x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Jangan Takut Membaca

Jadikan membaca buku pengalaman yang menggembirakan, bukan membebani

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebagian orang barangkali berpikir, membaca buku itu menghabiskan waktu. Banyak pengetahuan dan informasi, kata mereka, dapat kita ketahui dengan cepat tanpa perlu membaca buku—internet biangnya. Soalnya adalah bukan sekedar tahu, namun mengerti tentang apa yang kita baca. Banyak informasi kita telan tanpa kita tahu kebenarannya dan tanpa kita pahami artinya.

Membaca buku, di sisi lain, menawarkan tantangan tersendiri: menuntut fokus dan konsentrasi, menolak gangguan dari luar yang mengusik dan menggoda, juga memerlukan waktu. Dibandingkan menonton film atau acara televisi, membaca buku memang perlu ikhtiar yang lebih. Tapi, ada keasyikan tersendiri dan berbeda yang dapat kita nikmati dan tidak kita temukan dari, terutama, menonton acara televisi.

Tantangan itu akan mudah kita atasi bila kita mulai terbiasa membaca buku. Sering kita lihat, orang-orang tertentu membaca buku sekalipun tengah berada di tengah keramaian—di taman, ruang tunggu stasiun dan bandara, di kedai kopi, atau saat mengantri tiket pertunjukan atau pertandingan sepak bola. Gawai memang jadi pesaing yang hebat dan menggoda, tapi jika kita mulai senang membaca buku, kita akan lebih suka memilih buku ketimbang sibuk membaca pesan di media sosial.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Banyak orang juga beranggapan bahwa membaca buku itu memerlukan banyak waktu. Mereka mungkin lupa telah menghabiskan amat banyak waktu bermain gawai dan merasa setengah jam membaca buku setiap hari dianggap terlampau banyak. Jika kita mulai senang membaca, setengah jam akan terasa sangat kurang dan betapa setengah jam membaca pesan di medsos jadi kesia-siaan belaka.

Membaca buku, seperti kata banyak orang bijak, memberi ‘penghargaan’ jauh lebih banyak kepada pembacanya: menstimulasi otak untuk tetap aktif berpikir, memberi hidangan bagi jiwa, meluaskan kosakata, membuka cakrawala, meningkatkan kemampuan untuk fokus dan berkonsentrasi, memperkuat ingatan, dan lebih dari itu memberi kesenangan yang khas. Jika tak mengerti saat membaca pertama kali, suatu saat kita akan mengerti--dengan membacanya ulang atau dengan bantuan bacaan lain. Jangan pernah takut membaca, jangan pernah takut tidak akan mengerti.

Untuk menstimulasi kegemaran membaca buku, ada banyak ruang bagi siapapun. Tak harus dari karya yang berat, baik sastra maupun non-fiksi. Banyak pilihan dan yang terbaik dimulai dari apa yang kita sukai dan ingin kita baca. Bisa karya Agatha Christie, kisah perjalanan, hingga resep makanan. Resep makanan mungkin terasa teknis, tapi ini dapat membuka jalan bagi bacaan lebih lanjut, seperti sejarah kopi atau tautan kuliner dan budaya.

Tak perlu ada rasa takut atau malu untuk mulai membaca dari karya-karya sederhana, mungkin petunjuk praktis merawat komputer atau seni mengoleksi uang lama. Setiap pintu yang sudah dibuka niscaya akan membentangkan banyak jalan untuk ditempuh selanjutnya. Setelah komik mungkin novel grafis, dari cerpen ke novel. Dari biografi mungkin ke sejarah yang lebih luas. Tidak hanya ada satu jalan untuk mulai gemar membaca, kita dapat memulainya dari apa yang kita ingin baca, tak peduli bila kita tidak langsung memahami isinya.

Sebagian orang mungkin tidak menyukai kisah fantasi atau fiksi sains, tapi jika kita menjadikannya sebagai langkah awal, mengapa tidak? Pada akhirnya, kitalah yang menempuh perjalanan membaca dan kita pula yang menikmati pengalaman membaca. Siapapun boleh berbagi pendapat bahwa buku ini bagus, buku itu menarik, tapi kitalah yang memutuskan akan memilih buku yang mana—ini adalah sebuah cara agar membaca tidak menjadi aktivitas yang membebani dan membuat kita sesak napas, melainkan jadi kegiatan yang menyenangkan dan membuat kita gembira.

Jika untuk membaca buku diperlukan sedikit ikhtiar, saya kira itu wajar saja. Apapun aktivitas yang hendak kita lakukan, semuanya memerlukan ikhtiar awal. Percayalah, suatu ketika kita akan sampai pada tataran ketika membaca buku membuat kita asyik dan tenggelam ke dalam pengembaraan ide, imajinasi, yang berbaur dengan tafsir atas kenyataan. Sekalipun kita tidak setuju dengan isinya, atau tak menyukai karakter di dalam ceritanya, membaca buku memberi kita pengalaman mengasyikkan yang tak terlupakan. Jadi, mengapa menunda waktu untuk membaca buku? (Foto: tempo.co) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu