Spiritual Bertani

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

menumbuhkan ruh spiritual islam dalam bertani

oleh : zainurrofieq

Dalam misi perjalanan program “Berkah Alam” Alhamdulillah saya berkesempatan mengunjungi mega proyek pertanian dengan energy panas bumi milik grup Takafuji di jepang.  Lahan  tertutup yang luasnya sekkitar 7 ha (hectare) itu adalah milik seorang Jepang Muslim bernama Takahiko Sato.  Dalam perjalanan ke airport OITA di Jepang selatan itu saya bertanya serius pada Mr. Sato san, pertanyaannya, "kenapa tuan tertarik untuk ber tani\bercocok tanam?" dengan haru semangat beliau menjawab:"dengan bercocok tanam, setiap hari saya bisa melihat dengan nyata "kerja" Allah, yang menumbuhkan smuatanaman!!!". Subhanalllah, dari bertani, ternyata tauhid kita dapat semakin tebal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam perjalanan lain di negri Eropa, perjalanan panjang dari kota Malaga sampai di  Granada Sepanyol, ketika melihat langsung pertanian pohon zaitun ter super di dunia, seorang guide tour mengatakan kalimat yang sulit saya lupakan, kata-katanya adalah: “ Negara Sepanyol (Eropa) ini maju sebenarnya dulu karna telah belajar dari kaummuslimin yang membangun peradaba Alandalus, dari kaum muslimin bangsa Eropa ini belajar bertani (bercocoktanam). Sebelum kaummuslimin datang ke jazirah Eropa ini penduduk  lokal sini belum memiliki perhatian tinggi  dengan pertanian”.

Jika kita lihat dan analisa dalam siroh nabawiyyah (sejarah nabi Muhammad) dalam membangun peradaban yang kuat, yang bisa mengalahkan Bizantium dan Roma itu, Rasululllah ternyata memiliki kunci yang sangat dahsyat. Yaitu menggabungkan kaum Niagawan dari muhajirin, dengan kaum fallahin atau parapetani dari kaum Anshor.  Jadi pertanian memang menjadi landasan utama Rosululllah dalam membangun sebuah pranata sosial kemasyarakatan dan politik. Ditambah dengan penguatan mentalitas petani oleh Rosululllah sehingga karakter dan progres kemajuannya betul-betul diharapkan dalam menopang kehidupan yang semakin bersaing saat itu. Rasululllah telah berhasil “meng coach” para petani higga subur makmur nan berlimpah berkah.

Dalam sejarah peradaban Islam sepeninggal Rosulullah pun kita mengenal nama Abu Zakaria Yahya bin Muhammad bin al-Awamm al-Isybil atau lebih dikenali sebagai Ibnu Al-Awwam. Beliau dilahirkan di Seville dan hidup pada zaman kejatuhan peradaban Islam di Andalus.  Beliau telah mampu menghasilkan kitab yang berkaitan dengan pertanian dan ternakan. Kitab pertanian yang dihasilkannya itu berjudul “al-Filahah” yang mengandungi 34 fasal atau bab. Ia terbahagi kepada dua bahagian iaitu pertanian dan penternakan. Bahagian pertama menceritakan cara memilih tanah dan bagaimana untuk menyuburkannya, menyalurkan air dan cara menanam dan memilih benih pokok. Seterusnya beliau menerangkan cara menguruskan kebun bermula daripada kaedah memilih benih, jenis pokok yang boleh ditanam dan sesuai dengan tanah serta kawasan. Beliau juga menunjukkan cara bagaimana untuk menyuntik pokok, mengkawinkan pokok, menyembuhkan penyakit pokok, serta cara menyimpan benih dan cara menyimpan buah-buahan yang kering atau basah. Bukunya ini dianggap sangat berguna, maka ia telah diterjemahkan kepada beberapa bahasa antaranya bahasa Sepanyol (dicetak di Madrid-1802), Seville (1878) dan bahasa Perancis (dicetak di Paris 1865). Dalam bidang tersebut, beliau telah mengkaji terlebih dahulu sebelum menghasilkan resolusi yang berkaitan dalam pertanian dan penternakan. Ibnu Awamm dianggap sebagai tokoh dan ilmuan yang sangat teliti dalam mengembangkan ilmu yang diketahuinya. Beliau menulis bukan saja berdasarkan teori semata-mata tetapi berasaskan amalan yang dilakukannya terlebih dahulu dan mempraktikkannya.

Subhanalllah, berbarenngan dengan inspirasi-inspirasi islami tentang pertanian itu, sengaja kami mencoba menggulirkan sebuah program BERKAH ALAM. Aplikasi bercocoktanam dengan menggunakan spirit iman dan tauhid. Apa yang terjadi? Sungguh sangat luar biasa. Dalam prosesi memulai pembibitan kita sampaikan pada para petani “agar tidak membubuhkan biji ke polybag kecuali lisan dan hati kita tengah memaknai kalimat dzikir”. Begitupun ketika benih itu pindah tanam ke lahan saya sampaikan kepada para petani :”Benih ini selama disemai tiap hari diajak selalu berdzikir, ketika disirami pagi dan juga sore hari, maka ketika pindah tanam ini, jangan biarkan tanaman ini dibiarkan sendiri tumbuh tanpa  diaping dengan bacaan dzikir ketika memeliharanya ketika menyiram dan mengontrol selalu ajaklah pepohonan ini berdzikir”.

Apa hasilnya? Allahuakbar,  seorang Indonesia doctor (PHd) dari jepang ketika berkenan melihat hasil tanaman ini (cabai)  beliau mengatakan kepada saya : “ini kok luarbiasa buahnya malah lebih banyak ketimbang daunnya”.  Dan ketika proses panen saya coba pembeli cabenya ambil dan lihat langsung untuk menakar hasil, tengkulak itu bilang: “paling biasanya hasilnya 400 kiloan sekali metik” (lahan sekitar  300 bata/ setengah hektaran). Yang dapat diambil tengkulak itu dari hasil tanaman itu ternyata sampai 3 kali lipat, hasilnya didapatkan 1,4 ton cabai. Subhanalllah.

Semakin yakinlah bahwasanya energy tauhid dengan aplikasi dzikir bersama alam, mengajak pepohonan selalu mengagungkan Allah dengan Istighfar, tahlil, tahmid , takbir dan bacaan lainnya termasuk  bacaan alquran, semakin menyejahterakan pepohonan dan hasilnya berlimpah buat kita.

Walau memang harus disadari bahwa serangan hama atau cuaca extreme pun harus diwaspadainya tentunya dengan ilmu dan pengalaman empiric termutakhir yang disesuaikan dengan kondisi. Namun bisa semakin disimpulkan bahwa dunia spiritualitas sangat menopang dan menjadi daya tarik husus ketika mulai di aplikasikan dalam dunia percocoktanam atau bertani.

Banyak factor penyebab kegagalan para petani dinegri kita, salah satunya adalah terpisahkannya energy ibadah penghambaaan kepada dzat yang menumbuhkan dan menghasilkan tanaman kita dengan para penanamnya.

Maka dengan bismillah, ruh spiritualitas ini harus kita sosialisasikan dengan serius terutama kepada para petani kita. Semoga……………

Lisbon, Portugal 26/3/ 2017.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Zainurrofieq

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Anihilasi dan Teleportasi untuk Isra Mi'raj

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
img-content

Spiritual Bertani

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler