggota jaringannya. Penangkapan ini adalah bagian dari operasi kontra intelijen dengan nama sandi Ghost Stories yang dilakukan oleh FBI.

Program ilegal itu adalah program di mana agen intelijen melakukan penyamaran dan tanpa ada perlindungan diplomatik seperti intel pada umumnya. Mereka diyakini telah beroperasi di AS selama lebih dari satu dekade sebelum penangkapan mereka. Selama ini mereka menggunakan paspor dari negara ketiga, termasuk Inggris, Kanada dan Uruguay.

Agen Rusia yang ditangkap oleh FBI pada 27 Juni 2010 itu masing-masing: Anna Chapman; Mikhail Anatolyevich Vasenkov (Juan Lazaro); Vicky Peláez; Andrey Bezrukov; Yelena Vavilova (Donald Heathfield); Tracey Lee Ann Foley; Vladimir; Lidiya Guryev; Mikhail Kutsik; Nataliya Pereverzeva; dan Mikhail Semenko. Dengan menyamar sebagai warga biasa, mereka membangun kontak dengan akademisi, industrialis, dan pembuat kebijakan untuk mendapatkan akses ke informasi intelijen.

Buah dari pembelotan Poteyev itu tak hanya menyebabkan penangkapan 10 rang itu. Satu orang agen lagi juga terendus di Cyprus, namun bebas dengan jaminan. Selain itu, juga ada satu agen lagi yang ketahuian di mana warga Rusia itu bekerja untuk Microsoft. Ia kemudian dideportasi pada 13 Juli 2010. Dokumen pengadilan di Moscow kemudian menunjukkan bahwa ada dua agen Rusia lainnya yang juga berhasil melarikan diri dari AS sebelum ditangkap FBI.

Menurut pemerintah Rusia, Poteyev mulai menjadi agen badan intelijen Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA) sejak tahun 1999, menjelang memasuki posisi senior di Departemen S SVR. Poteyev meninggalkan Rusia tanpa izin pada 24 Juni 2010, hanya beberapa hari sebelum FBI menangkap Anna Chapman dkk.

Poteyev awalnya pergi ke Belarus. Dari sana ia memberitahu istrinya melalui pesan singkat. Dia kemudian melakukan perjalanan ke Ukraina dan dari sana ke Jerman, di mana ia diduga sudah dijemput oleh agen pengendali CIA-nya. Ia diyakini mendapat identitas dan paspor baru, yang digunakannya untuk masuk ke Amerika Serikat.

Buntut pembelotannya itu, ia diadili secara in-absentia pada tahun 2011. Dalam sidang 27 Juni 2011, ia divonis 25 tahun penjara karena pengkhianatan dan desersi.

Moskow marah besar atas pembelotan ini karena membuat agen-agen penyamarannya di Amerika Serikat terbongkar. Menurut seorang agen Rusia, mereka mengirim tim pembunuh untuk mengejar Poteyev yang menikmati hidup barunya di Amerika Serikat.

Anna Chapman dkk akhirnya diadili namun tak sampai dipenjara. Pada 9 Juli 2010, mereka dibawa ke Wina, Swedia, dan di sana 'ditukar' dengan empat tahanan Rusia yang diduga bekerja untuk badan intelijen Amerika dan Inggris. Empat orang itu masing-masing: Alexander Zaporozhsky, Sergei Skripal, Igor Sutyagin, dan Gennady Vasilenko.

Zaporozhsky adalah mantan kolonel di dinas intelijen luar negeri Rusia. Ia dihukum pada tahun 2003 dengan 18 tahun penjara karena menjadi mata-mata AS. Skripal, mantan kolonel di intelijen militer Rusia, dinyatakan bersalah karena menjual rahasia negara ke Inggris dan dihukum 13 tahun penjara pada tahun 2006. Ia juga dituduh mengungkapkan lusinan nama agen Rusia di Eropa. Sutyagin, seorang analis militer di lembaga think tank Moskow dihukum 15 tahun penjara karena memberikan tentang kapal selam nuklir dan senjata ke perusahaan Inggris yang diduga sebagai penyamaran CIA. Sedangkan Vasilenko, mantan perwira KGB yang dihukum tiga tahun penjara karena melawan pemerintah.

Foto: Potevey, oleh Dailymail.co.uk

 

Ikuti tulisan menarik Abdul Manan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu