Fenomena Bunuh Diri - Pentingnya Kesadaran Kesehatan Mental
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBSaatnya semua elemen masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental
Beberapa hari lalu kita dikejutkan dengan berita meninggalnya vokalis band Linkin Park, Cherter Bennington karena bunuh diri. Kasus serupa juga banyak terjadi pada orang-orang terdekat kita. Sudah saatnya semua elemen masyarakat mulai meningkatkan kesadaran akan peristiwa bunuh diri.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengungkapkan bahwa angka bunuh diri di Indonesia adalah sebesar 2,9 kasus dari 100.000 populasi pada tahun 2015. Secara umum, angka tersebut masih lebih rendah dari Thailand (16 kasus dari 100.000 populasi). Namun, ada banyak kasus-kasus yang tidak dilaporkan.
Di Indonesia, banyak kasus bunuh diri yang tidak dilaporkan karena masih banyak yang berpikir bahwa bunuh diri adalah hal yang sangat tabu untuk dibicarakan di masyarakat dan juga keluarga. Pemikiran ini membuat psikolog, psikiater dan juga para peneliti mengalami kesulitan untuk mengumpulkan data dan juga mencari solusi untuk masalah ini.
Jika kita kembali pada bulan Maret 2017, ada seorang lelaki yang melakukan bunuh diri dan mempublikasikannya menggunakan Facebook Live. Kejadian tersebut tersebar sangat cepat ke masyarakat. Namun, ketika saya melihat komentar-komentar yang ada, masih banyak sekali orang yang cenderung mengejeknya dan juga mengatakan ia hanya ingin mencari sensasi.
Kasus di atas dapat menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia masih belum sadar dan mengerti akan pentingnya kesehatan mental. Banyak yang tidak berpikir bahwa tingkat depresi dan stress yang parah dapat berujung kepada kegilaan, gangguan jiwa dan juga bunuh diri.
Depresi tidak memandang umur, ras, jenis kelamin dan juga status. Bahkan orang-orang sesukses Chester Bennungton atau Robbin Williams tidak kebal dari pemikiran bunuh diri. Gangguan jiwa merupakan hal penting yang harus disadari semua orang, khususnya para generasi millennial yang memiliki resiko lebih tinggi terhadap depresi. Saatnya kita sama-sama sadar dan lebih terbuka terhadap pemahaman kesehatan mental dan juga pemikiran bunuh diri.
Saat ini saya bekerja menjadi penulis di perusahaan startup Malaysia, iPrice. Namun beberapa waktu lalu saya ada di posisi yang mungkin tidak semua orang pernah mengalami. Saya pernah depresi dan juga berpikir menyudahi hidup saya.
Lewat tulisan ini, saya ingin membagikan beberapa hal bisa kita lakukan untuk menolong diri kita dan juga orang lain.
Apa yang bisa kita lakukan ketika merasa depresi dan mulai berpikir untuk mengakhiri hidup? Ini ada beberapa hal yang bisa kita lakukan:
1. Cari Orang yang Bisa Kita Percaya
Saya percaya bahwa kita memiliki orang-orang dekat dan bisa dipercaya. Mereka adalah orang-orang yang bersedia mendengarkan curahan hati dan juga masalah yang sedang kita alami. Jangan sungkan untuk menghubungi mereka, jelaskan bahwa kita membutuhkan bantuan mereka. Jangan memendam permasalahan sendiri, ceritakan hal-hal tersebut ke orang-orang terdekat.
Berdasarkan penelitian, berbagi cerita ke orang-orang yang dekat dengan kita dapat menurunkan tingkat stress. Mereka dapat menjadi pendengar dan juga memberikan masukan yang membantu kita agar merasa lebih baik.
2. Jauhi Media Sosial
Media sosial terbukti dapat meningkatkan tingkat stres dan mendorong depresi. Berdasarkan penelitian dari Univesitas Brown, resiko depresi orang yang secara aktif menggunakan media sosial adalah 3.2 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak menggunakan media sosial.
Kita bisa mulai melakukan “diet” media sosial. Batasi waktu penggunaan media sosial. Jika sebelumnya hampir setiap saat kita menggunakan media sosial, mungkin bisa mulai berhenti pada saat kita bangun tidur, makan siang bersama teman dan juga pada saat malam hari.
Simpan telefon genggam kita, dan nikmati kebersamaan dengan orang-orang yang ada di dekat kita.
3. Lakukan Aktifitas yang Bisa Mengalihkan Perhatian
Depresi dan pemikiran bunuh diri sering kali muncul karena seseorang merasa kesepian. Berdasarkan pengalaman saya, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk keluar dari persaan kesepian ini adalah melakukan berbagai aktifitas.
Kita bisa melamar untuk magang, ikut kompetisi, menjadi volunteer, ikut kelas-kelas pelatihan singkat, atau olah raga. Aktifitas fisik yang reguler dapat memperlancar aliran darah yang bermanfaat untuk berbagai hormon yang ada di otak.
Buat diri sibuk dengan berbagai kegiatan untuk menghilangkan pikiran dan juga perasaan negatif dan merubahnya menjadi positif. Saya sadar ini tidak mudah, namun saya terus memaksa diri saya agar dapat tetap berpikir positif akan hidup saya.
4. Cari Bantuan Dari Tenaga Profesional
Jika kita sudah melakukan hal-hal di atas namun masih tidak menolong, maka ini saat nya kita mencari bantuan dari tenaga profesional. Hal ini sangat penting untuk kita lakukan jika terus ada di dalam kondisi depresi dan berpikir untuk membunuh diri.
Jika belum siap untuk berbagi masalah ini secara langsung ke psikolog karena merasa tidak percaya, kita bisa mendaftar ke konsultasi online gratis dan menjadi anonim. Pastikan mencari konsultasi psikolog online yang terpercaya.
Selain menolong diri sendiri, kita juga bisa dan harus menolong orang-orang terdekat kita. Ini adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mereka:
1. Menjadi Pendengar yang Baik
Kesalahan yang sering kali terjadi adalah kita mendengar untuk merespon, bukan untuk mengerti. Orang-orang yang sedang depresi sering kali tidak membutuhkan saran dari kita, mereka hanya ingin didengarkan.
Bersimpati atas keadaanya saat ini, sabar, tenang dan coba terima semua cerita-cerita yang mereka bagikan. Teman atau keluarga kita sedang melakukan hal yang benar dengan cara berbagi cerita ke kita.
Kita bisa merespon cerita mereka dengan “apa yang bisa saya bantu?”, “Iya, saya mengerti”, atau “Saya selalu di sini kalau kamu butuh”. Beri tahu mereka bahwa kita benar-benar peduli akan kondisi mereka, dan mereka tidak sendiri.
2. Jangan Menghakimi
Salah satu alasan banyak orang enggan bercerita mengenenai kondisi mental mereka, adalah ketakutan akan dihakimi. Apapun yang mereka alami pada masa lalu, seburuk apapun itu, walaupun hal itu tidak sesuai dengan nilai moral yang kita anut, jangan sekali-sekali menghakimi mereka.
Ambil waktu untuk mendengarkan apa yang sedang mereka rasakan. Ini bukan soal apa yang mereka sudah lakukan, namun lebih mengenai bagaimana perasaan mereka akan hal tersebut dan juga apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka.
3. Jangan Melakukan Bully Orang yang Sedang Depresi
Sudah sering terbukti bahwa bully sangat dapat memicu tindakan bunuh diri.
Efek dari bully terhadap perasaan dan kualitas diri dari korban sangat destruktif. Mereka akan merasa tidak bernilai, tidak dicintai, tidak diinginkan.
Letakan diri kita di posisi mereka. Apa kita mau dipermalukan di depan umum? Jika tidak, maka jangan lakukan itu ke orang lain.
4. Bujuk Mereka untuk Mendapatkan Pertolongan dari Tenaga Profesional
Jika kondisi teman atau keluarga kita tidak juga membaik, kita harus secara perlahan menasehati mereka untuk mendapatkan pertolongan yang serius.
Yakinkan mereka bahwa pertolongan itu ada dan juga pemikiran untuk bunuh diri itu hanya sementara. Beri tahu bahwa hidup mereka sangat penting bagi kita dan juga keluarga.
Setiap tahun, ada jutaan orang di dunia yang mengalami masalah dengan kondisi mental. Mereka bisa jadi teman, keluarga, pasangan, atau bahka diri kita sendiri. Terus belajar mengenai tanda-tanda depresi dan juga bagaimana cara menghadapinya.
Saya yakin bahwa pemahaman mengenai kesehatan mental berperan besar bagi lingkungan yang positif dan juga dapat menyelamatkan banyak jiwa. Bayangkan jika kesehatan mental bukan hal yang tabu dan negatif, akan banyak orang-orang yang mulai angkat suara dan berbagi mengenai pertarungan yang mereka lalui.
Cerita-cerita ini akan dapat menginspirasi orang lain untuk sama-sama bertarung melawan perasaan negatif dan juga depresi.
Semoga cerita pengalaman pribadi saya dapat menginspirasi banyak anak-anak muda di luar sana agar tetap kuat dalam menjalani hidup.
Ingat, banyak orang-orang yang sayang dengan kita. Tetap kuat dan jangan menyerah :)
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
5 Kesalahan Merawat Kulit Wajah
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBTetap Fit dengan 4 Suplemen Kesehatan Berikut Ini
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler