x

Iklan

Abdul Manan

Jurnalis yang tertarik mengamati isu jurnalisme, pertahanan, dan intelijen. Blog: abdulmanan.net, email abdulmanan1974@gmail.com
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jack Barsky dan Kisah Pembelotannya dari KGB

Jack Barsky menjalankan tugas penyamarannya sebagai agen di AS. Kedoknya terbuka akibat pengungkapan jaringan mata-mata Rusia oleh Vasili Mitrokhin.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jack Barsky berdiri di peron kereta bawah tanah New York, Amerika Serikat, pada tahun 1988 ketika seseorang berbisik di telinganya: "Anda harus pulang atau mati". Saat itu ia sudah 10 tahun tinggal di Amerika dan menjalankan tugasnya sebagai agen dinas rahasia Uni Sovyet itu. Sekarang, KGB memintanya pulang, tapi Barsky ingin tetap tinggal.

Ia tidak pulang dan lolos dari KGB dan tetap tinggal di Amerika. Kisahnya ia tulis dalam buku Deep Undercover: My Secret Life and Tangled Allegiances as a KGB Spy in America, yang mengisahkan bagaimana ia mengadopsi identitas palsu, mengelabui KGB sehingga menganggapnya sudah mati, dan akhirnya bekerja sama dengan Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat, FBI.

Barsky lahir sebagai Albrecht Dittrich di Jerman Timur pada tahun 1949. Ketika KGB mendekatinya di awal 20-an, ia memiliki pandangan positif terhadap Komunis karena sedang memerangi Nazi. "Saya secara ideologis sepenuhnya yakin bahwa kami berada di sisi yang benar dalam sejarah," katanya seperti dikutip Smitshonian.com edisi 3 April 2017.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pda tahun 1979 Barsky memulai hidup baru sebagai mata-mata KGB dan menyamar di AS. Ia pergi dengan nama alias Jack Barsky, sebuah nama yang diambil dari seorang anak Amerika yang meninggal di usia muda. Dalam beberapa tahun kemudian ia sudah mulai bekerja di Asuransi MetLife di New York City.

Beberapa tugas Barsky sebagai agen terselubung antara lain mengidentifikasi orang-orang yang mungkin cukup tepat direkrut KGB, memberikan laporan tentang reaksi Amerika atas peristiwa terkini, dan mentransfer program komputer Amerika Serikat untuk Soviet.

Barsky berhasil menyembunyikan profesinya sebagai agen dari teman-teman Amerikanya, dan bahkan kepada wanita yang dinikahinya di New York. Istri Barsky adalah Penelope, seorang imigran tak berdokumen dari Guyana.

Barsky terus menalani kehidupan ganda ini sampai tahun 1988, ketika KGB mengiriminya pesan radio mengatakan bahwa penyamarannya mungkin telah terbongkar dan ia harus pulang. Ketika ia mengabaikan pesan radio pertama KGB, mereka mengirim pesan lainnya. Dan ketika ia diabaikan itu juga, bos-nya mengambil tindakan yang lebih drastis.

"Mereka tahu jalan setapak yang saya gunakan untuk sampai ke stasiun kereta bawah tanah. Ada tempat yang saya jelaskan kepada mereka di mana mereka bisa menempatkan sinyal," katanya. Jika Barksy melihat titik merah ditempatkan di sana, ia akan tahu bahwa KGB ingin menyampaikan sinyal darurat. Segera setelah pesan radio awal, Barsky melihat titik merah dalam perjalanannya ke tempat ia bekerja.

"Itu adalah perintah: Keluar dari sini. Tak ada lagi pertanyaan yang harus diajukan," kata Barsky. Sinyal tersebut tidak hanya berarti dia harus segera pergi, tapi itu berarti dia harus mengambil dokumen daruratnya yang ia sembunyikan di suatu tempat di Bronx dan diminta segera menuju Kanada.

Barsky tak mengikuti perintah bos KGB-nya di Moscow itu. Mengapa? "Tanpa sepengetahuan orang-orang di Moscow, saya memiliki seorang anak perempuan di sini yang berusia 18 bulan." Ia sudah memiliki istri dan seorang putra di Jerman, tapi Barsky tidak ingin meninggalkan bayi barunya di AS itu.

Ia sudah menerima bisikan ancaman dari KGB di platform kereta bawah tanah. Jika dia ingin tinggal, ia harus melakukan sesuatu "untuk memastikan bahwa mereka tidak akan datang lagi atau bahkan mungkin membahayakan keluarga Jerman saya."

Akhirnya, Barsky mengirim pesan kepada kantornya. Dia mengatakan kepada mereka bahwa ia memiliki AIDS dan perlu tetap di AS untuk mendapatkan perawatan. Ia minta KGB mentransfer tabungannya kepada istrinya di Jerman. Itu saja.

Selama sekitar tiga bulan setelah ia kirim pesan itu ke KGB, ia pergi degan rute acak saat menuju kereta bawah tanah. "Aku pergi bekerja pada waktu yang berbeda dan memakai rute zigzag, untuk memastikan tidak ada orang yang mencari saya dan melakukan sesuatu yang buruk." Ketika tidak ada yang terjadi setelah tiga bulan, ia merasa lepas dari pengawaan KGB.

Apa yang dipikirkan Barksy ternyata benar. KGB berasumsi ia memiliki AIDS dan kematiannya sudah dekat. Bertahun-tahun kemudian Barsky mengetahui bahwa ketika KGB memberikan gajinya kepada istrinya Jerman, mereka memang mengatakan bahwa ia meninggal karena AIDS.

Setelah itu, Barsky menjalani kehidupan yang cukup normal. Dia terus bekerja di MetLife dan kemudian di lembaga kesehatan Amerika, membeli rumah, dan memiliki anak lagi dengan istri Guyana-Amerika itu. Hidupnya berubah setelah identitasnya mulai terbuka.

Orang yang membuka kedok penyamarannya adalah ahli arsip KGB, Vasili Nikitich Mitrokhin, yang membelot ke Barat pada tahun 1992 dengan membawa harta besar berupa dokumen rahasia KGB, termasuk identitas sebenarnya dari Jack Barsky. Setelah itulah Barsky diawasi.

FBI mengawasinya selama lebih dari tiga tahun, bahkan membeli rumah di sebelahnya untuk mencari tahu apakah dia benar-benar seorang agen KGB dan apakah masih aktif. FBI memilliki bukti kuat soal identitas sebenarnya Barsky setelah ia bertengkar hebat dengan istrinya, yang itu tertangkap alat penyadapan yang dipasang FBI di rumah itu.

"Saya berusaha untuk memperbaiki pernikahan yang perlahan-lahan berantakan. Aku mencoba untuk memberitahu istri 'soal pengorbanan saya.' Saya telah memutuskan tinggal dengan Chelsea dan dia. Jadi di dapur saya mengatakan kepadanya, 'Apapun, ini adalah apa yang saya lakukan. Saya seorang Jerman. Saya dulu bekerja untuk KGB dan mereka mengatakan kepada saya untuk pulang ke rumah dan saya tinggal di sini denganmu dan itu cukup berbahaya bagi saya. Ini adalah apa yang saya dikorbankan." Istrinya balik mengatakan, "Apa artinya bagi saya jika mereka menangkapmu." Keluarganya pun berantakan.

Pengakuan itulah yang diperlukan FBI untuk menangkapnya. Dalam operasi cermat yang sudah direncanakan, pada suatu hari Barsky diminta menepi oleh polisi negara bagian Pennsylvania saat ia keluar dari jalan tol dalam perjalanan pulang dari kantor menuju rumah.

Setelah melangkah keluar dari mobilnya, ia didekati oleh seorang pria dalam pakaian sipil yang mengangkat lencana dan berkata dengan suara tenang: "Agen khusus Reilly. FBI Kami ingin berbicara dengan Anda" Bukannya membela diri, Brasky malah mengatakan kepada orang FBI: "Apa yang membuatmu begitu lama (untuk menangkap saya)?"

Barsky tampak bercanda dengan Joe Reilly dan agen lain yang menginterogasinya, dan mencoba memberi mereka sebanyak mungkin informasi tentang operasi KGB di Amerika Serikat yang ia tahu. Tapi ia sebenarnya panik bahwa dia akan dikirim ke penjara dan keluarga Amerika yang berusaha ia jaga, juga akan berantakan.

Nasib baik berpihak padanya. Setelah melewati tes pendeteksi kebohongan dia diberitahu bahwa ia bebas untuk pergi dan, lebih luar biasa lagi, FBI akan membantu dia memenuhi impiannya menjadi warga negara Amerika. Itu adalah salah satu target KGB yang selama ini diminta dari Barsky.

Barsky berhasil berhubungan kembali dengan keluarga yang ditinggalkannya di Jerman, meskipun istri pertamanya, Gerlinde, masih belum mau bicara padanya. "Saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan Matthias, anak saya, dan istrinya. Dan saya sekarang seorang kakek." Ketika dia bicara pertandingan sepak bola Amerika melawan Jerman, ia mengatakan, "Saya tidak Jerman lagi. Metamorfosis ini sudah lengkap."

Ia mengungkapkan rahasia kehidupan gandanya dalam program TV AS, 60 Minutes. Dia sudah lama ingin berbagi cerita kepada dunia, tapi bos-nya di perusahaan listrik New York di mana ia bekerja sebagai pengembang perangkat lunak kurang terkesan karena akan menemukan fakta bahwa mereka mempekerjakan mantan agen KGB. Perusahaan itu memecat Barsky, tapi ia tak menyesali keputusannya itu.

Mungkin ironi dari cerita Jack Barsky adalah bahwa ia hanya mampu menyelesaikan misi yang ditetapkan KGB terhadap dia ---yaitu mendapatkan paspor dan kewarganegaraan Amerika--- justru dengan bantuan FBI. Dia tidak bisa menahan senyum membayangkan bahwa akan mengatakan kepada handler KGB-nya, "Saya tidak keberatan bertemu satu atau dua dari eks kolega saya dan mengatakan 'Hei, lihat aku sudah melakukannya!'"

Foto: Jack Barsky, diambil dari BBC.com

Ikuti tulisan menarik Abdul Manan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB