Madrasah Mencetak Generasi Emas

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kisah-kisah inspiratif dari siswa-siswi madrasah yang berprestasi.

Judul: Madrasah Mencetak Generasi Emas

Penulis: A. Khoirul Anam, dkk.

Tahun Terbit: 2015

Penerbit: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam kementerian Agama Republik Indonesia

Tebal: xx + 302

ISBN:

Sering kali madrasah dianggap sebagai penyelenggara pendidikan kelas dua. Banyak pihak yang meragukan kualitas madrasah dibanding dengan sekolah umum. Apakah pendapat tersebut benar? Ternyata tidak. Madrasah adalah penyelenggara pendidikan yang sejajar dengan sekolah umum. Buktinya madrasah bisa menghasilkan lulusan yang berprestasi. Prestasi para siswa madrasah ini tidak saja berada di level nasional, tetapi juga di level internasional. Buku ini memuat 25 siswa madrasah yang menunjukkan kualitas madrasah sebagai penyelenggara pendidikan yang bermutu. Di luar sana tentu saja bukan hanya 25 siswa ini yang telah meraih prestasi melalui madrasah. Pasti ada ratusan bahkan ribuan siswa yang berprestasi melalui madrasah.

Para siswa yang sebagian sudah menjadi alumni dan bahkan sudah bekerja di profesinya masing-masing ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan pendidikan di madrasah tidak kalah mutunya dengan sekolah umum. Madrasah yang dikelola dengan baik, berasrama dan membangun budaya kompetisi ternyata bisa menelorkan alumni-alumni yang sukses. Tentu saja madrasah-madrasah tersebut dikelola oleh kepala madrasah yang professional dan berdedikasi serta guru-guru yang berkompetensi yang tinggi dan memiliki hati untuk mengabdi.

Lalu apa saja torehan prestasi yang telah dihasilkan oleh madrasah melalui 25 siswa ini? Ada alumni yang menembus beasiswa di universitas-universitas terkenal di luar negeri. Ada alumni yang sukses mendapat beasiswa di Jepang, Jerman, Korea Selatan dan Qatar. Ada juga para siswa yang berhasil menjuarai kompetisi sain, matematika penelitian ilmiah di tingkat nasional dan internasional. Para siswa ini juga menunjukkan karakter yang hebat. Mereka adalah para pekerja keras, ulet dan pantang menyerah, berani menghadapi tantangan dan rajin belajar.

Kesuksesan para siswa ini tidak ada hubungannya dengan kemampuan finansial keluarganya. Dari keduapuluh-lima siswa ini latar belakang ekonomi keluarganya beragam. Ada siswa yang berasal dari keluarga relative mampu, tetapi ada juga yang berasal dari keluarga yang pas-pasan, bahkan kekurangan. Jadi, jika kesempatan diberikan, maka siapapun bisa berprestasi. Dan madrasah sudah membuktikannya.

Lalu apa yang menjadi kunci sukses menurut para siswa ini? Amiril Haq, atau yang sering dipanggil Haqi, siswa MTs Bustanul Ulum Pamekasan Madura yang meraih medali di World Mathematic Invitation itu mengatakan bahwa “tanggung jawab dan kesempatan” adalah kunci dari sukses yang didapatnya. Tak berbeda dari Haqi, Muhammad Assad alumni MAN Insan Cendekia Serpong yang mendapatkan beasiswa dari Qatar menyampaikan bahwa kunci sukses adalah” when preparation meets opportunity”.

Sayang sekali pemilihan siswa yang ditampilkan kurang mendapat perhatian dengan baik. Dari 25 siswa yang profilnya dicantumkan dalam buku ini, ada 14 yang berasal dari MAN Insan Cendekia. Tujuh orang dari MAN Insan Cendekia Serpong dan tujuh siswa dari MAN Insan Cendekia Gorontalo. Sedangkan 10 sisanya dari berbagai MTs dan Madrasah Aliyah lain. Hanya satu orang yang berasal dari jenjang MI, yaitu M. Kafa Mas’udi sang juara Olimpiade Sain dan Matematika tingkat Provinsi Jawa Timur.

Seperti diketahui Madrasah Aliyah Insan Cendekia adalah madrasah yang dibangun dengan kualitas khusus. Dulunya, sebelum madrasah ini dinegerikan, madrasah ini didirikan oleh Pak Habibie di bawah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPTP). Tentu saja dengan fasilitas yang ada di madrasah Insan Cendekia membuat anak-anak mendapatkan kesempatan yang sebesar-besarnya untuk menjadi sukses. Pencantuman 14 dari 25 siswa dari sebuah madrasah elite bisa menimbulkan kesan bahwa madrasah lain yang berada di kota-kota kecil, bahkan di kampung-kampung kurang bisa menghasilkan prestasi. Tapi untunglah beberapa siswa yang ditampilkan berasal dari madrasah biasa di kota kecil.

Buku semacam ini akan sangat baik apabila didistribusikan ke madrasah-madrasah dan juga ke sekolah-sekolah umum. Sebab melalui kisah sukses para siswa ini bisa memotivasi siswa lain yang saat ini masih belajar di madrasah dan di sekolah umum. Apalagi saat ini pemerintah sedang menggencarkan program budaya literasi. Di saat madrasah dan sekolah kekurangan bahan bacaan yang bermutu, buku semacam ini bisa memenuhi kehausan para siswa di negeri ini akan bahan bacaan yang baik. Sayang kalau buku semacam ini hanya mendekam di gudang kantor Kementerian Agama saja.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler