x

Iklan

jefri hidayat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Gedung Ini Menyimpan Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia

Kini gedung tersebut tetap berdiri tegak meski telah berumur puluhan tahun. Didalam gedung tersebut tersimpan sebuah cerita sejarah perjalanan bangsa ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bangunan yang terletak di pinggiran Sungai Batang Hari itu masih berdiri kokoh. Kondisi bangunannya sangat terawat dan tampak telah dipugar kembali tanpa menghilangnya corak aslinya yang  bergaya arsitektur kolonial Belanda. Bagian luar telah di cat dengan warna hijau kecoklat-coklatan seperti kantor tentara.

 Gedung yang terletak di Jorong Sungai Kilang, Kenagarian Sungai Dareh, Kecamatan Pulau Punjung, Dharmasraya itu telah beralih fungsi menjadi menjadi kantor Forum Kabupaten Dharmasraya Sehat (FKDS) sebuah lembaga yang begerak di bidang kesehatan dan sanitasi lingkungan.

Kini bangunan tersebut dikelilingi oleh gedung perkantoran dan pemukiman penduduk yang cukup padat. Di seberang gedung tersebut berdiri kantor Camat Pulau Punjung, dan disisi kanan merupakan Kantor Dinas  Catatan Sipil dan Kependudukan pemerintah kabupaten Dharmasraya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Siapa sangka, bangunan tersebut menyimpan cerita tentang sejarah perjalanan bangsa ini. Di tempat itulah rapat persiapan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) itu digelar dan dideklarasikan pada tanggal 15 Februari 1958, Sungai Dareh, Sumatera Barat.

Menurut Tempo yang mengutip tulisan sejarawan R.Z Leirissa dalam laporan khususnya tentang Muhammad Natsir, pada tanggal 15 Februari 1958, sejumlah tokoh sipil dan militer mendeklarasikan PRRI di Padang yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Hussein.

“Kemelut tersebut merupakan puncak dari gunung es pasca-Revolusi. Yang tidak kurang penting adalah terlantarnya pembangunan ekonomi yang membawa kemelaratan banyak orang,”tulis Leirissa seperti dikutip Tempo.

Dalam buku Tempo lainnya mengangkat kisah tentang mantan Perdana Menteri Sutan Sjahrir. Tempo menulis perjalanan Soemitro Djojohadikusumo dari Jakarta menuju Padang.

Soemitro naek kereta api dari Tanah Abang ke stasiun Merak, Banten. Dari Merak, kata Tempo, Soemitro menumpang perahu motor ke Pulau Sumatera naek kereta api ke Palembang dan terus ke Padang.

Pada tahun 1958 tersiar kabar telah terjadi pertemuan penting di Sungai Dareh. Para petinggi militer memberontak terhadap Jakarta. Kolonel Ahmad Husein, Kolonel Maluddin Simbolon, Kolonel dahlan Jambek dan Kolonel Ventje Samuel, berkumpul disana. Soemitro juga bergabung.

Belakangan Muhammad Natsir dari Palembang setelah penerbangan dari Jakarta dengan menumpang bus juga tiba di Sungai Dareh. Namun Tempo tidak menjelaskan apakah Natsir ikut dalam rapat tersebut.

Menurut warga Sungai Kilang, Jarmiah yang kini berusia 85 tahun menyebut bahwa memang di kantor FKDS itulah pertemuan persiapan PRRI itu digelar. Bahkan dia melihat sendiri pertemuan tersebut karena cukup menarik perhatian penduduk setempat lantaran saat itu daerah tersebut masih terpencil dan jauh dari suasana perkotaan.

“Ia betul disana (kantor FKDS) rapat itu diadakan, ramai sekali yang hadir,”katanya dalam dialek lokal saat ditanya penulis di kediamannya kemaren sore yang hanya berjarak 100 meter dari kantor FKDS terseut.

“Amak (ibu) tahu betul rapat di tempat tersebut karena waktu itu telah menikah dan punya anak,”tutur Ros, putri Jarmiah menimpali.

Jarmiah mencoba mengingat kembali kenangan puluhan tahun silam. Dia masih hafal tokoh-tokoh nasional yang hadir dalam rapat tersebut. bahkan, katanya almarhum suaminya ikut hadir dalam pertemuan tersebut karena  saat itu belum tahu-menahu apa sebenarnya yang terjadi.

“Karena ramai, ada pejabat-pejabat tinggi negara yang hadir, ya kita ikut-ikutan melihat, ingin tahu ada kejadian apa,”tutur Jarmiah sembari menyebut satu-persatu tokoh-tokoh yang hadir.

Nama-nama tokoh yang disebut Jarmiah persis yang tertulis di buku-buku dan cerita sejarah tentang PRRI yang memang sangat menyita energi Bung Karno selaku pemimpin besar Revolusi.

Kini gedung tersebut masih berdiri tegak meski telah berumur puluhan tahun. Didalam gedung tersebut tersimpan sebuah cerita sejarah perjalanan bangsa ini yang penuh dengan drama, romantika dan masalah yang tidak berkesudahan hingga sekarang.

 

 

Ikuti tulisan menarik jefri hidayat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu