Sekilas, ruang kelas di dalam sebuah bangunan sekolah taman kanak-kanak di kawasan perumahan Mimosa, Pejaten Barat Jakarta Selatan itu, sama saja dengan kelas lain. Namun, jika diikuti lebih lanjut, materi yang dibahas tidak merupakan materi normal sebuah kelas. Mereka membahas tentang ular. Binatang melata yang buat kebanyakan orang, menjijikan, menakutkan dan tentu "perlu" dibunuh, karena dianggap pengganggu dan pengancam.

Selamat datang di kelas Ular Indonesia, Sioux. Hari ini (25/9), saya berkesempatan belajar langsung dengan para mentor di kelas ini.

Kelas Ular Indonesia atau KUI sudah diadakan 2 kali. Kelas ketiga ini, diikuti oleh 13 orang peserta. Satu orang diantaranya perempuan. Dan satu orang diantaranya, adalah Koko, anak kelas 3 SD berusia delapan tahun. Koko, memang cinta sekali dengan ular.  Dia dengan antusias dan bersemangat, bergabung dengan peserta lain yang lebih tua, untuk bisa lulus. Tidak hanya dari Jakarta, peserta KUI 3, juga berasal dari Bogor, Bekasi, Tangerang dan Bandung.

Menurut Kisin (26), Kepala Sekolah KUI angkatan ke-3 tahun 2016, peserta yang ikut kegiatan ini mempunyai persyaratan tertentu. “ Syarat yang utama adalah harus merupakan muscle Sioux yang masih aktif,” ujarnya. Muscle adalah sebutan untuk anggota Sioux. Kelas ini diciptakan untuk mencetak pemateri-pemateri Sioux.

Materi yang diajarkan tentu saja yang berkenaan dengan dunia hewan melata ini. Dari mulai Biologi Ular, Snake Bite atau Pengenalan Gigitan Ular, hingga kepada Ophio Phobia. Peserta juga diajari tentang Public Speaking, Teknik Presentasi dan management panggung. Pada akhirnya nanti, peserta akan belajar bagaimana cara Handling ular secara aman.

Kelas Ular Indonesia sesi ke-3 masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan setiap hari minggu, pekan pertama dan ketiga. [IBM1016]

photo by Sabath Dilpa Maryo

Ikuti tulisan menarik Etin Ibrahim lainnya di sini.