x

Iklan

Fatima Az Zahra

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Danny Pomanto Siapkan Psikiater untuk Anak yang Pukul Guru

Beberapa hari belakangan ini media memberitakan yang cukup mengejutkan, yaitu ada guru yang dianiaya oleh siswa dan orang tuanya di SMKN 2 Makassar.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Beberapa hari belakangan ini media memberitakan yang cukup mengejutkan, yaitu ada guru yang dianiaya oleh siswa dan orang tuanya di SMKN 2 Makassar. Tentu ini menambah rentetan peristiwa negatif di dunia pendidikan Indonesia setelah beberap waktu lalu ada guru yang mencubit siswa karena merokok. Guru tersebut harus berurusan dengan aparat karena orang tua siswa tersebut membawa kasus ini ke meja hijau.

Tentu kita heran ada apa dengan sistem pendidikan di Indonesia? Yang menjadi tanda tanya terbesar kita adalah, sebatas apa guru bisa menghukum siswa? Apakah dibenarkan menghukum dengan cara kekerasan? Tentu jawabannya tidak, karena dalam situasi apapun cara kekerasan tidaklah dibenarkan.

Dasrul (53), guru SMKN2 Makassar yang dianiaya siswa berinisial MAS dan ayahnya Adnan Achmad harus masuk rumah sakit karena tulang hidungnya retak. Banyak yang simpati kepada Dasrul, tapi juga ada yang membela MAS. Sementara Adnan, harus berurusan dengan kantor kepolisian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Situasi ini mengundang perhatian banyak pihak, salah satunya Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto. Pria yang akrab disapa Danny ini memberikan “terapi” khusus untuk anak tersebut. Menurutnya, anak atau siswa yang sampai memukul gurunya itu berarti ada yang salah. Dan hal ini tidak boleh dibiarkan. Perlakuan khusus ini akan dilakukan dengan bantuan dari ahli yang bisa diambil dari Universitas Hasanuddin misalnya.

"Siswa memukul gurunya berarti ada yang salah ini. Segera akan dilakukan treatment atau perlakuan dan pengobatan bagi anak ini untuk sebenarnya apa yang terjadi pada anak ini. Kenapa dia tega memukul gurunya. Mungkin ada masalah pribadi misalnya pernah jadi korban kekerasan," kata Danny seperti dikutip merdeka.com.

Danny pun menolak keras kabar yang mengatakan siswa ini akan ditolak di sekolah manapun di Makassar. Menurutnya, semua bisa diselesaikan dengan kepala dingin dan tanpa emoasi. Selain itu, anak-anak seperti MAS ini justru harus mendapat perhatian lebih dari semua pihak karena dia masih butuh bimbingan dari orang sekitar, bukan malah menolaknya dan membuat masa depan anak tersebut semakin suram.

Danny juga mengimbau kepada seluruh tenaga pengajar di Makassar agar tidak menggunakan cara-cara kekerasan dalam menghukum siswanya. Sebaliknya, jika orang tua merasa anaknya diperlakukan tidak adil, maka bicarakan baik-baik dan tidak perlu konfrontasi yang berlebihan.

Danny menilai adanya pergeseran nilai di masyarakat membuat posisi guru ikut bergeser. Ia merasa prihatin dengan insiden yang melibatkan guru, murid, dan orang tua murid. Menurutnya, perlu dilakukan penguatan profesi guru dengan memperbaiki kualitas pendidikan, dan peran itu harus dijalankan oleh organisasi profesi guru dengan dukungan pemerintah. Tindakan preventif yang ditempuh oleh pemerintah agar insiden ini tidak terulang kembali dengan menerbitkan Perwali (Peraturan wali kota) yang mengatur pengamanan di lingkungan sekolah selama jam belajar. 

Ikuti tulisan menarik Fatima Az Zahra lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler