x

Iklan

arif bulan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

GENERASI Y

Tulisan ini bertujuan untuk memahami generasi Y.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mungkin kebanyakan kita belum tahu apa itu generasi Y. Generasi Y boleh dibilang generasi milenial yang kebanyakan mereka berusia antara 17-37. Generasi ini merupakan generasi produktif yang dimiliki oleh Indonesia, maka tidak berlebihan jika banyak akademisi mengatakan bahwa kita sedang mendapatkan bonus demografi di mana manusia produktif kita saat ini mencapai 84 juta jiwa (BPS, 2015) dan akan terus bertambah hingga tahun 2030 dan bahkan pada tahun 2045 nanti di mana tahun itu merupakan 100 tahun kemerdekaan Indonesia.

Usia produktif dengan jumlah yang sangat fantastis tersebut tentu sangat memberikan manfaat bagi Indonesia. Namun disisi lain usia produktif ini bisa menjadi boomerang bagi bangsa Indonesia jika tidak dikelola dengan baik. Melihat banyaknya usia produktif ini maka strategi pemerintah harus berfokus pada pengembangan SDM, bukan pada eksploitasi sumber daya alam. Perlu di sadari bahwa sumber daya alam itu bisa habis namun sumber daya manusia sangat sulit untuk habis maka maju atau tidaknya Indonesia tergantung pada generasi Y.

Generasi harus melihat visi ke depan, Indonesia butuh peran serta generasi produktif ini. Lihat saja, tokoh-tokoh politik kita yang duduk di DPR kebanyakan mereka sudah berada pada usia lapuk, tulangnya mulai keropos, mungkin juga mereka sebentar lagi akan tergerus oleh peradaban, maka siapa lagi yang akan menggantikan mereka selain kita generasi Y. Saatnya generasi Y harus melihat itu, ada banyak peluang dan juga tantangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melihat adanya ‘explosure of productive age’ maka kita pun memiliki tantangan. Tantangan ini sangat serius bisa jadi generasi Y bahkan ini menjadi beban negara dan juga bisa membuat gaduh. Sebagai generasi Y yang sadar akan adanya ledakan usia produktif ini maka sepatutnya generasi Y mengedepankan “Sinergi” buka kompetisi. Sebagai contoh, lihat saja gaduhnya Pilkada DKI sekarang, itu terjadi karena persaingan dan perebutan kekuasaan bukan pada persoalan bersinergi membangun Jakarta. Analogi sederhanya begini, jika kita punya keinginan yang sama untuk membangun, maka sudah sepatuhnya kita bersinergi bukan berkompetesi apalagi kompetisi yant tidak sehat. Sejatinya memang begitu kompetisi memang tak sehat.

Disisi lain, sebagai generasi Y kita punya peluang besar. Peluang itu berupa peluang untuk bergerak maju secara bersama-sama. Seperti yang telah disebutkan di atas, mereka sudah lapuk, keropos, mungkin sebentar lagi akan tergerus zaman maka tugas kita harus mempersiapkan diri. Lantas apa saja yang perlu kita siapkan, selain ilmu dan pengetahuan kita juga perlu menyiapakn skills. Kita yang berada pada generasi Y ini sebenarnya generasi yang beruntung di mana kita mendapatkan fasiltas teknologi yang begitu pesat maka sumber ilmu dan pengetahuan sangat mudah didapatkan, mediumnya tidak lagi pada guru-guru di sekolah, namun kita bisa mencari ilmu maupun pengetahuan yang lebih dari yang diajarkan oleh guru di sekolah.

 

Untuk memenuhi tuntutan zaman maka sudah sepatutnya generasi Y harus mempersiapkan diri dengan matang demi bersinergi membangun negeri.

Ikuti tulisan menarik arif bulan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler