Isu "mengancam keberagaman (kebhinnekaan)" mencuat kembali ketika umat Islam menuntut penyelesaian kasus penistaan agama oleh Ahok. Namun saat kaum muslim menuntut keadilan atas kedzoliman yang menimpanya, umat “dipaksa” untuk menerima & memaafkan atas ketidakadilan dan kedzoliman yang menimpa mereka. Kondisi tersebut terjadi dan selalu berulang dengan alasan untuk mempertahankan kebhinnekaan/keberagaman yang ada di tanah air.
Keberagaman adalah sunatullah yang bisa membawa kebaikan & berkah, jika pengaturan urusan di masyarakat *benar* dan dilakukan oleh penguasa dan aparatur negara yang amanah. Namun jika sebaliknya maka keberagaman mendatangkan keburukan & bencana.
Dan Islam adalah agama yang mengakui kebhinekaan ini. Islam juga memiliki aturan yang sempurna, adil, dan berkeadilan yang digunakan untuk mengatur interaksi di masyarakat yang bhineka tersebut, tanpa harus menjadikannya satu warna, dengan menolak keberadaan penganut agama, suku, dan bahasa yang berbeda. Sehingga adanya keberagaman tetap akan menjadi kebaikan bagi semua manusia. Dan hal ini telah terbukti berabad-abad lamanya sejak jaman Rasulullah SAW hingga Khulafaur Rasyidin dan para Kholifah penerusnya, saat hukum Allah diterapkan. (L/Bogor)
Wallahu a’lam bishshowab
Ikuti tulisan menarik Erna Rushernawati lainnya di sini.