x

Iklan

Fathur Rozi

Selain aktif di SPORTS EVENT, saya ingin Berbagi Inspirasi & Solusi kepada sesama melalui WWW.SILATURAHIM.CO.ID untuk masa depan yang lebih baik.
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kekuatan 'Tiga Suci'

Dalam kehidupan bermasyarakat, kata-kata suci biasanya dilabelkan kepada para kiai, ulama, negarawan dan wali Allah. Mereka dianggap suci karena telah ...

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam kehidupan bermasyarakat, kata-kata suci biasanya dilabelkan kepada para kiai, ulama, negarawan dan wali Allah. Mereka dianggap suci karena telah berhasil   dalam usahanya untuk secara sungguh-sungguh berbuat kebaikan dan tidak berbuat jahat. Banyak para kiai yang menjaga dirinya agar selalu dalam keadaan suci. Sehingga ketika akan shalat, para kiai tersebut tidak perlu wudhu lagi.

Ini sejalan dengan hadist Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Mus’ad bin Sa’ad, “Shalat tanpa suci, tidak diterima. Begitu pula sedekah dari hasil korupsi.” Jika tubuh tak suci, tak mungkin kita melakukan kegiatan yang berhubungan degan Tuhan. Bahkan kekayaan materi yang dimiliki seseorang tidak dengan sendirinya bisa mengantarkannya ke surga, sebelum diketahui bahwa kekayaan itu “suci” adanya.

Ketika perang kemerdekaan, seorang prajurit di Jawa Tengah dibekali dengan “Tiga Suci” oleh ibunya. Pertama, suci dari perempuan. Dalam setiap pertempuran memperjuangkan kemerdekaan, sang prajurit dilarang menjamah perempuan, kecuali menikahinya. Kedua, suci terhadap harta. Maksudnya dilarang merampas atau merampok harta benda meskipun pemiliknya tidak ada. Ketiga, suci terhadap musuh. Sang prajurit dilarang memperlakukan musuh secara sewenang-wenang. Dengan dilaksanakannya petuah sang ibu, prajurit itu selamat dalam pertempuran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tampaknya intuisi seorang perempuan dan seorang ibu bisa menankap sepak terjang dalam suatu peperangan. Betapa pun brutalnya suatu peperangan, etika dan adab pertempuran harus tetap dipegang teguh. Apalagi dalam suasana damai seperti sekarang, etika moral dan akhlak dalam kehidupan bermasyarakat perlu lebih dikedepankan lagi.

Lebih-lebih dalam kondisi masyarakat Indonesia saat ini, merupakan tugas “suci” bersama untuk menerapkan nilai-nilai yang membuat bangsa ini tetap bersatu dan mampu mencapai cita-cita adil dan makmur. Diantaranya adalah diterapkannya kedisiplinan nasional, dipatuhinya sumpah jabatan, dilaksakannya pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu, dilarangnya monopoli dan dijaminnya hak-hak rakyat. Terutama bagi para pemimnpin yang telah diberi kepercayaan, hendaknya bekerja dengan sungguh-sungguh melaksanakan amanah tersebut. Apa yang telah dijanjikan selama masa kampanye mesti direalisasikan dalam program-program pembangunan yang nyata, yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Baca juga, Hiduplah Untuk Hari Ini, Senyum Adalah Obat.

Referensi.

Ikuti tulisan menarik Fathur Rozi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu