x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Mengapa Kamu Mesti Keluar dari Zona Nyaman

Percayalah, seringkali lingkungan dan situasi baru tidak semenakutkan yang kamu bayangkan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

"Keluarlah dari zona nyamanmu. Kamu hanya bisa tumbuh bila kamu mau merasakan kecanggungan dan ketidaknyaman ketika mencoba hal baru."
--Brian Tracy (Penulis, 1944-..)

 

Kamu tahu dan paham, membangun jejaring sosial penting untuk kemajuan karirmu, tapi kamu sering merasa bingung memulai berbicara dengan orang asing. Berbicara dalam suatu pertemuan penting untuk membangun reputasimu, ya kamu tahu tentang hal ini. Tapi, kamu takut salah berbicara. Begitu pula, kamu mengerti pentingnya berbicara di hadapan publik, tapi begitu membayangkan hendak maju ke podium, lututmu sudah gemetar.

Salah satu unsur yang membuat kita gelisah tatkala hendak memulai hal-hal baru yang berada di luar zona nyaman kita dan kebiasaan kita adalah ketakutan mengenai apa yang mungkin terjadi: takut orang asing tidak mau diajak ngobrol, takut keliru menyampaikan pendapat, maupun takut menjadi pusat perhatian puluhan pasang mata saat berdiri di podium sendirian.

Masalahnya, semua itu perlu dan bahkan penting bagi kemajuan karirmu. Jika kamu enggan berbicara dengan orang-orang yang belum kamu kenal, jejaring temanmu tidak akan bertambah. Jika kamu tidak berbicara sepatah katapun dalam pertemuan, bagaimana orang lain tahu apa yang kamu pikirkan, apa ide kreatif kamu, maupun apa saja portofolio, pengalaman, serta reputasi kamu—terlebih bila kamu rapat dengan orang-orang yang belum mengenalmu.

Semua ini adalah tentang keluar dari zona nyaman, keluar dari lingkungan yang selama ini sudah kamu kenal begitu dekat, keluar dari tantangan yang sejauh ini mampu kamu kendalikan. Keluar dari zona nyaman berarti merambah wilayah baru yang mungkin saja menghadirkan tantangan tidak terduga, bahkan—yang terburuk—bisa jadi kamu gagal menaklukkan tantangan itu. Andai saja kamu tahu bahwa orang yang tidak pernah gagal adalah orang yang tidak melakukan apapun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keluar dari zona nyaman barangkali jadi pengalaman tidak menyenangkan, tapi itu perlu dan penting bagi karirmu. Jadi, apa yang dapat kamu lakukan?

Pertama, bersikaplah jujur kepada diri sendiri tatkala kamu enggan berbicara dengan orang yang kamu jumpai dalam suatu konferensi. Benarkah karena kamu tidak punya cukup waktu sebagai alasan, atau kamu sebenarnya takut memulai percakapan? Jika kamu jujur merasa takut, ingatlah selalu bahwa hanya dengan mengenal orang baru kamu dapat memperbesar jejaring sosialmu; dan ingatlah bahwa orang baru itu bisa jadi merupakan peluangmu untuk meniti karir yang lebih cemerlang. Ingatan akan tujuan hidupmu dapat menjadi motivator kuat yang mampu mengusir ketakutanmu. Kamu dapat memulai percakapan dengan topik yang kamu kuasai dan menarik minat orang yang baru kenal.

Kedua, bila audiens yang memenuhi aula membuatmu gelisah dan berkeringat sebelum tampil di panggung, berlatihlah untuk tampil dalam kelompok-kelompok kecil. Kamu dapat berlatih menyampaikan pendapat saat rehat seminar sembari minum kopi dan makan kudapan. Manfaatkan momen ini untuk bertukar kartu nama, sebab bisa jadi orang yang baru kenal merupakan pintu bagimu untuk melangkah ke dunia yang lebih luas. Jadi, pikirkan lagi manfaat dan tujuan. Belajar mengenal hal-hal baru sangatlah bagus agar kamu tahu betapa luar biasa dunia ini.

Ketiga, keluar dari zona nyaman adalah kesempatan untuk menggali potensimu yang lain. Jika selama ini kamu dikenal pintar mendesain ruangan, siapa tahu kamu punya bakat hebat dalam bernyanyi? Cobalah melangkah keluar, tak usah jauh-jauh dulu, dan lihatlah bahwa kamu punya potensi lain yang belum terasah: mungkin memasak, membantu orang lain dalam kegiatan sosial, atau bermain teater.

Keempat, bila perlu, ‘jerumuskan’ dirimu ke dalam situasi dan lingkungan baru (Biasanya, orang lain yang melakukan tindakan ini kepada kita, sebab ia bisa jadi lebih tahu potensi lain yang kita miliki—misalnya, manajer yang merotasi kita ke tempat baru). Cara ini kerap ampuh sebab memaksa kita untuk keluar dari zona nyaman dan memasuki wilayah baru. Kadang-kadang ini cara yang lebih bagus ketimbang kita menyengsarakan diri terkungkung oleh kegelisahan karena takut berbicara salah, malu berbicara di depan publik, atau enggan berkenalan dengan orang baru.

Begitu kita terjun ke lingkungan dan situasi baru, sejenak mungkin terasa canggung dan tidak nyaman, tapi selanjutnya kamu bisa jadi menikmatinya sebagai pengalaman yang mengasyikkan. Keadaannya, ternyata, tidak seburuk yang kamu bayangkan, tidak semengerikan yang kamu cemaskan. Jadi, bergeraklah keluar dari zona nyaman dan temukan hal-hal baru yang memperkaya dirimu. (sumber foto ilustrasi: 1213online.org) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler